Buruh LGBT keluhkan diskriminasi di tempat kerja formal
Merdeka.com - Ada pemandangan berbeda saat perhelatan hari buruh di Jakarta tahun 2018. Bendera pelangi berkibar saat pawai May Day di ruas Jalan Thamrin hingga Medan Merdeka Barat.
Bendera identik dengan kelompok minoritas Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender (LGBT) ini ternyata dibawa oleh kelompok yang berinang pada sebuah gerakan serikat pekerja bernama SINDIKASI.
"Ya mereka adalah teman-teman perempuan LGBT yang didiskriminasi gender dan orientasi seksualnya, itu adalah momok menakutkan itu sendiri," kata Ketua SINDIKASI Ellena Erekahendy di Medan Jalan Merdeka Barat kala berpawai menuju Istana Negara, Selasa (1/5/2018).
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Kapan demo buruh terjadi? Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Latif Usman menerangkan, pada 14.31 Wib, polisi mendapat laporan massa buruh berdemontrasi di jalan arteri tepatnya sekitar exit tol Cikarang.
-
Apa yang dirayakan di Hari Buruh? Tujuan tersebut adalah memberi kesempatan bagi para buruh untuk memberikan penghormatan dan pengakuan terhadap peran pekerja dalam banyak hal seperti pembangunan infrastruktur dan penyediaan layanan penting bagi masyarakat.
-
Mengapa demo buruh dilakukan? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Apa dampak demo buruh pada lalu lintas? Banyaknya massa berimbas arus lalu lintas di Bekasi dan sekitarnya pada Kamis (30/11).
-
Apa arti perayaan Hari Buruh? Hari Buruh atau May Day diperingati setiap tanggal 1 Mei di seluruh dunia. Momen tersebut dapat menjadi wujud apresiasi untuk perjuangan kaum buruh di berbagai negara.
Menurut dia, panggilan merangkul kelompok LGBT dalam pawai May Day dikarenakan mereka terus ditekan secara sistematik karena perilaku diskriminatif di tempat kerja itu sendiri.
"Oleh karena itu kami ingin menyuarakan agar mereka memiliki hak setara kepada teman LGBT, agar terbebas dari pelecehan seksual dan (bisa) diperlakukan seperti pekerja lainnya," tegas Ellena.
Rudi, bukan nama sebenarnya, seorang LGBT yang mengaku kerap terdiskriminasi di dunia kerja. Menurut dia, bekerja di sektor formal adalah hal yang bisa disebut mustahil baginya dan teman-teman LGBT.
"Saya sudah tahu seperti itu (akan didiskriminasi) lalu untuk apa mengambil resiko mencoba kerja di sektor formal," kata dia saat diwawancara Liputan6.com saat pawai May Day.
Menurut Rudi, tidak ada payung hukum yang melindungi hak pekerja kelompok LGBT membuat personifikasi dipandang sebelah mata. Padahal dalam hal potensi, mereka siap berkompetisi secara profesional.
"Karena kami sebagai manusia kita sama, tidak melihat orientasi seksual karena itu bersifat pribadi dan tidak mempengaruhi kinerja kami," tegas dia.
Karenanya, dia sangat menyayangkan suara mereka belum banyak didengar dan cenderung semakin dikucilkan. Sebagian dari teman-teman LGBT yang sulit mendapat pekerjaan, memilih menempuh jalan lain untuk mendapat pemasukan.
"Tak jarang temen-temen LGBT yang jadi pengamen atau pekerja seks, padahal mereka punya potensi bekerja disektor formal tapi terkena diskriminasi," ungkap dia.
Rudi berharap ke depan Indonesia bisa menyetarakan hak-hak mereka sebagai pekerja. Hal ini semata membuktikan bahwa LGBT adalah mereka yang setara dan sama memiliki potensi sebagai pekerja di sektor formal.
"Harapan di May Day, semoga pemerintah memperlakukan kita sebagai warga negara lain, karena kita sama, tidak melihat orientasi seksual," Rudi menutup.
Reporter: Muhammad Radityo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah aliansi buruh menyemut di Patung Kuda Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat pada Rabu (1/5)
Baca SelengkapnyaKemacetan parah terjadi ketika ribuan buruh menggelar aksi unjuk rasa memperingati May Day atau Hari Buruh Sedunia di sejumlah titik di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKorlap Aksi May Day, Ida I Dewa Made Rai Budi Darsana mengatakan, ada 10 tuntutan yang disampaikan dalam aksi kali ini.
Baca SelengkapnyaKepolisian telah menerjunkan sekitar 1.100 personel .
Baca SelengkapnyaRatusan buruh ramai-ramai konvoi menuju Istana Merdeka untuk berunjuk rasa selama peringatan May Day atau Hari Buruh Sedunia, pada 1 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaBentrokan pecah ketika para buruh berkumpul di pusat-pusat kota untuk menyampaikan aspirasi terkait hak-hak mereka.
Baca SelengkapnyaMassa buruh yang menggelar aksi May Day di Bundaran HI juga membawa 'tikus raksasa' berdasi yang membawa buku hitam bertuliskan "Omnibus Law UU Cipta Kerja".
Baca SelengkapnyaSejauh ini Kepolisian Resor Kota (Polresta) Tangerang telah berkoordinasi dengan sejumlah serikat pekerja untuk pengawalan tersebut
Baca SelengkapnyaMassa buruh kembali menggelar aksi unjuk rasa di di depan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaRibuan buruh dari sejumlah aliansi itu mengepung Patung Kuda di berbagai sisi saat berunjuk rasa memperingati May Day atau Hari Buruh, pada 1 Mei.
Baca SelengkapnyaMassa berasal dari Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB). Dengan tuntutan mendesak agar Pemerintah segera mencabut Omnibus Law UU No.6 tahun 2023 tentang Cipta Kerja
Baca SelengkapnyaMomen tersebut dapat menjadi wujud apresiasi untuk perjuangan kaum buruh di berbagai negara.
Baca Selengkapnya