Dr Reisa: Rapid Test Masih Diperlukan untuk Deteksi Orang Terinfeksi Covid-19
Merdeka.com - Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional, Reisa Broto Asmoro menegaskan, rapid test masih diperlukan untuk mendeteksi orang terinfeksi Covid-19. Ini menjawab permintaan sejumlah pihak agar rapid test dihentikan karena tidak berguna untuk melacak orang terpapar Covid-19.
"Berdasarkan beberapa kajian terkini mengenai pemeriksaan Covid-19, kami menyimpulkan bahwa rapid test masih diperlukan sebagai upaya yang bisa membantu untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak," katanya dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (18/7).
Reisa menjelaskan, berdasarkan pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19 revisi kelima oleh Kemenkes bahwa rapid test tidak digunakan untuk kepentingan diagnostik. Melainkan hanya digunakan untuk penapisan atau skrinning pada populasi tertentu yang dianggap berisiko tinggi terhadap Covid-19.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa standar kualitas udara yang ditentukan WHO? Hanya tujuh negara yang berhasil memenuhi standar kualitas udara internasional yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia berdasarkan survei tahunan ke-6 IQAir.
-
Bagaimana cara WHO merekomendasikan MPASI? Rekomendasi ini didukung oleh bukti yang kuat, meskipun tingkat keyakinan bukti tersebut rendah. Namun, untuk melaksanakan rekomendasi ini, semua ibu yang menyusui memerlukan lingkungan yang mendukung dan layanan pendukung.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana WHO meneliti smartphone? Penelitian sistematis terbaru ini menggunakan data yang jauh lebih besar dan komprehensif dibandingkan dengan yang dianalisis oleh IARC pada tahun 2011.
"Pada kondisi dengan keterbatasan kapasitas pemeriksaan PCR atau tes dengan sampel swab, rapid test menguatkan pelacakan erat dan pada kelompok-kelompok rentan risiko," ujarnya.
Menurut Reisa, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pun merekomendasikan penggunaan rapid test. Namun, hanya untuk tujuan penelitian epidemiologi atau penelitian lainnya yang berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian virus SARS-CoV-2.
"Penggunaan rapid test mengikuti perkembangan teknologi terkini dan rekomendasi dari WHO," ucap dia.
Puteri Indonesia Lingkungan 2010 ini menambahkan, Indonesia kini bisa membuat alat rapid test sendiri dengan tingkat akurasi yang tinggi. Ini diyakini dapat membantu untuk mendeteksi orang terpapar Covid-19 secara meluas.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaKemenkes telah menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan mpox atau cacar monyet.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaSejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaMenurut Puan, edukasi dan kesadaran masyarakat harus gencar dilakukan terkait informasi wabah Mpox tersebut,
Baca Selengkapnya