3 Pasien di RS Sulianti Saroso Dalam Pengawasan Gejala Virus Corona
Merdeka.com - Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, mencatat telah merawat setidaknya 24 pasien terduga Virus Corona atau COVID-19. Data itu dihimpun dari awal Januari 2020 sampai 28 Feb 2020.
"21 orang sudah dipulangkan setelah dirawat sekitar 4-5 hari karena hasil labnya negatif virus COVID-19," kata Direktur Utama RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, Mohammad Syahril, saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (29/2/2020).
Mohammad Syahril menerangkan, pasien yang dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, merupakan rujukan dari berbagai Rumah Sakit di Jakarta. Salah satunya, Rumah Sakit Pondok Indah.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
Mohammad Syahril mengatakan, pasien itu menunjukkan gejala; demam tinggi >38 derajat, batuk pilek, sakit tenggorokan.
"Dalam 14 hari terakhir bepergian ke daerah yang sedang ada wabah. Misalnya Wuhan, Singapore, Jepang dan Korea atau orang tersebut kontak dengan pasien yang kena virus corona," ujar dia.
Hingga saat ini, masih ada tiga pasien Dalam Pengawasan (PDP) karena memenuhi kriteria yang ada dalam pedoman infeksi virus corona.
"Saat ini masih dirawat tiga orang PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan menunggu hasil laboratorium yang diperiksa di litbangkes. Kondisi pasiennya baik-baik saja," terang dia.
"Hasil lab ke 1 sudah negatif tinggal tunggu hasil yang ke 2," sambung dia.
Tapi, Mohammad Syahril menolak penggunaan suspect Virus Corona atau COVID-19 dialamatkan ke pasien-pasien itu. Menurut dia, kalimat yang paling pas adalah Pasien Dalam Pengawasan.
"Bukan Suspect. Tapi Pasien Dalam Pengawasan. Jadi dirawat di ruang isolasi sambil diperiksa laboratoriumnya," ujar dia.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber: Liputan6.com
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat tiga kasus cacar monyet di DKI Jakarta, kasus pertama ditemukan Agustus 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaKepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaHasil tes kesehatan itu akan diserahkan oleh pihaknya ke KPU DKI Jakarta pada sore hari.
Baca Selengkapnya