Dalam rekonstruksi, terbongkar niat Dimas Kanjeng bunuh muridnya
Merdeka.com - Sebanyak 70 adegan reka ulang diperagakan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, tersangka kasus pembunuhan seorang pengikutnya, Abdul Gani. Rekontruksi dilakukan saat berada di lokasi padepokan.
Selain Dimas Kanjeng, tersangka lainnya, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Wahyudi, Letkol Wahyu Wijaya, kemudian Kapten Achmad Suryono, Kurniadi, juga dihadirkan.
Dalam rekontruksi tersebut, ada beberapa tersangka harus diperankan orang lain. Seperti Boiran, Muryad Subianto, dan Erik Yuliga serta Anis Purwanto. Sebab, keempat tersangka hingga sekarang masih menjadi DPO (daftar pencarian orang) polisi. Mereka satu per satu memperagakan sesuai dengan perannya masing-masing.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang dituduh melakukan percobaan pembunuhan? Bertha Yalter, yang berusia 71 tahun dan berasal dari North Miami Beach, dihadapkan pada tuduhan percobaan pembunuhan dan serangan terhadap seseorang yang berusia di atas 65 tahun setelah diduga menyerang suaminya dalam keadaan marah.
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
-
Siapa yang membacok guru di Demak? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
Seperti tersangka Wahyudi bersama Muryad Subianto yang ada di rumah Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Keduanya melakukan koordinasi dengan tersangka lainnya untuk datang ke padepokan.
Kemudian, Wahyudi dan Muryad menuju di tenda jemaah ada di area halaman padepokan, tepatnya di belakang rumah Taat Pribadi.
Dari situ, terlihat tiga tersangka yakni Wahyudi, Muryad dan Wahyu Wijaya berkumpul untuk menyusun rencana pembunuhan Abdul Gani. Setelah itu, Wahyudi menyampaikan perintah dari Taat Pribadi untuk menghabisi nyawa Abdul Gani.
Dari rekontruksi ini terbongkar bahwa alasan Abul Gani akan membongkar kedok keburukan di Padepokan Dimas Kanjeng ke Mabes Polri sebagai pemicunya. Terutama mengenai penggandaan uang.
Hal itulah dianggap mengancam adanya kegiatan di padepokan. "Kita mendapat perintah dari yang Mulia (sebutan Taat Pribadi), agar membunuh Abdul Gani. Saya disuruh memberitahu kalian semua," kata Wahyudi saat memperagakan beberapa adegan.
Sementara, dalam rekontruksi tersebut, polisi menurunkan sekitar 500 personel totalnya. Seperti dari personel Brimob dan Sabhara. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak ditemukan bukti baru saat proses rekonstruksi.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaProses rekontstruksi hanya dijalankan di satu tempat karena situasi yang tidak mendukung
Baca SelengkapnyaPelaku sebelumnya melakukan aksi kejinya dengan menusuk punggung kanan korban menggunakan pisau lipat.
Baca SelengkapnyaRekontruksi kasus pembunuhan mahasiswa UI ini memperagakan 50 adegan.
Baca SelengkapnyaPengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran
Baca SelengkapnyaSebelum membunuh sang ibu, pelaku dimarahi ayahnya dengan kata-kata yang memicu emosi.
Baca SelengkapnyaDua tersangka pelaku pembunuhan dan mutilasi di Sleman telah menjalani tes kejiwaan. Hasilnya telah dikantongi penyidik.
Baca SelengkapnyaKaleidoskop: Deretan Kasus Pembunuhan Sadis Sepanjang Tahun 2023
Baca SelengkapnyaDukun pengganda uang Slamet Tohari terancam hukuman mati
Baca SelengkapnyaSerda Adan turut dibantu oleh seorang warga sipil asal Kota Solok, Sumbar bernama Muhammad Alvin
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar rekonstruksi pembunuhan terhadap pengusaha roti Makmur (52) dan anaknya Abdillah Makmur (27) di Maros, Selasa (19/12).
Baca Selengkapnya