Di Haul Bung Karno, Gus Ipul berbatik merah, Puti berkerudung hijau
Merdeka.com - Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Cawagub Puti Guntur Soekarno menghadiri rangkaian acara Haul Presiden pertama Ir Sukarno (Bung Karno) ke-48 di Kota Blitar, Rabu (20/6). Keduanya tampak khusyuk berdoa di sisi pusara sang proklamator.
Gus Ipul mengenakan baju batik berwarna merah. Adapun Puti Soekarno tampak anggun dengan kerudung hijau.
Gus Ipul mengatakan, paduan warna dalam busana yang dia kenakan bersama Puti Soekarno adalah simbol semakin bersatunya kaum Nahdliyin dan kaum nasionalis. Dua kelompok itulah yang menjadi fondasi bagi bangunan Indonesia.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
-
Siapa yang disebut Gus Baha sebagai pelopor Islam di Jawa? Ia menegaskan bahwa klaim tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut Gus Baha, meskipun Wali Songo berperan penting dalam menyebarkan Islam di Jawa, agama Islam sebenarnya sudah ada di Indonesia jauh sebelum mereka datang.
-
Siapa nama asli Sunan Gunung Jati? Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah, yang juga masih keturunan Kerajaan Sunda Pajajaran dari sang ibu bernama Nyai Rara Santang, puteri dari Raja Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja).
-
Siapa Sunan Gunung Jati? Sunan Gunung Jati lahir dengan nama Syarif Hidayatullah pada tahun 1448 Masehi di Makkah Al-Mukarramah. Ibunya, Nyai Rara Santang, adalah putri dari Prabu Siliwangi, raja Kerajaan Padjajaran yang kemudian memeluk Islam dan berganti nama menjadi Syarifah Mudaim.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Siapa yang menjuluki Gus Dur Bapak Keberagaman? Julukan Bapak Keberagaman ini diberikan oleh Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, museum yang mengelola koleksi, gagasan, dan karya para presiden.
"Dan dari Jawa Timur-lah fondasi itu dibangun. Dari provinsi ini, lahir seorang tokoh besar dan Bapak Bangsa kita, Bung Karno, Putra Sang Fajar. Dari Jatim pula tumbuh kesadaran pergerakan umat Islam, antara lain tecermin dari terbitnya Resolusi Jihad yang menggelorakan semangat melawan penjajahan," ujar Gus Ipul.
Dua kekuatan itulah, sambung Gus Ipul, yang mesti terus dijalin kebersamaannya demi utuhnya bangsa Indonesia. "Dengan keutuhan bangsa, kita bisa membangun dan menyejahterakan rakyat dalam bangunan Indonesia Raya," kata Gus Ipul yang juga ketua PB Nahdlatul Ulama.
"Insya Allah warna busana yang kami kenakan ini adalah wujud tekad kuat untuk menyatukan seluruh elemen di Jatim, untuk bersama-sama meraih esok yang lebih baik. Busana ini juga produksi usaha kecil menengah Jatim, menjadi pesan bagi prioritas kami ke depan, yaitu membela kelompok ekonomi kecil dan masyarakat miskin," imbuh Gus Ipul.
Puti Soekarno menambahkan, salah satu syarat bagi terwujudnya Indonesia yang tangguh adalah menyatunya elemen santri dan nasionalis.
Gus Ipul dan Puti di Haul Bung Karno ©2018 Merdeka.com
"Nasionalis dan santri, santri dan nasionalis, tak ubahnya dua sisi dari satu keping mata uang yang membentuk Indonesia Raya. Berkat persatuan dua kelompok itulah, Indonesia tak mempan dipecah belah, republik ini tetap berdiri untuk menuntaskan tugas menyejahterakan seluruh lapisan rakyat," kata cucu Bung Karno tersebut.
Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU KH Said Aqil Siradj, yang juga hadir dalam haul tersebut, menambahkan, menyatunya elemen santri dan nasionalis bukan jargon politik semata.
Dalam perjalanan sejarah bangsa kita, berkali-kali kaum santri dan nasionalis menyelamatkan Indonesia dari perpecahan.
Dia mencontohkan kerja sama antara Bung Karno dan pendiri NU KH Hasyim Asyari di masa pergerakan kemerdekaan. Bung Karno bertanya tentang hukum membela Tanah Air, dan dijawab KH Hasyim secara tegas sebagai "jihad fisabilillah".
"Kerja sama Bung Karno dan Mbah Hasyim menunjukkan kepada kita semua bahwa menjadi muslim juga bisa menjadi Indonesia pada saat yang bersamaan," ujarnya.
"Sebab, nasionalisme Bung Karno juga lahir dari rahim keimanan. Itulah yang dalam bahasa Mbah Hasyim disebut sebagai hubbul wathon minal iman, cinta tanah air sebagian dari iman: agama dan nasionalisme bukan dua kutub berseberangan, keduanya saling menguatkan," pungkas Kiai Said. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Soekarno dan Hatta selalu meminta pertimbangan Habib Ali Kwitang terkait kapan waktu dan di mana lokasi yang tepat untuk menentukan proklamasi kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaKH Maas Mansur adalah seorang tokoh Islam, pejuang, dan pahlawan nasional yang berkiprah lama di Muhammadiyah.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya tersanjung Anies Baswedan mengutip ucapan Presiden pertama RI Soekarno.
Baca SelengkapnyaK.H. Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal Gus Dur merupakan sosok guru bangsa yang karismatik.
Baca SelengkapnyaKH Zainul Arifin, tokoh nasional yang berkutat di bidang politik dari Barus.
Baca SelengkapnyaDesa ini dikenal sebagai pusat peradaban sejak zaman Hindu Buddha di Indonesia
Baca SelengkapnyaIbu dari Alam Ganjar tersebut ikut berkecimpung pada organisasi islam, seperti pengurus Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Purbalingga.
Baca SelengkapnyaUmar menyebutkan sebagai pendiri NU dirinya diajarkan tentang eratnya hubungan antara nilai-nilai kebangsaan dan nilai-nilai Islam.
Baca SelengkapnyaSalah satu rekam jejak K.H Abbas terlihat saat melawan penjajah dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Baca SelengkapnyaGus Dur adalah pemimpin yang begitu dicintai rakyat Indonesia karena sosoknya gigih memperjuangkan hak-hak kaum minoritas.
Baca SelengkapnyaSetiap presiden yang menjabat memiliki julukannya masing-masing. Presiden keempat, Abdurrahman Wahid diberi julukan Bapak Keberagaman.
Baca SelengkapnyaDengan diberikannya salinan naskah bersejarah itu pun diharapkan Andika-Hendi mampu memiliki semangat untuk berjihad memakmurkan masyarakat, khususnya di Jateng
Baca Selengkapnya