Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Eva Sundari sebut program KJP Ahok berhasil tekan pernikahan dini

Eva Sundari sebut program KJP Ahok berhasil tekan pernikahan dini Eva Sundari di Rumah Lembang. ©2016 Merdeka.com/Ahmad Fikri Faqih Haq

Merdeka.com - Anggota Tim Pemenangan Basuki-Djarot, Eva Sundari menyebut program kerja pasangan petahana berpihak kepada kaum perempuan dan anak-anak. Karena mereka menerapkan bantuan pendidikan, Kartu Jakarta Pintar (KJP) serta memberikan vaksin secara gratis.

Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan, KJP bukan hanya memastikan anak-anak dapat terus melanjutkan pendidikannya. Sebab ternyata, program bantuan pendidikan tersebut telah menekan angka pernikahan dini di kalangan perempuan ibu kota.

"Salah satu yang menjadi kegalauan aktivis adalah pernikahan dini. Karena ada KJP, perempuan tingkat pendidikannya semakin tinggi. Ini berhasil menekan angka pernikahan dini," katanya di Rumah Pemenangan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/12).

Anggota DPR ini menambahkan, jaminan pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan sampai perguruan tinggi membuat kesetaraan gender dan kesetaraan dalam menjajaki karier. "Pendidikan tinggi menjamin kesetaraan gender, kesamaan antara laki-laki dan perempuan. Mereka mempunyai kesempatan yang sama dalam berkarier," ujarnya.

Eva menilai Ahok-Djarot dengan kepemerintahan telah menjalankan keadilan sosial sebagai perwujudan Pancasila. Ia meminta pasangan petahana tersebut diberikan kembali kesempatan untuk melanjutkan program kerjanya.

"Ahok telah memberikan harapan keadilan sosial. Hal itu sudah dibuktikan di DKI Jakarta. Jadi kenapa tidak diberi kesempatan 5 tahun ke depan? Kalau sekarang Ahok diganti, programnya bisa drop lagi," tuturnya.

Dia mengharapkan, warga Jakarta semakin cerdas dalam menentukan pilihan saat Pilkada nanti. Perempuan kelahiran Nganjuk, Jawa Timur ini yakin, dalam lima tahun ke depan, karena program-program kerja yang berpihak kepada perempuan dan kesetaraan gender.

"Semoga dalam memilih, tidak direpresentasikan secara emosional, melainkan direpresentasikan sebagai keadilan sosial. Amat tidak fair jika tidak melihat bukti nyata sebagai dasar memilih Ahok-Djarot," tutupnya.

(mdk/tyo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP