Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Guru Besar UI: Orangtua yang Menolak Vaksin Berarti Tak Sayang dengan Anaknya

Guru Besar UI: Orangtua yang Menolak Vaksin Berarti Tak Sayang dengan Anaknya Vaksinasi Massal di Kota Bekasi. ©2021 Liputan6.com/Herman Zakharia

Merdeka.com - Sejalan dengan upaya pemerintah terus mendatangkan pasokan vaksin ke Indonesia, merek vaksin yang ada di Indonesia pun kian beragam. Namun, pemerintah tetap meminta masyarakat untuk tidak pilih-pilih merek dan menyegerakan vaksinasi untuk menghindari penularan Covid-19 yang semakin cepat dan berbahaya.

Pakar Imunisasi, Elizabeth Jane Soepardi menjelaskan, bahwa saat ini ketersediaan stok vaksin di dunia semakin terbatas. Selain itu, mutasi virus Covid-19 yang menghadirkan beragam varian baru juga semakin berbahaya untuk masyarakat. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi.

"Semakin ganas virus melalui varian-variannya, maka pemerintah akan lebih mudah mengalahkannya dengan menggunakan vaksin dari berbagai platform, misalnya Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna dan Pfizer," ujar Jane dalam siaran persnya, Sabtu (21/8).

Orang lain juga bertanya?

Menyadari hal itu, lanjutnya, sudah semakin banyak masyarakat yang melakukan vaksinasi. Dia menjelaskan tren positif ini sangat perlu dipertahankan karena berdasarkan data, Covid-19 akan memberi dampak lebih mematikan kepada pasien yang belum menerima vaksinasi.

"Data menunjukkan bahwa kasus yang sakit dan meninggal sebagian besar dari yang belum divaksinasi," tegas Doktor Bidang Penelitian Pelayanan Kesehatan dari Erasmus University, Netherland ini.

Senada, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Soedjatmiko juga kembali mengingatkan pentingnya vaksinasi untuk menghindari bahaya Covid-19. Berdasarkan data, lanjutnya, Covid-19 sudah merenggut lebih dari 120.000 nyawa di Indonesia.

"Sudah banyak anak Indonesia kehilangan orang tua akibat virus ini. Orangtua yang tidak mau divaksinasi, berarti tidak sayang kepada anak-anak dan keluarganya, karena membiarkan anak dan keluarganya lebih mudah diserang virus Corona," ujar Miko, sapaan Soedjatmiko.

Dia menambahkan, di seluruh dunia, semua orang saat ini sedang berebut untuk mendapatkan vaksinasi. Semakin banyak masyarakat dunia yang kini memahami dan meyakini manfaat vaksin untuk menghindarkan mereka dari Covid-19.

"Semua vaksin sama baiknya. Kalau menunda-nunda untuk menunggu memilih vaksin lain, maka berbahaya karena bisa tertular Covid-19, menyebar di keluarga, dan akan menyesal. Ayo segera imunisasi anak mulai umur 12 tahun, semua dewasa, dan lansia, agar keluarga kita terlindung dari bahaya Covid-19," imbaunya.

Prof. Miko juga mengingatkan, vaksinasi juga harus didukung dengan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat diminta untuk menghindari kerumunan, selalu menggunakan masker dengan benar, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

"Yang paling penting anak dan dewasa, jangan bepergian dan berkerumun. Siapapun, dimanapun, kecuali sangat penting. Anak dan dewasa selalu pakai masker menutupi hidung, mulut, dagu, pipi. Karena ketika masker dipakai dgn benar, maka saat itu juga langsung melindungi diri kita sebanyak 70-90%," ujar Prof. Miko.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate kembali menegaskan, semua vaksin yang digunakan di tanah air telah melewati berbagai pengujian untuk memastikan keamanan, khasiat, dan juga mutu.

"Pengujian juga telah dilakukan Badan POM dan juga para ahli lainnya untuk memastikan semua vaksin aman, berkhasiat, dan juga memiliki mutu baik," kata Johnny.

Sebelumnya, Badan POM memberikan persetujuan penggunaan pada masa darurat kepada enam jenis vaksin COVID-19, yaitu CoronaVac, Vaksin COVID-19 (produksi Bio Farma – Sinovac), AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Comirnaty (Pfizer). Sebelum didistribusikan dan digunakan, Badan POM melakukan pengawalan mutu melalui sampling dan pengujian di Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan dalam rangka lot release.

Seperti diberitakan untuk pertama kalinya Indonesia menerima 1,4 juta dosis vaksin Pfizer melalui skema pembelian bilateral. Vaksin Pfizer dengan merek COMIRNATY ini juga telah memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM pada 14 Juli 2021, dan akan langsung didistribusikan kepada masyarakat secara gratis. .

Vaksin Pfizer membutuhkan penanganan dan penyimpanan yang khusus dan harus segera digunakan, karena secara spesifikasi vaksin ini butuh disimpan khusus di dalam tempat penyimpanan dengan suhu yang sangat rendah antara -90 hingga -60 derajat Celcius. Vaksin ini akan digunakan dalam Program Vaksinasi COVID-19 Pemerintah secara gratis dan tidak tersedia secara komersial di fasilitas manapun.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis

Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.

Baca Selengkapnya
7 Dampak Kesehatan yang Bisa Dialami Anak-anak ketika Tidak Mendapat Vaksin Rutin
7 Dampak Kesehatan yang Bisa Dialami Anak-anak ketika Tidak Mendapat Vaksin Rutin

Melewatkan atau tidak memberi imunisasi pada anak bisa berdampak buruk pada kesehatannya.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta

Beberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023

Mulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.

Baca Selengkapnya
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah

Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca Selengkapnya
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?

Mulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi

Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox

Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya