Cerita Anak Korban Gempa Palu Menjamu Basarnas Makan di Restoran

Merdeka.com - Jane tidak akan bisa lupa saat bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah merenggut nyawa kedua orangtuanya. Dia menyaksikan sendiri proses operasi SAR selama dua pekan, hingga akhirnya menemukan jasad ibunya di balik reruntuhan bangunan ambruk.

Selama ini Jane tinggal di kota Balikpapan dan kedua orangtuanya menetap di Palu. Peristiwa kelam 29 September 2018 membuat dia harus segera ke Palu sehari kemudian.

"Saya dapat informasi (gempa dan tsunami Palu), saya ikut Basarnas (Basarnas Balikpapan) pakai kapal SAR. Sebenarnya waktu itu, warga sipil tidak boleh ikut," kata Jane, di Balikpapan, Senin (26/11).

Selama di Palu, Jane memahami betul kerja tim Basarnas di medan yang porak poranda usai dihantam gempa dan tsunami. Pencarian beberapa hari berbuah hasil. Jane ikhlas dengan kepergian kedua orang tuanya. Walaupun sampai saat ini Jane belum menemukan jenazah ayahnya.

"Papa dan mama saya meninggal, (jasad) mama saya ditemukan hari kelima, karena ada di Balaroa (salah satu kawasan terparah pascabencana). Papa, sampai hari ini tidak ditemukan. Saya yakin, tuhan punya rencana lebih baik buat mereka," ujar Jane.

Jane mengucap terima kasih atas kerja keras Basarnas. "Mereka (Basarnas) luar biasa, tidak kenal waktu. Beri tenaga yang terbaik," tambah Jane.

Sebagai bentuk apresiasi, Jane mengundang tim Basarnas ke sebuah rumah makan di Balikpapan. "Saya jamu tim Basarnas yang berangkat ke Palu kemarin. Khususnya tim Basarnas Kaltim-Kaltara," jelasnya.

Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Kelas A Kaltim-Kaltara Octavianto mengatakan, Jane, memang salah satu korban bencana gempa dan tsunami di Palu. "Ibu Jane ini bersama kami di kapal SAR, karena dia tahu wilayah. Hingga akhirnya, ibunya ditemukan tim SAR Basarnas Kaltim-Kaltara di Balaroa. Untuk ayahnya, belum ditemukan sampai sekarang ini," kata Octavianto.