BMKG luruskan penelitian BPPT soal gempa & tsunami 57 meter di Pandeglang

Merdeka.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meluruskan analisa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tentang prediksi gempa Pandeglang, Banten yang bisa mengakibatkan tsunami setinggi 57 meter. Menurut BMKG, hal itu bukanlah prediksi melainkan hanya mengungkap potensi yang bisa terjadi. Hal ini pun harus dikaji lebih lanjut dengan data ilmiah yang memadai.
"Pada kasus hasil kajian potensi tsunami di Pandeglang, Banten, peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebenarnya tidak melakukan prediksi, tapi mencoba mengungkap potensi yang masih perlu dikaji lebih lanjut berbasis data ilmiah yang memadai. Karena peneliti tersebut tidak menyebutkan kapan akan terjadinya," ucap Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly, melalui sambungan teleconference, di Jakarta, Kamis (5/4).
Di tempat yang sama, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, menyebutkan, apa yang dilakukan BPPT tersebut adalah bentuk penelitian awal dan masih menggunakan modeling. Jadi masih perlu divalidasi.
"Itu modeling yang perlu divalidasi. Dan perlu digunakan data-data yang valid," tegas Dwikorita.
Karena itu, dia meminta, jika informasi yang didapat, masyarakat lebih arif dalam memahami info kegempaan dan tsunami, khususnya apabila informasi tersebut belum dapat menjadi pegangan resmi yang menjadi acuan dalam upaya mitigasi bencana.
"Sekali lagi masyarakat jika mendapat info, mohon dicek validasinya," tandas Dwikorita.
Titik-titik potensi tsunami
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya sudah memiliki peta kerawanan tsunami. Dimana ini disusun bersama-sama lembaga lain.
"(Prediksi) tsunami sudah dilakukan oleh BMKG, BPPT, LIPI dan IPB. Sedangkan prediksi gempa sedang dilakukan. Peta potensi sudah ada," ucap Dwikorita.
Senada, Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Jaya Murjaya mengungkapkan, sejak 2001 bersama tim sudah membuat peta potensi kerawanan tsunami tersebut.
"Di mana saja, yaitu di sepanjang Barat Sumatera, Pantai Selatan Jawa, Selatan Nusa Tenggara, di Utara Nusa Tenggara, pantai Utara Papua. Kemudian Pantai Timur Manado Barat dan Maluku. Pantai utara Sulawesi, Toli-Toli, kemudian bagian barat Pantai Sulawesi. Di Mamuju, kemudian di pulau-pulau kecil Ambon," jelas Jaya.
Dia menuturkan, sampai saat ini sesuai. Dan terus dilakukan evaluasi untuk memprediksi terjadinya tsunami. "Sampai saat ini sesuai," pungkas Jaya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya