Demo Tolak UU Ciptaker Sempat Ricuh, Situasi di Gedung DPRD Malang Mulai Kondusif
Merdeka.com - Situasi di depan gedung DPRD Kota Malang mulai kondusif. Setelah aksi demo tolak UU Cipta Kerja berujung ricuh.
Kini, nampak petugas kebersihan sedang membersihkan puing-puing sisa kericuhan aksi. Kawat berduri masih disiagakan pihak Kepolisian.
Pantauan di lokasi, tampak beberapa aparat membawa sejumlah pendemo yang diduga 'biang kerusuhan' dan dimasukkan ke dalam truk tronton milik Kepolisian.
-
Siapa yang masuk ke lapangan dan membuat kerusuhan? Peristiwa itu berawal saat salah satu suporter tuan rumah masuk ke dalam lapangan.
-
Kenapa rombongan Brimob menggeruduk Kejagung? “Tadinya sih nggak (curiga), cuma pas di sini geber-geber, pasti ada kasus yang agak sensitif,“ tambahnya.
-
Apa yang dilakukan rombongan Brimob? Rombongan konvoi dengan belasan kendaraan itu, melintas sebanyak tiga kali pada malam itu. Video viral aksi konvoi personil Brigade Mobil (Brimob) Polri memakai sepeda motor trail dan mobil menggeruduk Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ternyata benar.
-
Bagaimana polisi menanggapi demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas. Adapun, exit tol Cikarang dialihkan ke exit tol lain seperti Bekasi Barat maupun Cibitung.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
Sebelumnya, unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja di Kota Malang berlangsung rusuh, Kamis (8/10). Aksi massa yang semula berlangsung damai berlanjut lempar bebatuan, mercon dan flare.
Kericuhan bermula dari depan gedung DPRD Kota Malang. Massa awalnya melemparkan gelas dan botol minuman air mineral, berkembang melemparkan bebatuan.
Massa yang tidak terkendali kemudian berhasil membobol pintu utara Gedung DPRD. Massa masuk Kompleks Gedung Dewan sambil melakukan perusakan.
Tampak beberapa kali ledakan dan flare diarahkan ke Gedung DPRD. Asap warna-warni terlihat mengepul dari flare yang dilempar ke lantai 2 DPRD.
Bersamaan dengan itu, kawat spiral yang semula mengelilingi Gedung DPRD dan Balai Kota Malang pun berhasil dibobol dan sebagian juga ditarik massa.
Beberapa orang yang berhasil masuk kompleks dengan membawa tongkat melakukan perusakan fasilitas di depan Gedung DPRD. Rambu larangan masuk, lampu taman, pot bunga dan kotak deteksi Corona untuk tamu rusak.
Sesaat massa tak terkendali dan terus melakukan perusakan. Imbauan polisi pun seolah tak dihiraukan.
"Para korlap diminta untuk menguasai massanya. Jangan anarkis, jangan anarkis," bunyi imbauan dari mobil pengumuman polisi.
Massa kocar-kacir setelah mobil water cannon datang dan menembakkan air ke arah massa pintu utara Gedung DPRD. Mereka mundur sambil terus melemparkan bebatuan. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi yang digelar di depan gedung DPRD Jatim itu mengepung dan meminta paksa agar anggota dewan mau keluar dan menemui massa aksi.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Tak berselang lama, satu unit pete-pete terbakar tepat di depan halte Unibos Makassar.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaDelapan mahasiswa yang melakukan demo ditetapkan polisi sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut sebelum angkot tersebut terbakar ada lemparan api.
Baca Selengkapnyaanggota gabungan akan ditempatkan di titik yang telah ditentukan guna mengantisipasi adanya aksi yang anarkis
Baca SelengkapnyaPengalihan arus mungkin diberlakukan apabila massa semakin membludak.
Baca Selengkapnya