Cerita Gibran Diprotes Pasang Ornamen Imlek saat Jabat Wali Kota hingga Solo Disebut Cabang Tiongkok
Hal itu dikatakan Gibran saat memberikan sambutan di acara penutupan Sidang Raya ke-18 Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) di Universitas Kristen Indonesia.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyebut Solo dicap sebagai cabang Tiongkok hingga antek-antek China. Hal itu dikatakan Gibran saat memberikan sambutan di acara penutupan Sidang Raya ke-18 Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), di Universitas Kristen Indonesia, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (13/11).
Gibran semula bercerita saat dirinya menjadi Wali Kota Solo banyak sekali protes karena memasang ornamen-ornamen imlek hingga patung-patung sebagai simbol perayaan Imlek.
"Jadi kalau di Solo tiap tahun ada perayaan Imlek, dan tiap tahun dari pemerintah memasang ornamen-ornamen Imlek, patung-patung dari semua shio tapi enggak tahu ya kenapa pada saat saya menjabat banyak sekali yang protes. Padahal sebelumnya wali koat sebelumnya enggak ada yang protes, jadi ini tiap hari isinya protes terus," kata Gibran.
"Ini sama juga, jadi kita mau merayakan natal kita pasang natal ornamen natal banyak yang protes juga. Tapi kalau tiap kali diprotes saya tidak mundur justru saya bilang ke panitianya panitia Imlek, panitia natal tahun depan di gedein aja," sambung Gibran.
Selain itu, Gibran mengungkapkan insiden yang membuat dirinya merasa miris. Yakni, anak-anak sekolah menghancurkan makam yang berornamen nasrani.
"Ini sekolahnya langsung saya tutup. Murid beserta gurunya langsung saya berikan pembekalan biar tidak keterusan," ujar Gibran.
Akibat peristiwa tersebut, Gibran menyebut Solo dikenal sebagai cabang Tiongkok dan antek-antek China.
"Solo disebut sebagai cabang Tiongkok antek-antek China," imbuh Gibran.