Haedar Nashir sarankan Kemenag susun kode etik daripada list mubalig

Merdeka.com - Kementerian Agama (Kemenag) baru saja mengeluarkan list 200 nama mubalig yang direkomendasi sebagai penceramah. Keputusan Kemenag ini mendapatkan beragam tanggapan dari masyarakat maupun tokoh agama.
Menanggapi list 200 mubalig tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir tak sepakat dengan keputusan Kemenag tersebut. Menurut Haedar dibandingkan mengeluarkan list nama mubalig, Kemenag lebih baik menyusun kode etik untuk para mubalig.
"Kalau Kemenag mau mengeluarkan malah keluarkan aja akhlak atau etika dakwah, etika bertablig, etika menyampaikan pesan-pesan keagamaan. Sehingga itu menjadi koridor (bagi mubalig)," ujar Haedar di UMY, Kamis (24/5).
Haedar menjelaskan bahwa kode etik yang disarankannya ini tak hanya berlaku bagi mubalig saja. Tetapi juga bisa digunakan untuk tokoh-tokoh dari agama yang lain. Nantinya kode etik itu dibuat agar dalam menyampaikan pesan-pesan ajaran agama tak menimbulkan keresahan.
"Ya dunia ini harus tetap dibangun dengan konstruksi yang bersifat spiritual, moral, etika. Nah paling ya itu kode etik boleh lah. Bahkan itu (kode etik) juga bila perlu diperluas juga untuk agama-agama lain, biar ada etika. Jadi ini (kode etik) penting," tegas Haedar.
Haedar menambahkan pasca Kemenag mengeluarkan list 200 mubalig, pro dan kontra justru muncul di masyarakat. Haedar juga menyebut jika mubalig yang namanya tak masuk ke dalam list tersebut merasa gundah.
"Saya pikir Kementerian Agama akan merevisi (list rekomendasi 200 mubalig) dan menurut informasi kan juga akan mengajak dialog dengan tokoh-tokoh organisasi keagamaan." pungkas Haedar.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya