Curah Hujan Diprediksi Tinggi, Masyarakat Solo Raya Diminta Waspada Bencana
Merdeka.com - Banjir yang terjadi di Jabodetabek hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat Indonesia lainnya. Tak terkecuali masyarakat Solo Raya, yang terdiri dari Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Wonogiri, Karanganyar serta Sragen.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, hujan masih akan terus terjadi hingga pada puncaknya di bulan Februari mendatang.
Berkaca dari bencana banjir besar yang melanda Jakarta, Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Suryanto menyampaikan, hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur kawasan Soloraya dikhawatirkan dapat memicu terjadinya bencana alam.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Bagaimana kerusakan lingkungan menyebabkan bencana? Ulal tangan manusia dapat memengaruhi terjadinya bencana tersebut melalui aktivitas yang merusak lingkungan, seperti illegal logging yang menyebabkan banjir dan tanah longsor, serta pembangunan di daerah rawan bencana alam.
-
Apa saja jenis bencana alam di Indonesia? Berikut kami rangkum apa saja macam-macam bencana alam dan penyebabnya yang umum terjadi. Daftar Macam-Macam Bencana Alam dan Penyebabnya 1. Tanah Longsor
-
Apa saja dampak banjir di Bali? Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali Made Rentin mengatakan, hujan lebat mengakibatkan genangan di sedikitnya empat titik di Kabupaten Badung dan enam titik di Kota Denpasar, dan pohon tumbang di dua titik di Kota Denpasar.
-
Apa saja bencana yang mungkin terjadi? Adapun kejadian itu berdampak pada munculnya longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah dalam skala menengah, lalu peningkatan volume air sungai dan timbulnya banjir.
-
Mengapa perubahan iklim memperburuk banjir? Perubahan iklim berkontribusi signifikan terhadap peningkatan frekuensi dan intensitas banjir.
"Hujan lebat dengan intensitas tinggi dikhawatirkan akan meningkatkan risiko longsor di wilayah Tawangmangu, Karanganyar. Selain itu juga resiko banjir di beberapa titik di Kota Solo dan beberapa kabupaten lainnya di Soloraya. Dampak risiko longsor atau banjir dan beberapa jenis bencana yang lain tidaklah sesederhana yang muncul," ujar Suryanto, Jumat (3/1).
Menurut dia, berdasarkan bencana yang sudah pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, ada dua jenis dampak bencana. Yaitu dampak langsung dan tidak langsung.
Dampak langsung akibat bencana meliputi dampak yang ada nilai pasarnya dan dampak yang tidak ada nilai pasarnya.
"Dampak yang ada nilai pasarnya itu contohnya, kerusakan lahan pertanian, rumah, kendaraan dan fasilitas umum. Sedangkan, dampak yang tidak ada jenis pasarnya adalah kerugian yang sulit ditentukan nilai ekonominya, seperti bangunan yang memiliki nilai sejarah," jelasnya.
Lebih lanjut Suryanto menjelaskan, resiko yang ditimbulkan pasca bencana tersebut tentunya harus diidentifikasi berdasar wilayah yang memiliki resiko ancaman tertinggi. Hal tersebut dimaksudkan agar pemerintah dapat merancang langkah-langkah preventif dalam menyelamatkan warganya dari ancaman bencana.
"Berdasarkan dari dampak resiko bencana yang mengancam, ada baiknya kita bersatu padu untuk mengidentifikasi kembali. Dimana wilayah di sekitar kita yang memiliki tingkat risiko tinggi," ujarnya.
Pemerintah, dikatakannya, juga bisa mengalokasikan anggaran untuk menyiapkan warga supaya lebih siap menghadapi risiko bencana. Selain meminta kesiap-siagaan pemerintah, Suryanto juga berharap agar masyarakat juga ikut waspada dan mengantisipasi datangnya bencana.
"Misalnya dengan menyiapkan tas darurat yang dilengkapi dengan bahan makanan, senter, baju hangat, selimut, dan obat-obatan," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari gempa bumi hingga banjir, bencana alam telah menjadi ancaman konstan bagi manusia sepanjang peradaban.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat selama periode tersebut lebih dari 35 kali gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumatera Barat dengan rata-rata berkekuatan 3 magnitudo.
Baca SelengkapnyaBPBD DKI Jakarta meminta warga agar tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir di wilayah Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI merilis informasi peringatan kewaspadaan bencana tanah longsor di wilayah Jakarta bulan November 2024.
Baca SelengkapnyaPenyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca SelengkapnyaBNPB menyebut terdapat sekitar 39 kejadian bencana alam yang terjadi selama periode 4-10 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaPrediksi hujan tersebut akan terjadi diberbagai daerah diantaranya Sumatera Barat, Bengkulu hingga Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaBMKG memperkirakan wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dari siang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah dan kementerian serta lembaga terkait diminta mengantisipasi serta mengedukasi masyarakat.
Baca Selengkapnya612 kejadian pohon tumbang di Jakarta selama kurun waktu dua tahun terakhir periode 2022-2023
Baca SelengkapnyaPj Gubernur mengimbau warga selalu waspada mengingat cuaca hujan masih akan terjadi beberapa saat ke depan.
Baca SelengkapnyaLongsor diakibatkan curah hujan tinggi melanda wilayah Sumbar.
Baca Selengkapnya