Epidemiolog Soroti Tak Akuratnya Data 4.123 Positif dari Tracing Pemudik

Merdeka.com - "Secara umum pengetatan yang dilakukan oleh Polri di 381 lokasi dan operasi ketupat kemarin jumlah pemudik yang dirandom testing 6.742 orang, konfirmasi positifnya 4.123 orang."
Demikian diungkap jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). Data tersebut dikatakan Airlangga saat konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (10/5) beberapa waktu lalu.
Namun, sehari sebelumnya, Polri baru saja membeberkan data hasil penyekatan di 700 lokasi sejak tanggal 6-8 Mei 2021.
Saat itu, Kepala Biro Pembinaan Operasi (Karo Binops) Polri, Kombes Roma Hutajulu yang menyampaikan data dalam Rapat Koordinasi Satgas Penanganan Covid-19.
"711 Bus, 836 travel juga diputarbalik dan 1.780 kegiatan mudik lain terkait putarbalik kendaraan. Pada periode yang sama, kepolisian juga telah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada 6.809 pemudik. Hasilnya, 151 orang positif terinfeksi Covid-19, sedangkan 6.658 lainnya negatif.
"Pemeriksaan kesehatan ini sepanjang Lampung, Jawa sampai Bali," ujarnya.
Menanggapi data ribuan pemudik positif Covid-19 yang diungkap Airlangga, Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono menyebut data tersebut tidak akurat.
"Datanya tidak akurat, publik dibohongi atau ditakuti," tegas Pandu saat dikonfirmasi merdeka.com, Jumat (14/5).
Menurut Pandu, sumber data 61,15 persen pemudik positif Covid-19 tidak jelas. Sebab, pemerintah tidak mengungkapkan metode yang digunakan untuk memeriksa pemudik.
Selain itu, pemerintah tidak menjelaskan pemudik yang positif terjangkit Covid-19 menggunakan moda transportasi apa.
"Pemeriksaannya tidak diberi tahu pakai apa, terus orangnya seperti apa. Kan pemudik ada yang pakai motor, pakai mobil, pakai bus, tujuannya di mana. Jadi angka itu ya angka tidak bisa dipercaya," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito menegaskan data 4.123 orang positif Covid-19 yang dibeberkan Airlangga bukan hasil tracing dari penerapan larangan mudik. Melainkan, gabungan dari sejumlah operasi yang digelar Polri sejak 22 April lalu.
"Itu data sejak 22 April 2021 dari berbagai operasi Polri," katanya kepada merdeka.com, Jumat (14/5).
Wiku menjelaskan 4.123 orang positif Covid-19 merupakan akumulasi data hasil pemeriksaan selama peniadaan mudik dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.
"Mohon untuk jangan dilihat sebagai yang positif itu dilakukan hanya di masa peniadaan mudik saja. Jadi ini adalah pengumpulan data," jelasnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Rabu (13/5).
Wiku menyebut 4.123 orang positif Covid-19 ditemukan berdasarkan hasil skrining yang dilakukan Polri melalui sejumlah operasi. Temuan itu kemudian digabung dengan hasil skrining operasi Polri selama pemberlakuan PPKM mikro.
"Bahwa skrining yang dilakukan oleh Polri dari beberapa operasinya Amanusa termasuk juga dari bantuan Polri melakukan testing di PPKM Mikro digabung jadi satu. Kebetulan angkanya sekitar 4.000 tersebut disampaikan oleh Pak Menko dan itu tetap akan bertambah terus tentunya," ujarnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya