Dahlan tersangka korupsi PT PWU, 6 pendukungnya aksi #SaveDahlan

Merdeka.com - Enam pendukung Dahlan Iskan menggelar aksi di depan Monumen Polisi Istimewa, Surabaya, Jawa Timur, Jumat siang (28/10). ‎Aksi ini menyusul ditetapkannya Dahlan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Panca Wira Usaha (PWU) oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur, Kamis malam (27/10) kemarin.

Dalam aksinya, enam orang yang dikomandani mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya, Herman Rifai ini‎ membagi-bagikan selebaran bertuliskan: Ketik #SaveDahlanIskan di Semua Sosmed Mu ke seluruh pengguna jalan.

"Dahlan itu sekarang kondisinya sakit. Menurut keterangan dokter, Pak Dahlan harus cuci darah tiap dua hari sekali. Itu yang saya anggap ikut prihatin," terang Herman di sela aksinya.

Demo Save Dahlan Iskan ©2016 Merdeka.com/Moch Andriansyah

Presiden RAR (Komunitas Rek Ayo Rek) ini, juga meminta pihak kejaksaan untuk tidak menahan mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.

"Mengapa orang seperti Pak Dahlan harus ditahan? Kok bukan tahanan kota? Minimal tahanan kota. Pak Dahlan itu kan sudah melahirkan banyak wartawan," katanya.

Para simpatisan Dahlan ini juga menyakini jika mantan Dirut PT PLN itu tidak bersalah dalam kasus penjualan aset BUMD Pemprov Jawa Timur berupa bangunan dan tanah di Kediri dan Tulungagung yang disidik Kejati Jawa Timur.

"Kami yakin Pak Dahlan tidak bersalah, untuk itu, saya selaku Ketua Sosmed Dahlanisme mengimbau kepada seluruh pendukung Dahlan untuk menyebarkan hastag: #SaveDahlanIskan ke seluruh akun sosmednya," sahut Daniel Lukas Rorong.

Daniel juga memastikan, aksi yang digelarnya hari ini sebagai awalan. "Aksi ini kita awali di Surabaya. Selanjutnya, saya imbau ke seluruh pendukung Dahlan Iskan untuk menggelar aksi ke seluruh Indonesia. Minggu besok (30/10), kami juga akan menggelar aksi sejuta tanda tangan Save Dahlan Iskan di Taman Bungkul, Surabaya," tandasnya.

Seperti diketahui, Dahlan Iskan ditetapkan tersangka kasus dugaan korupsi PT PWU oleh Kejati Jawa Timur, Kamis malam. Penetapan status ini, setelah penyidik melakukan lima kali pemeriksaan terhadap Dahlan.

Kasus penjualan 33 aset BUMD oleh PT PWU pada 2003 ini sendiri, diselidiki pihak kejaksaan pada medio 2015. Dari hasil penyelidikan tersebut, ditemukan ada dua kejanggalan, yaitu aset di Kediri dan Tulungagung.

Kemudian per 30 Juni 2016, statusnya naik menjadi penyidikan. Beberapa pekan kemudian, Wisnu Wardha selaku Kepala Biro Aset PT PWU saat itu, ditetapkan sebagai tersangka.

Dan setelah melakukan beberapa kali pemeriksaan terhadap para saksi, termasuk Dahlan, yang diperiksa selama lima kali, akhirnya Kejati Jawa Timur menetapkan Dahlan sebagai tersangka pada Kamis malam kemarin. (mdk/hhw)