Anggota DPR Harap Pimpinan Baru KPK Kembalikan Fungsi KPK jadi Trigger Mechanism

Merdeka.com - Anggota Komisi III DPR Muhammad Syafi'i menilai uang negara yang diselamatkan KPK dari hasil kasus korupsi belum memenuhi harapan rakyat. Padahal, menurutnya, salah satu indikator keberhasilan lembaga anti rasuah adalah berapa jumlah keuangan negara yang diselamatkan dari para pelaku kejahatan korupsi di Indonesia.
"Itu jauh panggang dari pada api, kayaknya lebih besar harapan dan pendanaan ketimbang yang berhasil KPK selamatkan," kata pria yang akrab disapa Romo Syafi'i di Jakarta, Selasa (14/5).
"Itu kan salah satu indikator keberhasilan KPK, ternyata tidak seimbang dengan biayanya yang dikeluarkan oleh negara dengan uang yang diselamatkannya. Hanya menang rame aja lah," sambungnya.
Anggota Fraksi Partai Gerindra ini berharap kepada calon Pimpinan KPK yang baru untuk mengembalikkan khittah dari filosofi dibentuknya KPK yakni menjadi trigger mechanism dalam berantas korupsi.
Menurut dia, KPK sebagai trigger mechanism untuk penguatan penegak hukum lain dalam pemberantasan korupsi. Dia menganggap kinerja KPK masih belum sepadan dengan perkembangan korupsi.
"Maka KPK dibentuk untuk mentrigger itu, agar mereka lebih efektif menggunakan kekuasaannya dalam pemberantasan korupsi. Saya kira harapan kita sama dengan harapan dibentuknya KPK," jelasnya.
Namun, kata Syafi'i, dalam perkembangan ternyata KPK ingin menjadi satu-satunya lembaga pemberantasan korupsi. Salah satunya keluar dari semangat awal pembentukan sebagai trigger mechanism.
"Apalagi ada keinginan membentuk kantor cabang di daerah-daerah. Saya kira apa yang dilakukan KPK hari ini belum sepenuhnya sesuai harapan dibentuknya KPK," tandasnya.
Sebelumnya, proses pembentukan pansel KPK akan diteken Presiden Jokowi pekan ini. Jokowi mengaku sudah mengantongi sejumlah nama pansel.
"Pansel KPK InsyaAllah minggu ini sudah ditandatangani. Baru digodog, banyak nama sudah masuk dan tinggal kita putuskan," kata Jokowi.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya