3 Bersaudara di Labuhan Batu Tewas Tenggelam di Parit
Merdeka.com - Tiga kakak beradik di Labuhan Batu, Sumatera Utara (Sumut), ditemukan tewas di parit, Sabtu (2/11). Mereka diduga tenggelam saat bermain di sana.
Berdasarkan informasi dihimpun, kakak beradik yang meninggal dunia yakni EMM (14) siswi kelas 2 SMP Sei Keluang; AM (12), kelas 6 SD Sungai Keluang; dan adik mereka JPM (4). Mereka merupakan buah hati pasangan suami istri Maruba Manalu dan Dongsi boru Ringo-ringo, warga Pinai Hilir.
Ketiga anak-anak itu ditemukan keluarga sudah dalam keadaan meninggal dunia sekitar pukul 18.30 WIB. Sebelumnya, mereka bermain sembari memancing ikan di parit galian alat berat yang disebut warga dengan parit bekoan.
-
Dimana keluarga itu dimakamkan? Ketiga anggota keluarga itu ditemukan di sebuah lubang kubur berisi 15 jasad di bagian tengah Kota Yaroslavl.
-
Kapan keluarga di Malang ditemukan tewas? 'Kalau melihat kondisi rumah, rumah hanya satu pintu ke depan. Di belakang ada jendela, tetapi tidak ada kerusakan sama sekali. Pintu juga tidak rusak, barang-barang dalam kamar masih tersusun rapi,' jelas AKP Gandha Syah Hidayat di lokasi kejadian, Selasa (12/12).
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Bagaimana cara anak-anak dimakamkan? 'Sebuah kista batu kapur terbentuk di sekitar kuburan dan ditutup dengan batu kapur. Kuburannya menghadap timur-barat, tidak ada penguburan sembarangan,' jelasnya.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
"Kita menduga ada yang terpeleset, lalu saudaranya berusaha menolong, tapi mereka ikut tenggelam," kata seorang warga, Andika Lumban Gaol, Minggu (3/11).
Anak-anak itu diketahui tenggelam setelah Maruba khawatir karena ketiganya tak kunjung pulang. Dia pun pergi mencari. "Waktu itu sudah Magrib mereka tidak pulang. Ayahnya pun mencari dan ketahuan sekitar jam 6 lewat," jelas Andika.
Setelah ditemukan, ketiga jenazah kemudian dievakuasi. Jenazah mereka disemayamkan di rumah duka. Camat Panai Hilir Hadmansyah mengatakan, saat kejadian, kawasan itu mengalami air pasang laut saat kejadian.
"Curah hujan tinggi ditambah pasang air laut, sehingga air di parit bekoan penuh. Tempat itu biasanya dijadikan sumber air warga," jelasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Orang tua syok saat tahu dua anak sudah mengapung satu lagi hilang
Baca SelengkapnyaAwalnya, korban bermain bersama kakaknya usia lima tahun dan temannya usia empat tahun di pinggir kali.
Baca SelengkapnyaBeruntung, ada sejumlah warga yang sedang memancing dan melihat anak-anak tersebut tenggelam.
Baca SelengkapnyaKeduanya berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada pagi Minggu (3/3)
Baca SelengkapnyaDi TKP, speedboat bertabrakan dengan perahu getek bermuatan kelapa yang bertolak dari Sungai Bungin.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaBencana longsor tersebut dipicu tingginya intensitas hujan yang menggujur kota Padang tanpa henti sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) pagi.
Baca SelengkapnyaKetiganya bocah berusia 10 tahun, 6 tahun dan 4 tahun
Baca SelengkapnyaKeempat remaja tersebut mandi di Pantai Pancer atau dikenal juga Pantai Perawan Desa Sidoasri.
Baca Selengkapnyapenyebab kebakaran diduga berasal dari ledakan pada mesin pendingin (freezer) kapal saat aktivitas bongkar muat ikan.
Baca SelengkapnyaNF awalnya berenang di Waduk Tanah Merah bersama empat temannya yang lain.
Baca SelengkapnyaSampan yang dinaiki para santri terbalik, tiga orang tenggelam dan dua orang selamat.
Baca Selengkapnya