BMKG: Kasus Corona di Indonesia Meningkat Dipengaruhi Mobilitas dan Interaksi Sosial

Merdeka.com - Tim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama 11 Doktor di bidang Meteorologi, Klimatologi, Matematika, Mikrobiologi Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, melakukan kajian dan studi terkait pengaruh cuaca dan iklim terhadap penyebaran virus Corona atau Covid-19. Hasil kajian ini sudah diserahkan ke Presiden dan beberapa Kementerian, 26 Maret 2020 lalu.
"Kajian ini mengindikasikan bahwa cuaca dan iklim merupakan faktor pendukung untuk kasus wabah ini berkembang pada outbreak yang pertama di negara atau wilayah dengan lintang linggi, tapi bukan faktor penentu jumlah kasus, terutama setelah outbreak gelombang yang ke dua. Meningkatnya kasus pada gelombang ke dua saat ini di Indonesia tampaknya lebih kuat dipengaruhi oleh pengaruh pergerakan atau mobilitas manusia dan interaksi sosial," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Sabtu (4/4).
Dwikorita menjelaskan, suhu rata-rata di Indonesia yang berkisar antara 27- 30 derajat celcius dan kelembapan udara berkisar antara 70 -95%, dari kajian literatur sebenarnya merupakan lingkungan yang cenderung tidak ideal untuk outbreak Covid-19. Namun demikian fakta menunjukkan bahwa kasus Gelombang ke-2 Covid-19 telah menyebar di Indonesia sejak awal Maret 2020 yang lalu.
"Hal tersebut diduga akibat faktor mobilitas manusia dan interaksi sosial yang lebih kuat berpengaruh, daripada faktor cuaca dalam penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia," ungkap Dwikorita.
Dia pun merekomendasikan, bahwa apabila mobilitas penduduk dan interaksi sosial ini benar-benar dapat dibatasi, disertai dengan intervensi kesehatan masyarakat, maka faktor suhu dan kelembapan udara dapat menjadi faktor pendukung dalam memitigasi atau mengurangi risiko penyebaran wabah tersebut.
"Selain itu perlu diwaspadai pula bahwa memasuki bulan April sampai dengan Mei ini, sebagian besar wilayah Indonesia memasuki pergantian musim, yang sering ditandai dengan merebaknya wabah Demam Berdarah.Jadi secara umum hasil kajian Tim BMKG dan UGM ini juga sangat merekomendasikan kepada masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh, dengan memanfaatkan kondisi cuaca untuk beraktivitas atau berolahraga pada jam yang tepat, terutama di bulan April hingga puncak musim kemarau di bulan Agustus nanti," tukasnya.
"Serta tentunya dengan lebih ketat menerapkan physical distancing dan pembatasan mobilitas orang ataupun dengan tinggal di rumah, disertai intervensi kesehatan masyarakat, sebagai upaya untuk memitigasi atau mengurangi penyebaran wabah Covid-19 secara lebih efektif. Karena cuaca yang sebenarnya menguntungkan ini, tidak akan berarti optimal tanpa penerapan seluruh upaya tersebut dengan lebih maksimal dan efektif," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya