Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Begini kondisi Kelurahan Balaroa yang rata akibat gempa Palu

Begini kondisi Kelurahan Balaroa yang rata akibat gempa Palu Ilustrasi

Merdeka.com - Sejumlah titik kerusakan terparah akibat gempa 7,4 Skala Richter di Kota Palu ramai dikunjungi warga, Selasa (2/10). Tujuan mereka untuk melihat kondisi terkini di lokasi tersebut. Sebagian warga mengabadikan lokasi yang telah porak poranda dalam bentuk video maupun foto.

Warga juga dapat mendengar alur cerita kejadian dari para korban yang selamat, maupun saksi mata saat kejadian.

Salah satu lokasi terparah dengan korban yang diperkirakan lebih dari 1.000 jiwa dan ratusan rumah itu terjadi di Kelurahan Balaroa Palu Barat.

Kelurahan yang terbilang padat penduduk tersebut saat ini tinggal puing-puing bangunan disertai timbunan tanah.

Hampir seluruh akses dari empat arah angin di lokasi ini dikunjungi warga untuk melihat dari dekat lokasi yang sudah porakporanda itu.

Lokasi yang sebelumnya berbukit itu hanya dalam waktu sekejap menjadi rata, karena seluruh permukaannya bergerak, berpindah dari satu titik ke titik lainnya.

Lurah Balaroa Rahmansyah mengatakan, Kelurahan Balaroa dihuni lebih dari 13 ribu jiwa tersebar di sembilan RW dan 33 RT.

"Yang masuk dalan area bencana sebanyak 13 RT dengan perkiraan sekitar lima ribu jiwa," katanya.

Dari pengunjung yang datang ke lokasi sesekali terdengar ucapan nama Allah dari bibir mereka, bahkan sebagian pengunjung menetaskan air mata.

Dijelaskan Rahmansyah, gempa yang mengguncang Kota Palu, Jumat (28/9), mengakibatkan tanah di lokasi kejadian bergerak dari arah barat ke arah timur.

Akibatnya seluruh yang ada di permukaan tanah juga ikut pindah tempat mengikuti gelombang tanah, sehingga letak bangunan pasca-kejadian sudah bergeser antara 50 hingga 150 meter.

Herman, salah seorang korban yang selamat mengisahkan bahwa saat kejadian dirinya ikut berlari mengikuti arah tanah bergerak.

"Tiba-tiba saya sudah berada di ketinggian dan alhamdulillah sslamat," katanya.

Saat peristiwa itu Herman ditemani istrinya dan dua orang iparnya. "Ketiganya tidak ada yang selamat. Tapi jenazah istri dan satu ipar saya sudah ditemukan," katanya.

Beberapa pengunjung ikut mendengarkan kisah sedih yang dialami Herman tersebut. Selain Herman, cerita keganasan alam itu juga diungkapkan Zulfakar Nasir.

Zulfakar kehilangan istri, dua orang anaknya usia 30 dan 25 tahun serta seorang cucu. "Mereka digulung tanah bessrta rumah," katanya.

Hingga Selasa petang, keluarga Zulfakar belum ditemukan dan diperkirakan sudah tertimbun tanah dan tidak mungkin lagi dievakuasi.

"Saya juga sudah pasrah. Jika sulit seperti ini kondisinya saya sudah ihlas mereka dibacakan arwah," katanya.

Dua hari terakhir pascagempa sejumlah alat berat telah dikerahkan membongkar lokasi guna mencari korban jiwa. Diperkirakan ribuan jiwa di lokasi ini telah terkubur bersama bangunan. Dikutip dari Antara.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP