Di hari 3 tahun Jokowi-JK, Forum Ulama Jabar kembali demo tolak Perppu Ormas
Merdeka.com - Forum Ulama dan Tokoh (FUT) Jawa Barat kembali menggelar aksi bertepatan dengan tiga tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Mereka menyoroti represifnya rezim Jokowi-Jusuf Kalla (JK) dengan hadirnya Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang perubahan atas UU Nomor17 Tahun 2013 tentang ormas.
Aksi damai dari ratusan massa tersebut digelar di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (20/10). Dalam aksinya, mereka membawa beberapa spanduk penolakan seperti 'Jangan Bodohi Rakyat dengan Perppu Ormas' dan 'Perppu Ormas Bukti Rezim Diktator Anti Islam'.
"Dengan terbitnya Perppu Ormas tersebut kami jelas menolak keras karena sesungguhnya tidak ada alasan yang bisa diterima bagi terbitnya Perppu tersebut," kata Koordinator Aksi KH Ali Bayanullah Al Hafidz di sela aksinya.
-
Apa yang dilakukan warga Jateng untuk nobar? Pada momen ini, lapisan masyarakat dari berbagai daerah di Tanah Air menggelar acara nonton bareng (nobar), begitu pula warga di Provinsi Jawa Tengah. Mereka rela bergadang dan berkumpul di titik-titik nobar untuk bisa merasakan keseruan dan menjadi saksi sejarah atas lolosnya Timnas Indonesia U-23 ke semifinal Piala Asia.
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Apa yang diminta anak buah Jokowi? Ramai-Ramai Anak Buah Jokowi Minta Tambah Anggaran Sejumlah menteri dan pimpinan lembaga pemerintah ramai-ramai meminta tambahan anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
-
Apa yang dilakukan para perusuh di Ambon? Saat kerusuhan, para perusuh menjarah gudang senjata milik aparat di Tantui. Sebanyak 900 senapan, pistol dan granat hilang. Tak heran konflik di Ambon sangat berdarah. Senjata dari luar daerah dan luar negeri terus mengalir ke Ambon.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Kenapa boikot dilakukan? Secara umum, boikot dilakukan oleh sekelompok orang dalam rangka memprotes suatu hal yang tidak semestinya harus berubah.
Menurut dia, pemerintah dinilai terlalu takut ketika kesulitan menghadapi sebuah ormas yang kritis dan malah membuat peraturan baru. Hal ini bisa dilihat dari dihilangkannya proses pengadilan dalam mekanisme pembubaran ormas melalui Pasal 61.
"Ini membuka kesewenang-wenangan pemerintah yang akan bertindak secara sepihak karena tidak ada ruang bagi ormas untuk membela diri," ujarnya.
Selanjutnya ada ketentuan-ketentuan yang bersifat karet seperti larangan melakukan tindakan permusuhan terhadap SARA Pasal 59-3 dan penyebaran paham lain yang dianggap mengganggu Pancasila dan UUD 1945.
"Ini berpotensi dimaknai secara sepihak untuk menindas," imbuhnya.
Oleh karena itu, melalui fakta tersebut, kata dia, menjadi bukti bahwa rezim yang berkuasa saat ini adalah rezim represif. Dia mengklaim, saat ini ada kriminalisasi terhadap ulama, penghalangan kegiatan dakwah di setiap tempat akibat dari terbitnya Perppu Ormas tersebut.
Aksi yang menutup seperempat Jalan Diponegoro tepatnya di Gedung Sate itu berlangsung damai. Aksi tersebut mendapatkan pengawalan dari ratusan kepolisian. Massa sekitar pukul 11.00 WIB membubarkan diri secara tertib. (mdk/rzk)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengunjuk rasa dari berbagai kelompok elemen masyarakat mengepung Gedung DPR untuk menolak pengesahan revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaMereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca SelengkapnyaSetelah sempat demo di DPR, Joko Anwar juga ikut berunjuk rasa di depan Gedung MK.
Baca SelengkapnyaRibuan orang dari berbagai elemen masyarakat turun ke jalan menentang upaya revisi UU Pilkada, Jumat (23/8).
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi itu dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda, Depok.
Baca SelengkapnyaPuluhan anggota BEM Korwil Jateng DIY berunjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Solo sekaligus Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, Senin (18/12) sore.
Baca SelengkapnyaAktivis, mahasiswa, hingga publik figure melakukan aksi unjuk rasa menolak pengesahan Revisi UU Pilkada di Gedung DPR-MPR Jakarta, Kamis (22/8).
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang menggelar demonstrasi di Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi, Selasa (6/2). Mereka membakar foto Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaPetugas Satpol PP mencopot bendera PDIP dan baliho di dekat lokasi acara Jokowi.
Baca SelengkapnyaAksi bertajuk "Jogja Memanggil" ini membawa sejumlah tuntutan di antaranya penolakan pada revisi RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaPara demonstran menyoroti putusan MK, upaya revisi UU Pilkada, Bawaslu, hingga statement Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadiala terkait raja Jawa.
Baca Selengkapnya