Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

GO-JEK dilarang beroperasi, warga Solo kecewa

GO-JEK dilarang beroperasi, warga Solo kecewa Gojek. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Larangan beroperasinya ojek online (GO-JEK) di Kota Solo oleh pemerintah kota setempat, membuat warga pengguna sarana transportasi roda dua tersebut kecewa. Mereka meminta agar, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, mempertimbangkan kembali keputusannya dan mengizinkan GO-JEK tetap beroperasi.

Pelarangan operasional GO-JEK dianggap sebagai sikap yang keliru. Pemkot dianggap tidak peka terhadap perkembangan teknologi yang mempermudah kehidupan masyarakat.

"Sepeda motor itu dalam aturan memang tak masuk angkutan umum. Kalau ojek online dilarang, sama saja melarang ojek pangkalan. Keduanya kan sama-sama roda dua cuma beda cara pesannya aja," ujar Wibowo (40) warga Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Jumat (14/10).

Wibowo mengatakan, kehadiran ojek online diakuinya membuat masyarakat, khususnya di Solo, lebih nyaman. Namun dia juga meminta agar manajemen ojek online juga terbuka dan segera mengurus perizinannya ke pemerintah daerah setempat.

Kekecewaan juga diungkapkan oleh Friska, salah seorang warga Jalan Veteran. Menurut dia keberadaan GO-JEK memudahkan dirinya yang tidak bisa mengemudikan kendaraan bermotor untuk beraktivitas.

"Saya ini pulang pergi kerja naik GO-JEK mas. Lagian zaman sekarang kan zamannya teknologi, jadi itu salah satu penerapan juga kan. GO-JEK memudahkan transportasi dan responnya cepat. Karena di Solo ini untuk mencari ojek atau transportasi umum lainnya susah," ucapnya.

Selain itu, lanjut Friska, keberadaan GO-JEK juga menjadi lahan pekerjaan baru bagi UMKM yang dampaknya bisa mengurangi pengangguran.

"Menurut saya seharusnya selama program itu baik untuk masyarakat dalam artian tidak merugikan dan juga menyusahkan, ya seharusnya sih support saja. Selama berdampak positif saya rasa ya tetap diperbolehkan saja," harapnya.

Risa, pengguna GO-JEK lainnya asal Serengan, menyesalkan keputusan Pemkot Solo tersebut. Pasalnya, selama ini dia dan sejumlah teman kerja di kantornya selalu menggunakan jasa GO-JEK.

"Kecewa pasti kalau tidak boleh beroperasi. Karena kita sering susah nyari ojek dari kantor. Apalagi kalo pagi atau malam. Soalnya kita milih GO-JEK karena lebih murah," tuturnya.

Risa menambahkan, seharusnya Pemkot Solo bisa lebih bijaksana menyikapi keberadaan ojek online. "Dulu waktu saya kerja di Jakarta, pernah juga ngalamin yang namanya persaingan sengit ojek pangkalan dengan ojek online. Tapi mereka membuat kesepakatan biar tidak berebut penumpang," sambungnya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP