5.000 Mahasiswa Indonesia Tertipu Beasiswa Kuliah di Asia dan Oseania
Merdeka.com - Sekitar 5.000 pelajar Indonesia yang kuliah di luar negeri tertipu oleh agen lembaga pendidikan. Jumlah tak sedikit ini dihimpun dalam kurun waktu tiga tahun terakhir oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) kawasan Asia dan Oceania.
Saat ini jumlah anggota PPI mencapai 120 ribu orang yang berada di 57 negara.
Nikkolai Ali Akbar, Ketua Tim Satgas Penipuan Agen dan Kerja Paksa PPI Kawasan Asia dan Oceania periode 2019/2020, mengungkapkan ini hasil timnya berdasarkan pengakuan para pelajar Indonesia yang kuliah di Asia dan Oseania, seperti di Taiwan. Ribuan para pelajar Indonesia ini tertipu dengan info beasiswa. Salah satu penyebabnya kurang informasi dan koordinasi dengan jaringan PPI.
-
Siapa yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia? Melalui kerja keras dan pengorbanannya, maka ada banyak generasi yang berhasil terlepas dari kebodohan.
-
Apa itu Program Indonesia Pintar? Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan bantuan berupa uang tunai, perluasan akses, dan kesempatan belajar dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin untuk membiayai pendidikan.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang kuliah ke luar negeri? Anak sulung Nana Mirdad dan Andrew White itu akan melanjutkan pendidikan di UWA Business School, Perth, Australia.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan oleh agen penyaluran tenaga kerja? Budi Triman (37), salah satu korban asal Pati mengaku, ia pada awalnya dijanjikan kerja di Korea oleh HS dengan syarat memiliki sertifikat keahlian las yang diterbitkan dari Kapten Indonesia.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
Menurutnya, ada dua modus operandi dalam penipuan yang dialami 5.000 PPI. Pertama, para pelajar ini dijanjikan beasiswa di kampus luar negeri. Namun, saat berada di negara tujuan, mereka diharuskan les bahasa asing negara tersebut dengan biaya sendiri tanpa kepastian kuliah di kampus tujuan.
"Modus kedua, agen menawarkan program kuliah sambil bekerja di luar negeri. Tapi faktanya, para pelajar dimintai uang dulu, kemudian tinggal di mess pabrik. Pada Senin-Jumat, mereka bekerja di pabrik, sedangkan Sabtu-Minggu baru mereka kuliah. Namun, gaji mereka justru untuk bayar biaya kuliah. Jadi tidak ada beasiswa," ujar Nikkolai yang dijumpai saat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dan PPI di kampus Universitas Indonesia, Depok, kemarin (23/8).
Atas kejadian penipuan ini, lanjut Nikkolai yang kuliah di China, PPI melakukan mediasi bersama Kedutaan Besar RI di masing-masing negara kepada para agen ini untuk mencari jalan keluar. Mereka yang merasa tertipu banyak yang memutuskan pindah untuk kuliah di negara lain. Namun, tidak sedikit yang membawa kasus ini hingga ke pihak berwajib.
Untuk menghindari praktek penipuan ini, lanjut Nikkolai, PPI Dunia segera membuat megaportal yang berisi informasi beasiswa kuliah di luar negeri yang valid dan kredibel. Ini untuk melawan informasi beasiswa di luar negeri di media sosial yang akunnya diragukan kredibilitasnya.
Megaportal ini bernama PPI.ID yang akan menggantikan PPI.ORG, hasil kerja sama dengan PANDI.
Dia berharap megaportal bisa menyatukan seluruh informasi beasiswa di 57 negara perwakilan PPD, sehingga informasi yang disampaikan valid. "
Jadi ada integrasi antara para mahasiswa di Indonesia dan PPI di negara tujuan beasiswa. Mereka bisa langsung tanya bagaimana studi di sebuah negara, gaya hidup di negara tersebut hingga soal magang, kerja partime, dan informasi pajak di negara bersangkutan," kata dia.
PANDI Bantu
Yudho Giri Sucahyo, Ketua Umum PANDI, sebelumnya menjelaskan dalam kerja sama dengan PPI, pihaknya memberikan nama domain premium PPI.ID secara gratis, termasuk web hostingnya, selama masa kerja sama. PANDI juga mendorong seluruh anggota PPI di dunia menggunakan nama-nama domain yang berindentitas Indonesia, seperti domain .ID, MY.ID, S.ID (untuk penyingkatan), dan sebagainya.
"PANDI menyediakan rumahnya (domain PPI.ID), sedangkan isi/kontennya dikerjakan oleh PPI. Harapannya kerja sama ini bisa menyemarakkan nama domain .ID di kalangan pelajar Indonesia di dunia, sekaligus mendorong pertumbuhan domain .ID," ujar Yudho.
Ini kontribusi PANDI di dunia pendidikan nasional, pungkas dia.
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Universitas jangan mudah tergiur dengan program magang di luar negeri yang bisa untuk menaikan akreditasi.
Baca SelengkapnyaWakil Rektor I Bidang Akademik Unismuh Makassar Abd Rakhim Nanda membantah mengirimkan mahasiswa untuk mengikuti program kerja paruh waktu Ferienjob.
Baca SelengkapnyaPolisi membeberkan peran masing-masing para tersangka.
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa itu harus menanggung sejumlah beban biaya selama mereka mengikuti program magang tersebut.
Baca SelengkapnyaUNJ buka-bukaan awal mula 93 mahasiswa UNJ menjadi korban TPPO ke Jerman.
Baca SelengkapnyaKemenko Polhukam berencana berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengurai persoalan itu.
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Amin menyoroti kasus ribuan mahasiswa Indonesia menjadi korban TPPO berkedok magang di Jerman.
Baca SelengkapnyaMereka lalu dibebankan biaya pendaftaran sebesar Rp150.000 ke rekening atas nama CV-Gen dan juga membayar sebesar 150 euro untuk pembuatan LOA ke PT SHB.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR menilai kasus tersebut adalah masalah hukum serius.
Baca SelengkapnyaIklan itu berisikan program S3 di Philippines Women's University (PWU), Filipina.
Baca SelengkapnyaKasus TPPO berkedok program magang ke Jerman atau ferienjob diikuti ribuan mahasiswa dari 33 kampus.
Baca SelengkapnyaIndra mengaku mendapat gaji Rp50 juta. Namun dipotong hingga dia menerima bersih Rp25 juta
Baca Selengkapnya