Banyak rusa mati tertabrak, Taman Nasional Bali Barat pasang rambu peringatan
Merdeka.com - Jalan Nasional yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Cekik, Gilimanuk merupakan daerah rawan lintasan satwa liar. Jalan tersebut kerap menjadi lintasan satwa, sehingga pengguna jalan diharapkan kehati-hatiannya dan kewaspadaannya.
Selain kondisi fisik jalan yang rusak, jalan ini juga kerap dilintasi satwa-satwa liar di TNBB. Untuk mengingatkan bagi para pengguna jalan, pihak Balai TNBB memasang 10 plang imbauan kawasan rawan lintasan satwa guna mengantisipasi adanya kecelakaan antar pengguna jalan dengan satwa.
"Tahun lalu ada Rusa (Menjangan) yang mati ketabrak mobil. Kecelakaan seperti ini memang menjadi salah satu faktor satwa-satwa liar di TNBB mati setiap tahunnya," ungkap Kasubbag TU Balai TNBB, Wiryawan ketika dikonfirmasi Jumat (23/2).
-
Dimana jalan tikus di Jakarta? Hampir di seluruh wilayah Jakarta memiliki jalan tikus.
-
Kenapa keberadaan satwa langka di hutan lereng Gunung Slamet terancam? Beberapa satwa langka itu masih dapat dijumpai walau keberadaan mereka terancam oleh para ulah pemburu liar.
-
Kenapa Jalak Bali terancam punah? Jalak Bali dikategorikan sebagai spesies kritis terancam punah (Critically Endangered) menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature). Populasinya sangat terbatas, dan upaya konservasi yang serius diperlukan untuk mencegah kepunahan mereka.
-
Apa itu jalan tikus? Dalam buku mari mengenal jalan (2018), disebutkan bahwa jalan tikus sebagai jalan pintas agar seseorang bisa cepat sampai tujuan.
-
Kenapa bekantan pemalu di habitat aslinya? 'Hewan ini pemalu di habitat aslinya, lalu bagaimana di sini agar bisa interaksi dengan manusia lebih baik lagi,' ujarnya.
-
Dimana Taman Nasional Way Kambas berada? Taman Nasional Way Kambas populer sebagai salah satu destinasi wisata alam yang menakjubkan di Indonesia.
Berdasarkan data lanjut Wiryawan, Rusa (Cervus timorensis) yang mati pada tahun 2017 lalu mencapai 3 ekor. Satu diantaranya mati karena tertabrak mobil dan sempat dirawat namun akhirnya tak terselamatkan.
Satu Rusa lainnya yang masih anakan ditemukan dalam keadaan lemas diduga akibat dehidrasi atau pengaruh cuaca panas hingga akhirnya mati. Satu ekor sisanya lagi ditemukan dalam mengalami luka atau infeksi pada bagian kaki kemudian dirawat di kandang karantina hingga akhirnya tak bisa diselamatkan lagi.
Oleh sebab itu, pihaknya pada tahun 2017 lalu telah mengupayakan langkah antisipasi guna meminimalisir matinya satwa-satwa ini terutama yang mati tertabrak di jalan.
Setidaknya, 10 plang imbauan telah disebar di titik-titik potensial rawan lintasan satwa yang kebanyakan berada di jalur Sumberejo-Teluk Terima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng dan di jalur Cekik-Klatakan di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana
Selain plang imbauan rawan lintasan satwa liar, pihaknya juga menyebar plang imbauan atau larangan membuang sampah di kawasan TNBB.
Selain akibat tertabrak kendaraan di jalan, sakit hingga cuaca ekstrem, penyebab matinya satwa-satwa dilindungi di TNBB juga dikarenakan oleh predator atau rantai makanan, kalah persaingan dengan satwa lainnya (mekanisme alam) hingga perburuan.
Seperti pada Januari 2017 lalu, pihaknya sempat menghentikan aksi perburuan dengan barang bukti 4 ekor Kijang (Muntiacus Muntjak). Meskipun demikian, pihaknya menegaskan populasi satwa-satwa liar seperti Kijang, Menjangan maupun Curik Bali (Leucopsar rothschildi) di TNBB masih terjaga.
Berdasarkan inventarisir dan perjumpaan di lapangan, jumlah populasi Kijang di TNBB diperkirakan mencapai 672 ekor. Sementara untuk Mejangan diketahui populasinya di angka 1.200 ekor.
Sedangkan, untuk satwa yang menjadi maskot Kabupaten Jembrana yakni Curik Bali saat ini diketahui jumlahnya mencapai 109 ekor di habitat aslinya dan 313 ekor sisanya berada di Unit Pengelolaan Khusus Pembinaan Jalak Bali (UPKPJB) di Banjar Tegal Bunder, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
"Walaupun kecelakaan akibat satwa melintas di TNBB jarang terjadi, tapi tetap kami antisipasi dengan plang himbauan. Jangan sampai Rusa tabrakan sama pemotor, Rusanya lari, pemotornya malah jatuh alias tabrak lari," tandas Wiryawan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polda DIY mengidentifikasi ada beberapa jalur rawan kecelakaan dan bencana di DIY yang harus diwaspadai para pengendara kendaraan bermotor.
Baca SelengkapnyaPara turis tersebut diketahui meninggalkan makanan di dalam mobil mereka sebelum keluar untuk menikmati pemandangan
Baca SelengkapnyaIa lantas memilih untuk memberhentikan mobilnya dan membiarkan harimau untuk menyebrangi jalanan tersebut.
Baca SelengkapnyaBanyak kerbau dan sapi milik warga dilepasliarkan di jalan raya dan fasilitas umum di wilayah Kecamatan Kota Mukomuko
Baca SelengkapnyaKarhutla di kawasan Gunung Arjuno terjadi sejak Agustus lalu dan proses pemadaman masih dilakukan hingga kini.
Baca SelengkapnyaGajah liar berlalu-lalang di jalanan merupakan pemandangan yang kerap terlihat di Sri Lanka. Kondisi ini sering kali memicu konflik antara manusia dan gajah.
Baca SelengkapnyaTNBBS membujur dari Bengkulu hingga Lampung dengan luas 355.511 hektare
Baca SelengkapnyaKemacetan selama arus balik tidak hanya terjadi di jalan tol. Ternyata sejumlah ruas jalan arteri utama juga kerap menjadi titik rawan kemacetan.
Baca SelengkapnyaBPBD meminta pengendara selalu waspada jika melintasi jalan tersebut.
Baca SelengkapnyaTol Trans Jawa dimulai dari KM 570, KM 429, dan KM 370 sampai KM 360 menjadi titik lelah.
Baca SelengkapnyaHutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka.
Baca Selengkapnya