Dikira suara kuntilanak, ternyata tangisan bayi yang dibuang dalam pesantren
Merdeka.com - Penghuni dan pengunjung Pesantren Dar Fatimah, Jalan Yos Sudarso, Cengkeg Turi, Binjai, Sumut, mendadak heboh. Mereka dikejutkan dengan penemuan bayi perempuan di halaman lembaga pendidikan itu.
"Bayi ditemukan dalam keadaan hidup di bawah pohon mahoni di halaman pesantren pada Sabtu (25/8) sekitar pukul 21.30 Wib," kata AKP Lengkap Tarigan, Humas Polres Binjai, Minggu (26/8).
Dia menjelaskan, bayi itu pertama kali ditemukan Suparmi (48), warga Jalan KL Yos Sudarso, Tebing Tinggi, dan Santi Sitorus (22), warga Jalan Anwar Idris Tanjung Balai. Keduanya merupakan orangtua santri yang tengah berkunjung ke Pesantren Dar Fatimah.
-
Siapa yang menemukan bayi tersebut? Bayi mungil yang diberi nama Bella oleh ART Nana Mirdad, yang pertama kali menemukannya, akhirnya bisa tenang dan tertidur setelah merasa hangat dan kenyang setelah minum susu.
-
Gimana mereka ketemu? Di balik pernikahannya yang terkesan sangat mendadak itu, banyak netizen menduga keduanya menikah melalui jalur perjodohan. Namun, dugaan tersebut tidak dikonfirmasi oleh keduanya hingga 1 tahun usia pernikahannya.
-
Bagaimana bocah tersebut bisa keluar? Pria dewasa yang membantu bocah ini menyuruhnya memiringkan kepalanya agar memudahkannya untuk keluar. Dengan memegang kepala dan memutar kepala secara pelan-pelan, alhasil kepala bocah tersebut berhasil keluar dengan kondisi bersih tanpa luka.
-
Bagaimana mereka bertemu? Sejak perang meletus pada 7 Oktober lalu, pria Palestina ini, bersama dengan seluruh warga Palestina di Tepi Barat, dilarang masuk ke Israel, sehingga keduanya bertemu secara diam-diam di Ramallah.
-
Siapa yang melahirkan bayi? Hari ini, Rabu (31/7), Tengku Dewi Putri telah melahirkan bayi kedua berjenis kelamin perempuan di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
-
Dimana gerombolan motor itu masuk? Gerombolan bermotor itu datang ke Kampung Al-Furqon, Desa Cisolok ini dengan menggunakan lima sepeda motor.
Saat itu sejumlah orangtua santri memang tengah berada di halaman pesantren. Suparmi dan Santi duduk di ayunan.
Awalnya Suparmi dan Santi melihat laki-laki dan perempuan berboncengan dengan sepeda motor keluar dari pintu gerbang pesantren. Mereka tidak melihat wajah keduanya karena terhalang pepohonan.
Tak lama berselang, terdengar suara tangisan bayi. Suparmi dan Santi mencari asal suara yang berada sekitar 40 meter dari lokasi mereka duduk. Keduanya sempat takut dan menduga suara berasal dari atas pohon mahoni dan menyangkanya suara kuntilanak.
Karena takut, Suparmi dan Santi mengajak santri laki-laki untuk mendatangi asal suara. Tepat di bawah pohon mahoni, mereka menemukan bayi beralas kain panjang batik.
Saat ditemukan, bayi dibungkus kerudung warna ungu. "Kondisi bayi dalam keadaan sehat dan berjenis kelamin perempuan. Tali pusarnya masih ada dan dijepit alat kebidanan. Bayi itu diperkirakan baru berusia 3 hari," jelas Tarigan.
Suparmi dan Santi kemudian membawa bayi itu ke dalam pesantren. Kejadian itu pun dilaporkan ke kepala lingkungan dan lurah setempat. Polisi pun datang ke lokasi untuk melakukan penyelidikan.
Pelaku dan motif pembuangan bayi itu belum diketahui. "Kita masih melakukan penyelidikan. Sementara bayi tersebut dirawat pihak Pesanten Dar Fatimah," jelas Tarigan.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berusaha mencari jalan pintas ngabuburit, dua remaja ini malah tersangkut di atap rumah warga.
Baca SelengkapnyaKasus penculikan bayi itu berawal saat pelaku bersama suaminya yang merupakan tetangga A berniat untuk mencuri sepeda motor milik orangtua korban.
Baca SelengkapnyaKejadian kecelakaan yang melibatkan dua perempuan itu terjadi di hari pertama puasa.
Baca SelengkapnyaViral video memperlihatkan pocong buatan di Jalan Raya Bukit Datuk, Kota Dumai, Riau.
Baca SelengkapnyaSaat ditemukan, jasad bayi berjenis kelamin perempuan itu sudah dalam kondisi membusuk.
Baca SelengkapnyaNiat hendak melaju kencang, si pemotor justru mengalami hal tak terduga.
Baca Selengkapnya