Golkar gelar pengajian, Nusron bekali saksi strategi lawan SARA

Merdeka.com - Partai Golkar malam ini kembali menggelar pengajian dalam rangka mempersatukan bangsa dan memperkuat ukhuwah Islamiyah. Secara khusus, Golkar dalam pengajian itu sekaligus membekali para saksi dan relawan yang akan terlibat dalam pemenangan pasangan nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) dalam Pilkada Gubernur DKI Jakarta putaran dua pada tanggal 19 April nanti.
Dalam pengajian yang diselenggarakan di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini, para saksi dibekali bagaimana melawan isu SARA yang selama ini dijadikan alat untuk mengganggu pasangan Ahok-Djarot dan orang-orang yang memilihnya.
"Kalau ada yang seperti itu (penggunaan isu SARA), Partai Golkar wajib melawan, para saksi di lapangan harus bisa melawan adanya praktik seperti itu," kata Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I (Jawa dan Sumatera), Nusron Wahid dalam sambutannya, Jumat (31/3).
Nusron menegaskan, Partai Golkar tidak ingin Islam yang Rahmatan Lil Alamin dirusak oknum orang Islam itu sendiri. Untuk itu, di hadapan sekitar 500 orang yang hadir dan beberapa ibu-ibu yang akan diberangkatkan umroh oleh Djarot Saiful Hidayat, Nusron mengajak untuk bersama-sama memangkan pasangan Ahok-Djarot.
"Kenapa kita ingin menangkan pasangan nomor dua, karena pasangan nomor dua yang paling menguntungkan buat Jakarta, buat umat Islam. Seumur-umur, baru kali ini ada masjid di balai kota, namanya Masjid Fatahillah, nama dari Sunan Gunungjati," ungkap Nusron.
Karena pasangan nomor dua juga, kata Nusron, dalam kepemimpinannya selalu berpihak kepada umat Islam.
"Belum ada gubenrur di Jakarta dimana para ustaz, marbot, pengurus masjid, takmir, akan dapat gaji bulanan. Dan semua imam masjid dan mushola dalam 5 tahun nanti akan diumrohkan, semua. Jadi nanti tidak ada imam masjid, takmir, marbot, yang tidak bisa berangkat umroh," bebernya.
Tetapi persoalannya, lanjut Nusron, sekarang ini pasangan nomor dua selalu diganggu, bahkan yang akan milih juga terus diganggu. Ada berbagai macam ancaman untuk mengganggu mereka yang memilih pasangan nomor dua, mulai dari tudingan kafir, tidak akan masuk surga, hingga tidak akan disholatkan jenazahnya.
"Saya katakan, orang yang berpendapat seperti itu bukan golongan ahlu sunnah wal jamaah. Karena ada hadis nabi yang diriwayatkan Ibnu Umar yang menyebutkan bahwa alamatnya ahlu sunah wal jamaah itu ada 10.
"Yang nomor 7 menyebutkan tidak boleh mengkafirkan seseorang atau orang lain selama orang tersebut masih ahli kiblat atau masih salat. Kalau selama masih salat dikafirkan, maka yang mengkafirkan bukanlah ahlu sunah wal jamaah," bebernya.
"Ini hanya karena beda pilihan, kok dianggap kafir, dikatakan masuk neraka. Terus yang masuk surga siapa?," tukasnya.
Kemudian soal ancaman tidak disalatkan jenazah bagi yang memilih Ahok-Djarot. "Memang kalau enggak disalati yang dosa yang mati? Yang dosa adalah yang hidup," tandasnya.
Sementara itu, Ustaz Zuhri Yaqub dalam ceramahnya mengatakan, berdasarkan hasil ijtihad para ulama, ada yang membolehkan memilih non muslim menjadi pemimpin seperti gubernur. Maka dari itu, bagi yang beda pilihan tidak boleh mengkafirkan sesama.
"Jangan hanya karena sahwat kekuasaan, takut kalah, lalu mengkafirkan yang beda pilihan," katanya.
Hadir dalam acara itu Ketua DPD II Jakarta Selatan Ikhsan Ingratubun, dan bupati terpilih Kabupaten Batang, Wihaji. Adapun penceramah adalah Ustadz Zuhri Yaqub dari Jakarta Barat.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya