Berburu Harta Karun Sambil Mencari Jodoh
Merdeka.com - Di balik fenomena penemuan emas Sriwijaya di Kecamatan Cengal, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, ada banyak cerita. Hal itu menambah semangat ratusan warga setiap hari melimbang emas.
Herman (29) warga Desa Pelimbangan mengatakan, selain bertujuan mencari nafkah, dia memburu emas juga untuk mendapatkan jodoh. Sebab, banyak gadis dari luar desa yang ikut melimbang emas.
"Sekalian cari jodoh, siapa tahu ada cewek yang suka," kata Herman.
-
Di mana emas itu ditemukan? Seorang ahli detektor logam di Shropshire, Inggris menemukan bongkahan emas terbesar yang pernah ada di Inggris.
-
Dimana harta karun emas ditemukan? Erlend Bore, 51 tahun, menggali sembilan liontin emas berukir, sepuluh mutiara emas, dan tiga cincin emas, semuanya berasal dari abad ke-6 M di Pulau Rennesoy.
-
Bagaimana emas itu ditemukan? Richard Brock (67) menemukan emas ini saat mengikuti tamasya terorganisir di ladang yang ada di Shropshire Hills musim panas lalu. Dia datang terlambat ke lokasi tamasya dan sempat mengalami kerusakan detektor logam.
-
Dimana harta karun emas itu ditemukan? Erlend Bore, seorang pria berusia 51 tahun dari Sola, adalah orang beruntung yang secara kebetulan menemukan harta karun kuno yang tak ternilai ini di pulau selatan Rennesoey, dekat kota Stavanger.
-
Bagaimana masyarakat Indonesia memanfaatkan emas di zaman kuno? Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa emas telah digunakan oleh masyarakat Indonesia kuno untuk berbagai keperluan, termasuk perhiasan dan ritual.
-
Dimana arkeolog menemukan koin emas? Arkeolog di Bulgaria menemukan lima koin emas saat menggali di desa Debnevo, di wilayah utara negara tersebut.
Dari cerita didapatnya, pernah ada pemburu emas berpacaran hingga naik pelaminan. Begitu juga pasangan muda-mudi yang menemukan tambatan hati di lokasi.
"Kalau pacaran-pacaran saja banyak, cinta lokasi kata orang itu," kata dia.
Sementara Sukas (50) warga Cengal menuturkan, kejadian menarik saat melimbang emas lainnya adalah mengerumuni gadis-gadis yang tengah berada di tengah sungai. Setiap ada gadis, bisa dipastikan ramai oleh anak-anak muda, termasuk juga pria dewasa lainnya.
"Cuma senang saja kalau dekat-dekat cewek, bisa candaan, tawa-tawa begitu," kata dia.
Untuk menjaga kulit, para gadis itu biasanya memakai penutup wajah hingga kepala. Pakaian yang dikenakan dipilih dapat menutupi hingga pergelangan tangan. Khawatir masih tersengat matahari, mereka memoles wajahnya dengan masker menggunakan bedak tradisional.
"Walaupun sudah tertutup rapat begitu masih saja iseng mendekati, kan niatnya cuma penyemangat, tidak suntuk melimbang," ujarnya.
Ratna (24) gadis desa asal Tulung Selapan mengaku tidak terusik keberadaan banyak penambang pria di sekitarnya. Sebulan melimbang dirinya tak pernah mengalami kejadian tak mengenakkan dari sesama perburu harta karun.
"Kan ramai, tidak mungkin berani. Lagian lebih asyik ramai, bisa ngobrol-ngobrol. Siapa tahu dapat jodoh," kata dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita penemuan harta karun bermula ketika keenam buruh sedang menggali tanah sawah untuk dijual sebagai tanah urug.
Baca SelengkapnyaHarta karun tersebut ditemukan dekat kuburan kuno yang keberadaannya dikuak gelombang tsunami dahsyat yang melantak Aceh pada 2004.
Baca SelengkapnyaKota ini bahkan menjadi kota paling miskin di negaranya.
Baca SelengkapnyaDi tengah isu Emas Antam palsu yang menjadi sorotan, menarik untuk diketahui sejarah singkat emas di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBegini potret jemaah wanita Surabaya di Mekkah saat borong emas, sampai banyak disorot.
Baca SelengkapnyaBeberapa emas yang ditemukan terlihat masih dalam kondisi utuh seperti gelang, cincin, dan kalung.
Baca SelengkapnyaBeberapa gunung di Indonesia diliputi kisah-kisah mistis yang berkaitan dengan pertapaan.
Baca SelengkapnyaSitus kuno ini ditemukan para pemancing yang sedang menyelam di malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaDiduga, uang yang ditemukan di selokan tersebut merupakan hasil pencurian.
Baca SelengkapnyaSampai sekarang belum diketahui secara pasti kisah dari bebatuan yang penuh misteri ini.
Baca SelengkapnyaDi Bukit Siguntang ditemukan beberapa makam yang dipercaya sebagai keturunan dari Kerajaan Sriwijaya di masa lampau.
Baca SelengkapnyaCandi Sambisari diperkirakan semasa dengan Candi Prambanan, Plaosan, dan Sojiwan, yaitu sekitar abad 9-10 masehi.
Baca Selengkapnya