9 Siswa MTs di Tangsel Diduga Jadi Korban Perundungan Alumni
Merdeka.com - Sembilan siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pembangunan UIN Ciputat, Kota Tangerang Selatan, menjadi korban perundungan oleh alumni. Para siswa junior ini tak hanya mengalami kekerasan fisik namun juga psikis.
Ikbal, orang tua siswa korban perundungan alumni MTS Pembangunan mengaku telah membuat laporan polisi terkait tindak kekerasan yang dialami putranya oleh alumni sekolah tersebut.
"Sudah kami para orang tua siswa membuat laporan polisi, sekarang sedang ditangani," terang Ikbal, Senin (4/11).
-
Siapa saja yang terdampak bullying? Perilaku bullying tak hanya berdampak pada korban, tetapi juga pelaku.
-
Siapa yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Kenapa anak-anak jadi korban bullying di sekolah baru? Memulai sekolah baru bisa menjadi pengalaman yang menantang bagi anak-anak. Selain harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, mereka juga harus menghadapi kemungkinan menjadi korban bullying. Hal ini rentan dihadapi ketika mereka memasuki situasi baru yang tidak familiar sebelumnya.
-
Siapa yang menjadi korban bullying? Korban dan pelakunya sendiri berada pada satu lingkungan yang sama.
-
Siapa yang pernah dibully? Korban Bullying Ariel Tatum adalah salah satu artis Indonesia yang dikenal dengan kecantikannya yang luar biasa. Ia memiliki wajah yang cantik, tubuh yang seksi, dan rambut yang indah. Namun, siapa sangka bahwa Ariel Tatum juga pernah mengalami bullying.
-
Siapa yang sering jadi korban bullying? Anak-anak yang melakukan bullying biasanya berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, seperti anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap populer sehingga dapat menyalahgunakan posisinya.
Dijelaskan dia, terungkapnya kasus kekerasan di sekolah itu bermula saat putranya yang duduk di kelas 2 MTs memiliki luka lebam di pipi. Saat itu, sang anak mengakui bahwa luka tersebut akibat permainan olahraga futsal di sekolah.
"Awalnya anak saya tidak mau mengaku, tapi setelah saya tanya-tanya ternyata itu perbuatan dari alumninya," terang Ikbal.
Setelah berani menceritakan kejadian sebenarnya, terungkap bahwa ada sembilan anak menerima kekerasan fisik dari para alumni sekolah itu.
Iqbal mengatakan, kejadian itu dilakukan di dua lokasi yakni di rumah salah satu alumni sekolah dan juga di kantin sekolah.
Kapolsek Ciputat, Kompol Endy Mahandika, mengatakan, berdasarkan laporan itu terdapat lima nama terlapor yang diduga terlibat perundungan terhadap sembilan anak peserta didik di MTs tersebut.
"Ada lima terlapor, mereka adalah anak SMA kelas 1, yang merupakan alumni sekolah tersebut," terang Endy Endy.
Melanjutkan laporan para orang tua korban, Polsek Ciputat melakukan pemeriksaan untuk meminta keterangan lebih lanjut.
"Hari ini tadi sudah kita panggil orang tua pelaku satu orang dan orang tua korban dua orang. Korbannya itu benar 9, tapi yang membuat laporan dari 5 orang tua. Dua anak diduga korban bahkan sudah pindah sekolah," terang dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban atas dugaan tindak pidana kekerasan dan penganiayaan sudah lapor.
Baca SelengkapnyaAtas laporan tersebut pihaknya pun melakukan olah tempat kejadian perkara.
Baca SelengkapnyaSiswa SMA Binus School Simprug berinisial RE (16) korban perundungan teman-teman mengaku sering mendapatkan perundungan dari teman-temannya.
Baca SelengkapnyaSekolah akan tegas terhadap siswa yang terlibat perundungan dan hukum.
Baca SelengkapnyaTermasuk penyelidikan terhadap pelaku yang diduga anak seorang selebriti.
Baca SelengkapnyaAksi perundungan itu diduga dilakukan di perkampungan dekat SMPN 1 Babelan.
Baca SelengkapnyaKondisi psikis itu diketahui usai KPAI bertemu korban di kantor P2TP2A Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaSiswa Binus Simprug RE mengalami beragam bentuk perundungan oleh teman-temannya yang diduga anak-anak pejabat.
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih melapor ke polisi setelah menilai pihak sekolah anggap sepele dengan permasalahan ini.
Baca SelengkapnyaPerkelahian massal itu berawal dari ajakan melalui salah satu platform media sosial (medsos).
Baca SelengkapnyaAdapun keempat siswa yang menjadi tersangka yakniE (18), R (18), J (18) dan G (19). Semuanya berstatus pelajar.
Baca SelengkapnyaPria tak dikenal itu membawa mereka ke suatu tempat dan diancam agar tidak teriak.
Baca Selengkapnya