Demo Mahasiswa & Pelajar Medan Tuntut Massa yang Ditangkap Dibebaskan Ricuh
Merdeka.com - Unjuk rasa yang dilakukan ribuan mahasiswa dan pelajar di depan Gedung DPRD Sumut masih berlangsung, Jumat (27/9). Aksi sempat diwarnai kericuhan.
Kerumunan pengunjuk rasa terpencar di sekitar Lapangan Benteng. Massa terkonsentrasi di depan Gedung DPRD Sumut, sekitar depan Koramil 0201/BS dan di dalam Lapangan Benteng. Massa mahasiswa hanya menyuarakan satu tuntutan, yaitu agar rekan-rekannya yang ditangkap segera dibebaskan.
Kericuhan sempat terjadi di sekitar Lapangan Benteng depan DPRD Medan. "Kami melawan karena kawan kami didorong, bahkan ada yang dipijaki," kata seorang pelajar saat ditanya alasan bentrokan.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Mengapa mahasiswa demo di tahun 1965? Para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Orde Lama. Mereka terus melakukan demonstrasi dan meminta Presiden Sukarno bertindak tegas terhadap PKI dan menteri-menteri yang tidak becus bekerja.
-
Kenapa ratusan pelajar itu ditangkap? 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
Sempat terjadi pelemparan batu di sekitar lokasi ini. Massa pelajar sempat mendobrak gerbang Gedung DPRD Medan yang ada di sebelah DPRD Sumut. Kaca-kacanya pun berpecahan. Polisi menembakkan meriam air dan gas air mata. Mereka memukul mundur para pelajar.
Sejumlah pelajar tampak terluka di bagian kepala. Mereka langsung mendapat pertolongan dari tim medis dari FK UISU dan FK UMSU yang membuat posko di dekat Hotel Santika.
Bentrok berlanjut di sekitar depan Wisma Benteng. Sementara sebagian besar mahasiswa memilih tidak ikut bentrok dan hanya berbincang-bincang.
Mahasiswa sempat menuntut agar penembakan gas air mata dihentikan. Kericuhan sempat mereda sampai akhirnya suara letusan gas air mata kembali terdengar.
Sebagian mahasiswa yang semula tenang ikut melempari petugas kepolisian. Koordinator aksi yang menyatakan unjuk rasa itu hanya untuk membebaskan rekan-rekannya, tidak mampu menenangkan massa.
Hingga saat ini, massa masih berkumpul di sekitar Lapangan Benteng. Sejak pukul 17.45 Wib tidak terdengar tembakan, namun mahasiswa mendekat ke lokasi bentrok yang sempat terjadi. Petugas kepolisian pun ditarik dari sana. Situasi pun mulai kondusif.
Mahasiswa pun berdialog dengan Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto. Dia mengatakan, tindakan keras terpaksa diambil karena DPRD Medan sudah dirusak, dan para pelajar dikhawatirkan masuk ke dalam gedung itu.
Dadang juga berjanji memfasilitasi mahasiswa untuk merealisasikan tuntutannya. "Untuk yang ada (ditahan) di Polda, saya akan memfasilitasi adik-adik bertemu bapak Kapolda kita mencari solusi. Saya yakin ada solusinya," ucapnya.
Usai bertemu Kapolrestabes Medan, massa kemudian membubarkan diri.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan mahasiswa ini menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-Undang Pilkada.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaDia terpaksa diboyong menggunakan mobil ambulans karena terluka di bagian mata.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya memulangkan 16 pendemo yang ditangkap saat demo berujung ricuh di depan KPU dan DPR/MPR RI
Baca SelengkapnyaMahasiswa menolak praktik politik dinasti dan mengkritisi putusan MK terkait batas usia capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaKapolda memastikan semua mahasiswa yang sempat diamankan sudah dibebaskan.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa tiba-tiba menggeruduk gedung DPR, Jumat (17/5) sore.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaMahasiswa berangka pukul 11.30 menggunakan 10 kopaja dan 20 angkot. Mereka juga membawa sejumlah spanduk dan poster.
Baca Selengkapnya