Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Babi Mati Akibat Virus Hog Cholera di Sumatera Utara Capai 9.421

Babi Mati Akibat Virus Hog Cholera di Sumatera Utara Capai 9.421 351 Bangkai Babi Dikubur di Tepi Danau. ©2019 Merdeka.com/Yan Muhardiansyah

Merdeka.com - Wabah hog cholera atau kolera babi di Sumut belum teratasi. Jumlah babi yang mati akibat serangan penyakit itu membengkak sudah mencapai 9.421 ekor.

"Sampai hari ini 9.421 ekor babi mati," kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi di Medan, Senin (18/11) petang.

Babi yang mati itu menyebar di 11 kabupaten atau kota di Sumut, yakni Kabupaten Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun dan Pakpak Bharat, serta Kota Medan.

Orang lain juga bertanya?

Edy mengatakan, pihaknya sudah menemui menteri terkait di Jakarta. Mereka membahas wabah ‎virus hog cholera menyerang peternakan babi di Sumut ini.

Kementerian Kesehatan sudah memastikan virus ini tidak menularkan ke manusia maupun ke binatang lainnya. "Khusus si babi. Kalau bukan babi, aman dia," ucap Edy.

Pihak kementerian juga tengah memproses permintaan dari Pemprov Sumut untuk mengirim vaksin yang dapat mencegah hog cholera. "Untuk vaksin, yang menentukan itu Menteri Kesehatan untuk mengeluarkan vaksin, bukan Kadis Kesehatan. Dari Kementerian ke Kadis, ini sedang diproses," ujar Edy.

Tim dari Pemprov Sumut juga sedang turun ke lokasi-lokasi berjangkitnya wabah hog cholera. Jika sebaran virus benar-benar tidak dapat diatasi, langkah yang akan diambil adalah pemusnahan massal.

Pemprov Sumut Akan Tempuh Jalur Hukum

Sementara terkait pembuangan bangkai babi secara sembarangan, Edy menyatakan, pihaknya akan menempuh jalur hukum. Alasannya, pelaku sudah mencemari lingkungan dan merugikan masyarakat luas.

"Kalau bom sudah berjalan, kalau babi masih kejar-kejaran sama orang-orang itu," ungkap Edy.

Menurut Edy, sanksi hukum dapat memberikan efek jera bagi pembuang bangkai babi itu. "Saya akan tegas secara jalur hukum. Tapi, kasihan juga. Sudah binatang mati, kita hukum lagi. Tapi, bukan binatangnya, tapi kelakuannya itu. Itu membuat orang tidak nyaman," ucap mantan Pangkostrad ini.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya

situasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.

Baca Selengkapnya
Heboh Virus Nipah, Kemenkes Ungkap Kondisi WNI di India
Heboh Virus Nipah, Kemenkes Ungkap Kondisi WNI di India

Virus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Pasien Antraks Tak Perlu Karantina, Ini Alasannya
Kemenkes Sebut Pasien Antraks Tak Perlu Karantina, Ini Alasannya

Kemenkes mengatakan, pasien antraks tak perlu dikarantina karena penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Cacar Monyet di Indonesia Masih Terkendali
Menkes Klaim Cacar Monyet di Indonesia Masih Terkendali

Hingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Catat! Mereka yang Rentan Terinfeksi Virus Nipah
Catat! Mereka yang Rentan Terinfeksi Virus Nipah

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat mewaspadai virus Nipah.

Baca Selengkapnya
Heboh Virus Nipah di India, Sudahkah Masuk Indonesia?
Heboh Virus Nipah di India, Sudahkah Masuk Indonesia?

Virus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India, dan menelan dua korban jiwa.

Baca Selengkapnya
Fakta Baru Kasus Antraks di Gunungkidul, Warga Konsumsi Ternak Mati
Fakta Baru Kasus Antraks di Gunungkidul, Warga Konsumsi Ternak Mati

Tiga orang meninggal dunia diduga karena konsumsi ternak sapi yang telah mati sebelum disembelih

Baca Selengkapnya
Sepasang Gajah di Solo Safari Mati, Ini Penjelasan BKSDA
Sepasang Gajah di Solo Safari Mati, Ini Penjelasan BKSDA

Terkait penyebab kematiannya, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox

Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.

Baca Selengkapnya
Ramai Kabar Warga Solo Meninggal akibat Leptospirosis, Ini Penjelasan Dinkes
Ramai Kabar Warga Solo Meninggal akibat Leptospirosis, Ini Penjelasan Dinkes

Ramai Kabar Warga Solo Meninggal akibat Leptospirosis, Ini Penjelasan Dinkes

Baca Selengkapnya
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia

Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.

Baca Selengkapnya
Heboh Virus Nipah, Begini Proses Penularan dan Cara Mengobatinya
Heboh Virus Nipah, Begini Proses Penularan dan Cara Mengobatinya

Nipah sebetulnya bukan virus baru. Sejak tahun 1998, virus zoonosis itu sudah menggerogoti Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, dan Filipina.

Baca Selengkapnya