Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta-fakta satu keluarga pengebom bunuh diri di 3 gereja Surabaya

Fakta-fakta satu keluarga pengebom bunuh diri di 3 gereja Surabaya Bom Surabaya. ©2018 REUTERS/Beawiharta

Merdeka.com - Bom bunuh diri meledak di tiga lokasi Kota Surabaya sekaligus pada Minggu (13/5) pagi. Ironisnya, ketiga ledakan terjadi di gereja, tempat ibadah umat kristiani. Pada korban pun kebanyakan adalah mereka yang hendak ibadah, berdoa kepada Tuhan. Hingga Senin (14/5) pagi, total korban tewas 14 orang. Enam di antaranya pelaku bom bunuh diri.

Pukul 06.30 WIB, pertama kali bom meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel. Di sini, pelaku dua orang menggunakan sepeda motor. Bom dipangku di atas motor.

Ledakan selanjutnya Pukul 07.15 WIB, terjadi di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro. Pelaku seorang wanita bersama dua anak perempuannya. Bom dibawa dengan dililitkan di perut.

Terakhir, Pukul 07.53 WIB di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno. Pelakunya diketahui adalah Dita Supriyanto. Pelaku meledakkan bom di dalam mobil.

Gilanya lagi, ketiga lokasi ledakan ini rupanya dilakukan oleh enam orang yang masih satu keluarga. Terdiri dari ayah, ibu dan empat orang anaknya. Mereka adalah Dita Supriyanto (ayah), Puji Kuswati (ibu) dan anak-anaknya yakni, Fadila Sari (12), Pamela Riskika (9), Yusuf Fadil (18) dan Firman Halim (16).

Pulang dari Suriah

Paham radikal di keluarga Dita tampaknya sudah sangat kental. Bukan tanpa alasan, keluarga ini juga diketahui baru saja pulang dari Suriah, markas ISIS.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan, ada sekitar 1.100 WNI yang pergi ke Suriah. 500 Sudah kembali. Sisanya ada yang tewas dan masih menetap di sana.

"Yang kembali dari Suriah 500,termasuk di antaranya keluarga ini," kata Kapolri Jenderal Tito dalam konferensi pers di RS Bhayangkara Surabaya, Minggu (13/5).

Ke Suriah, keluarga Dita bergabung dengan ISIS dan kembali ke Indonesia. Bersama ISIS, keluarga Dita belajar strategi teror, kemiliteran dan membuat bom. Ketika kembali ke Indonesia, UU Teroris Indonesia tidak bisa menghukum tindakan tersebut.

Ibu lilitkan bom ke anaknya

Puji Kuswati berjalan bersama dua anaknya Fadila dan Pamela masuk ke GKI Jalan Diponegoro setelah diturunkan oleh sang ayah. Sempat dihalangi satpam gereja, akhirnya bom meledak.

Parahnya, Puji yang saat itu memakai cadar tak hanya melilitkan bom di dalam perutnya, tapi juga kepada dua anak perempuannya. Tito mengungkapkan, jenis bom ini membuat bagian perut terduga pelaku tidak utuh.

"Sementara bagian atas tubuh dan bagian kaki, relatif masih utuh," katanya di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu (13/5) sore.

Dita Supriyanto ketua JAD

Pelaku utama di tiga gereja Kota Surabaya adalah sang kepala keluarga Dita Supriyanto. Bahkan, boleh dibilang jabatan Dita di jaringan radikal itu tak sembarangan.

Dia adalah Ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Surabaya. Hal ini diungkap oleh Kapolri Tito Karnavian.

Pimpinan JAD dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) di Indonesia adalah Aman Abdurahman yang saat ini ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat.

"Peledakan gereja di Surabaya diduga dipimpin oleh Dita Supriyanto, Ketua JAD Surabaya, yang meledakkan bom di Gereja Pusat Pantekosta Surabaya di Jalan Arjuno," kata Tito.

Rumah penuh bom rakitan

Polisi menemukan empat bom aktif di rumah Dita Supriyanto. Bom ditemukan ketika polisi melakukan penggeledahan di kediaman Dita, Kompleks Perumahan Jalan Wonorejo Asri XI, Kecamatan Rungkut, Surabaya.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan, menyebut semuanya bom dan bahan peledak tersimpan di kamar Dita. Penggeledahan ini dilakukan Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri bersama tim gegana Brimob Polda Jawa Timur, Labfor Mabes Polri Cabang Polda Jawa Timur dan Polrestabes Surabaya.

"Empat bom ini ditemukan di tempat berbeda dan juga menemukan bahan bom yang belum di rakit ini semuanya diledakkan oleh tim gegana," kata Rudi Setiawan kepada wartawan, Minggu (13/5).

Keluarga kalangan berduit

Biasanya, pelaku teror tinggal di sebuah rumah kontrakan. Tapi tidak untuk teror yang terjadi di tiga gereja Kota Surabaya.

Dita dan keluarganya tinggal di Kompleks Perumahan Jalan Wonorejo Asri XI, Kecamatan Rungkut, yang tergolong menengah ke atas. Rumah di perumahan ini rata-rata dijual seharga Rp 1 miliar lebih.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bahkan ikut kaget. Dari kasus-kasus terorisme sebelumnya, biasanya para terduga teroris berasal dari kalangan menengah ke bawah.

"Tapi terus terang, yang surprise, ini tinggalnya di perumahan yang perekonomiannya bagus. Yang saya sedih itu. Biasanya kan kos-kosan," kata Risma.

Untuk profesi, Dita diketahui seorang pengusaha. Menurut tetangga, Dita kerap menjual berbagai jenis minyak seperti wijen dan kemiri.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polisi: Sekeluarga Tewas di Malang Diduga Bunuh Diri Bersama
Polisi: Sekeluarga Tewas di Malang Diduga Bunuh Diri Bersama

Sekeluarga Tewas di Malang Diduga Bunuh Diri Bersama

Baca Selengkapnya
Fakta Baru Sekeluarga Tewas Bunuh Diri di Penjaringan, Ini Isi Handphone Korban
Fakta Baru Sekeluarga Tewas Bunuh Diri di Penjaringan, Ini Isi Handphone Korban

Satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan dua anak nekat lompat dari lantai 21 apartemen Penjaringan

Baca Selengkapnya
Kesaksian Warga, Detik-Detik Sebelum 4 Bocah di Jagakarsa Ditemukan Tewas Mengenaskan
Kesaksian Warga, Detik-Detik Sebelum 4 Bocah di Jagakarsa Ditemukan Tewas Mengenaskan

Warga awalnya hanya mencium bau busuk dan tak mencurigai rumah korban menjadi sumber aroma tersebut.

Baca Selengkapnya
Kasus Perempuan Dikeroyok dan Ditelanjangi di Jakut, Polisi Periksa Suami Pelaku
Kasus Perempuan Dikeroyok dan Ditelanjangi di Jakut, Polisi Periksa Suami Pelaku

Dalam pemeriksaannya, Fuad disebutnya mengetahui penyebab pengeroyokan yang dilakukan istri dan anak-anaknya.

Baca Selengkapnya
Identitas 4 Bocah Jagakarsa yang Tewas Dikunci Ayahnya di Kamar Mandi
Identitas 4 Bocah Jagakarsa yang Tewas Dikunci Ayahnya di Kamar Mandi

Tetangga korban, Irwan mengungkap identitas keempat korban.

Baca Selengkapnya
Guru SD di Malang Diduga Bunuh Diri, Anak dan Istri Juga Tewas dengan Mulut Berbusa
Guru SD di Malang Diduga Bunuh Diri, Anak dan Istri Juga Tewas dengan Mulut Berbusa

Tiga orang sekeluarga di Kabupaten Malang, Jawa Timur ditemukan tewas Selasa (12/12).

Baca Selengkapnya
Pembunuh Satu Keluarga di Kediri Adik Kandung Korban, Ini Motif Pelaku
Pembunuh Satu Keluarga di Kediri Adik Kandung Korban, Ini Motif Pelaku

Pelaku ditangkap dalam waktu kurang dari 24 jam setelah dilakukan penyelidikan intensif.

Baca Selengkapnya
6 Fakta Satu Keluarga Guru di Malang Tewas dalam Satu Kamar, Begini Kondisi Anaknya yang Masih Hidup
6 Fakta Satu Keluarga Guru di Malang Tewas dalam Satu Kamar, Begini Kondisi Anaknya yang Masih Hidup

Sang anak berinisial AKE (12) sempat keluar rumah untuk minta tolong kepada tetangga, namun ayah, ibu, dan kembarannya tak selamat

Baca Selengkapnya
Usai Kunci 4 Anaknya di Kamar Mandi, Ayah di Jagakarsa Coba Bunuh Diri
Usai Kunci 4 Anaknya di Kamar Mandi, Ayah di Jagakarsa Coba Bunuh Diri

"Ada 4 orang penemuan mayat di dalam kamar untuk sementara masih dilakukan penyelidikan. Sementara masih dugaan anaknya, semuanya masih kita cek dulu," tuturnya

Baca Selengkapnya
4 Orang Sekeluarga di Musi Banyuasin Ditemukan Tewas Membusuk di Rumah
4 Orang Sekeluarga di Musi Banyuasin Ditemukan Tewas Membusuk di Rumah

Warga yang penasaran masuk ke rumah dan menemukan satu mayat. Warga akhirnya melapor ke polisi dan ditemukan tiga mayat lagi di rumah tersebut.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Misteri Kasus Ayah Bunuh 4 Anak, Wasiat Pesan Darah Puas Bunda
VIDEO: Misteri Kasus Ayah Bunuh 4 Anak, Wasiat Pesan Darah Puas Bunda

Seorang ayah di Jagakarsa, Jakarta Selatan tega membunuh 4 anaknya sendiri.

Baca Selengkapnya
Jasad 4 Anak Dibunuh Ayahnya Dimakamkan di Sawangan Depok
Jasad 4 Anak Dibunuh Ayahnya Dimakamkan di Sawangan Depok

Polisi sudah memeriksa ibu korban untuk menggali motif pelaku.

Baca Selengkapnya