7 Warga Kepulauan Sangihe Meninggal Dunia Akibat Rabies
Merdeka.com - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangih Sulawesi Utara, Jopy Thungari mengatakan, sampai akhir April sudah tujuh orang meninggal akibat rabies.
"Sampai akhir bulan April sudah ada tujuh korban meninggal akibat rabies," kata Jopy Thungari di Tahuna, Selasa (7/5).
Menurut dia, pemerintah kabupaten sudah menetapkan kejadian luar biasa (KLB) terhadap penyakit yang disebabkan gigitan anjing yang mengakibatkan korban meninggal.
-
Apa yang dimaksud dengan rabies? Rabies adalah infeksi virus yang menyebar melalui gigitan hewan yang telah terifeksi sebelumnya. Virus rabies ini dapat masuk dalam kelompok rhabdovirus.
-
Apa penyebab rabies? Rabies disebabkan oleh virus yang masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.
-
Siapa yang paling sering menyebabkan kematian akibat rabies? Meskipun kematian akibat serangan hewan peliharaan jarang terjadi, WHO melaporkan bahwa sekitar 99% kasus kematian akibat rabies pada manusia disebabkan oleh anjing.
-
Bagaimana rabies menular? Rabies disebabkan oleh virus rabies, yang dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kucing, dan kelelawar.
-
Di mana rabies bisa ditemui? Dalam hal ini, rabies bisa ditemui di 150 negara dan di semua benua, kecuali Antartika dan Arktik.
-
Mengapa Kemenkes RI fokus pada patogen satwa? Bonanza menekankan bahwa patogen-patogen ini sering kali terkait dengan spesies satwa seperti kelelawar, primata, rodent, dan burung yang menjadi inang dan vektor penyebaran penyakit.
"KLB sudah ditetapkan oleh pemerintah kabupaten terhadap ancaman rabies pada awal tahun 2019 ini," kata dia.
Selain korban meninggal kata dia, sampai saat ini sudah ada ratusan orang yang menjadi korban gigitan anjing.
"Sudah ada 172 orang yang menjadi korban gigitan anjing dan yang meninggal tujuh orang," kata dia.
Dia menambahkan, pemerintah daerah khususnya dinas Kesehatan terus berupaya agar menekan korban gigitan anjing dengan terus melakukan penyuntikan terhadap anjing peliharaan.
"Vaksin terhadap anjing peliharaan terus dilakukan oleh petugas dinas Pertanian khususnya bagian Peternakan," kata dia.
Usah ini kata dia menemui hambatan dengan kekurangan obat untuk vaksin.
"Kami kehabisan obat untuk vaksin rabies sehingga kegiatan penyuntikan anti rabies terhadap hewan peliharaan, sementara waktu dihentikan menunggu pengadaan obat," kata dia.
Dia berharap, pemilik hewan peliharaan seperti anjing untuk tidak membiarkan hewan berkeliaran sehingga membahayakan orang lain.
"Kami berharap, jewan peliharaan seperti anjing dapat diikat aerta dikandangkan agar tidak membahayakan orang lain," kata dia. Seperti dilansir Antara.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Virus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 ini, ada hampir 4.000 kasus gigitan hewan rabies di Sumut.
Baca SelengkapnyaMenurut Yohanes Sadipun, awalnya korban yang merupakan siswa sekolah dasar itu dicakar anjing rabies bersama dua temannya.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilarikan ke RSUD Puri Husada Tembilahan namun nyawanya tidak terselamatkan.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaBila sudah muncul gejala karena terlambat penanganannya, maka risiko yang terjadi adalah 100 persen meninggal.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaBocah laki-laki itu digigit anjing pada Selasa, 6 Februari sekitar pukul 15.00 WITA.
Baca Selengkapnyasituasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.
Baca SelengkapnyaHasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.
Baca SelengkapnyaBNPB mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit tersebut terdata pada Januari-Juli 2024 di Nias Selatan.
Baca Selengkapnya