2 ABG Sukabumi yang mau dijual ke Papua dijaga ketat Dinsos
Merdeka.com - Dua perempuan muda berinisial AS (16) dan LA (19), asal Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat saat ini sudah berada di rumah aman dalam perlindungan Dinas Sosial Sulsel, setelah lolos dari cengkeraman dua muncikari di Makassar yang dipanggilnya Mami Siska dan Mami Cindy.
Kepala Seksi (Kasie) Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran Dinas Sosial Sulsel, Ibrahim Sudirman menjelaskan, sejak kedua perempuan muda ini dibawa ke kantor Dinas Sosial oleh jajaran Polsek Mamajang, Senin malam, (10/10) pukul 20.00 wita, langsung diamankan di rumah aman yang terletak di Selatan Kota Makassar.
Selain didampingi dua Pekerja Sosial (Peksos) dari Rumah Perlindungan Trauma Center, di sana juga dijaga dua sekuriti yang berjaga 24 jam.
-
Siapa yang disekap dan diperkosa? Penyidik Satreskrim Polres Lampung Utara, Lampung, segera merampungkan berkas enam tersangka penyekapan dan perkosaan siswi SMP inisial NA (15).
-
Siapa yang ditangkap dan dipelihara? Dahulu pernah ada orang dari suatu daerah berhasil menangkap burung jalak lawu ini untuk dijadikan burung peliharaan. Awalnya tidak terjadi apa-apa pada orang yang menangkap burung ini. Namun, ketika sampai di tengah perjalanan. As mobil orang tadi tiba-tiba patah secara misterius.
-
Dimana siswi SMP disekap? Dari 10 tersangka pelaku pemerkosaan, empat orang masih belum tertangkap. Polisi mendatangi rumah empat buronan penyekap dan pemerkosa secara bergilir siswi SMP selama tiga hari di Lampung Utara, Lampung, inisial NA.
-
Mengapa pelaku memperdagangkan bayi? Motif ketiga pelaku memperdagangkan bayi-bayi malang itu hingga kini masih diselidiki.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
"Pendampingan oleh dua orang Peksos ini untuk melakukan pemulihan karena AS dan LA masih trauma pasca melewati peristiwa yang dialaminya, nyaris dikirim ke Papua dugaan akan dijual oleh muncikarinya. Sementara sekuritinya berjaga 24 jam, tapi mereka tidak mengenakan seragam agar tidak terlihat menonjol. Penjagaan cukup ketat karena dikhawatirkan orang-orang dari muncikari itu masih mengincarnya," jelas Sudirman Ibrahim.
Diungkapnya, butuh dua atau tiga hari lagi AS dan LA di rumah aman ini sampai kejiwaannya sudah sedikit membaik dan siap dipulangkan ke orangtuanya. Sementara orangtuanya pun di Sukabumi berusaha diberi pengertian melalui Dinas Sosial dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Jawa Barat untuk tidak memarahi anaknya tapi membimbingnya jadi lebih baik.
"Setelah anak-anak ini sudah siap, orangtua mereka juga sudah siap maka barulah mereka dipulangkan. Tapi tidak sekadar dipulangkan, mereka tetap dalam pemantauan. Jika pihak Dinas Sosial atau Badan Pemberdayaan Perempuan dan Anak di sana gelar pelatihan maka mereka harus diutamakan. Misalnya, pelatihan menjahit untuk melatih kemandiriannya. Jika mereka sudah mandiri barulah dilepas masa pembinaannya," jelas Sudirman Ibrahim.
Sementara Arsal, Peksos dari Rumah Perlindungan Trauma Center mengatakan, mengembalikan AS dan LA bisa dijemput juga bisa diantar ke Sukabumi.
Jika ada yang datang dengan tujuan menjemput AS dan LA, kata Arsal, harus dipastikan benar-benar jelas siapa yang menjemput mereka, keluarga, pihak Dinas Sosial atau polisi.
"Kita harus mewaspadai jangan sampai yang datang menjemput adalah antek-antek dari muncikari itu. Jadi harus jelas siapa mereka. Tapi bisa juga kita yang antar ke Sukabumi, tergantung situasinya nanti," kata Arsal.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keduanya diamankan polisi saat berada di sebuah kamar hotel di Baturaja, Ogan Komering Ulu.
Baca Selengkapnya“Saat ini satgas TPPO Polda sumbar sedang melakukan penyelidikan dengan instansi terkait,” kata Kombes Pol Dwi Sulistyawan
Baca SelengkapnyaSatu korban dibuang di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaPria tak dikenal itu membawa mereka ke suatu tempat dan diancam agar tidak teriak.
Baca SelengkapnyaD pun menjual korban melalui berbagai aplikasi kencan (dating apps) dan aplikasi pesan singkat dengan harga Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu.
Baca SelengkapnyaDua wanita asal Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), ditangkap polisi. Mereka diduga terlibat tindak pidana perdagangan orang (TPPO) antarnegara.
Baca SelengkapnyaPelaku penculikan dan pemerkosaan terhadap dua siswi SD di wilayah Kota Tangerang Selatan, diduga merupakan pelaku yang sama.
Baca SelengkapnyaSetelah tak ada kabar, keluarga melapor ke polisi. Mereka mengirim pesan singkat agar orangtua tidak mencari karena mengaku sudah bahagia.
Baca SelengkapnyaDL berperan sebagai mucikari/mami dibantu RA sebagai operator menyediakan dua wanita UYN dan AF dengan tarif Rp500ribu sekali kencan.
Baca SelengkapnyaUntuk tarif sekali kencan antara Rp250 ribu hingga Rp400 ribu.
Baca SelengkapnyaDengan memasarkan dua anak tersebut, dua muncikari itu mendapat keuntungan Rp50 ribu-150 ribu.
Baca Selengkapnya4 Anak asal Sumsel diperbudak jadi pekerja seks komersial (PSK) dan dipaksa melayani tamu 10 sampai 20 orang per hari.
Baca Selengkapnya