BNPB Minta Masyarakat Kepulauan Talaud Waspadai Gempa Susulan
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat Kepulauan Talaud untuk mewaspadai adanya gempa susulan, karena berdasarkan catatan historis, Kepulauan Talaud pernah diguncang gempa dengan magnitudo besar pada tahun 1914, 1957, 1969, dan 2009.
"BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, Jumat (22/1).
Berdasarkan analisis InaRISK, Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. 18 kecamatan berada pada potensi bahaya dengan kategori tersebut.
"Dari sisi risiko, 86.759 jiwa berpotensi terpapar bahaya gempa di 18 kecamatan dengan luas bahaya 75.479 hektar," ujarnya.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Kepulauan Talaud, per 22 Januari 2021, pukul 08.00 WIB, belum ada laporan korban jiwa akibat gempa dengan magnitudo 7,0 SR. Seperti yang diketahui, gempa terjadi pada hari Kamis (21/1), pukul 19.23 WIB, tepatnya di 132 km timur laut Melonguane, Sulawesi Utara tersebut.
"Pascagempa, tim BPBD melakukan pendataan, koordinasi dengan instansi terkait, serta evakuasi keluarga terdampak," kata dia.
Sementara itu, BPBD kabupaten Kepulauan Talaud melaporkan 5 unit rumah yang terdampak. Tingkat kerusakan 2 unit rumah adalah rusak ringan sementara 3 unit lainnya masih dalam proses pendataan petugas di lapangan. Dua unit rumah rusak ringan berada di Desa Rae, Kecamatan Beo Utara, sedangkan rumah terdampak lainnya diidentifikasi masing-masing di Desa Ganalo, Kecamatan Tampan Amma, Desa Mala, Kecamatan Melonguane dan Desa Bantik, Kecamatan Beo.
"Gempa juga mengakibatkan 1 unit gereja terdampak di Desa Ganalo, Tampan Amma dan RSUD di Desa Mala, Melonguane. Pantauan sementara BPBD menyebutkan kerusakan minor teridentifikasi pada RSUD," kata dia.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa di Pulau Bawean Selama 21 Hari
Pemerintah Kabupaten Gresik menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari terkait gempa di perairan Tuban atau lebih dekat dengan Kepulauan Bawean.
Baca SelengkapnyaGempa Susulan 15 kali, Kerusakan Bangunan Terjadi di Pulau Bawean dan Tuban
Gempa magnitudo 6.0 yang berpusat di Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3) siang diikuti sekurangnya 16 kali gempa susulan.
Baca SelengkapnyaBNPB: 58 Kali Gempa Susulan Guncang Tuban, Pulau Bawean, Gresik dan Surabaya
Gempa susulan terjadi pascagempa yang mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur, Jumat (22/3).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita Warga Lebak Banten Usai Diguncang Gempa 5,7 Magnitudo
Gempa yang berlokasi di 7.61 LS,105.90 BT, 85 km Barat Daya di Bayah dengan kedalaman 10 km itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Baca SelengkapnyaGempa Tuban, 14 Bangunan Mengalami Kerusakan
Gempa dengan magnitudo 6,5 terjadi pukul 15.52 Wib yang berpusat dari 130 kilometer timur laut wilayah Tuban, dengan kedalaman 10 kilometer.
Baca SelengkapnyaGempa Susulan Berlanjut di Kepulauan Bawean, Jumlah Pengungsi Bertambah Jadi 34 Ribu Jiwa
Gempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaGempa Sumedang, 3 Wilayah Terdampak Cukup Parah dan Sejumlah Orang Luka-Luka
BPBD Kabupaten Sumedang Atang Sutarno meluruskan kabar bohong yang menyebut perihal akan adanya gempa bumi susulan dengan kekuatan yang lebih besar.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Erupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca SelengkapnyaGempa Magnitudo 5,1 Guncang Pulau Karatung Sulawesi Utara, Tidak Berpotensi Tsunami
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Baca Selengkapnya