Harimau Tertangkap di Tapsel Dilepas ke Hutan TNGL Gayo Lues
Merdeka.com - Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang tertangkap di Desa Tapus Sipagimbal, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumut, pada Agustus lalu, telah berhasil dipulihkan. Si belang betina yang diberi nama Sri Nabilla itu pun dilepasliarkan ke habitatnya di daerah Kappi yang merupakan zona inti kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kabupaten Gayo Lues, Aceh.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Hotmauli Sianturi, dalam siaran persnya menyatakan, kawasan itu dipilih sebagai lokasi pelepasliaran Sri Nabilla sesuai rencana dan berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan.
"Lokasi itu dinilai cocok untuk lepas liar mengingat di lokasi ini ditemukan kaisan harimau, artinya Kappi-TNGL tepatnya di Cempege adalah habitat harimau sumatera," tulisnya dalam keterangannya, Selasa (3/11).
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Bagaimana cara melindungi Harimau Sumatera? Keberadaan harimau sumatera dilindungi berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Meski dilindungi, jika hutan terus berubah menjadi kebun, bukan tidak mungkin si raja hutan ini akan punah.
-
Siapa yang memperkirakan jumlah Harimau Sumatera? WWF memperkirakan populasinya di alam liar Andalas hanya sekitar 600 ekor.
-
Di mana serangan harimau terjadi? Dalam pemberitaan surat kabar De Staandard edisi 13 Februari 1883, diberitakan tentang seorang warga yang diterkam harimau dan jasadnya ditemukan di hutan.
-
Di mana letak Gua Harimau? Gua ini terletak di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Ogan Komering Ulu (OKU), sekitar 35 km dari Baturaja.
-
Kenapa keberadaan satwa langka di hutan lereng Gunung Slamet terancam? Beberapa satwa langka itu masih dapat dijumpai walau keberadaan mereka terancam oleh para ulah pemburu liar.
Luas lokasi pelepasliaran sekitar 4 Ha dan berada pada ketinggian 1.320 mdpl, datar, terbuka dan berbatu. Kawasan itu bagian dari zona inti TNGL yang menyatu dengan hutan zona inti TNGL. Lokasi ini dekat sumber air dan terdapat saltlick yang tersebar. Di lokasi ini juga ditemukan tanda-tanda keberadaan satwa mangsa, seperti rusa, kijang, dan kambing hutan.
Sebelum dilakukan lepas liar di lokasi ini sudah dilakukan pembersihan jerat oleh BBTNGL. Tujuannya agar harimau yang dilepasliarkan tidak terjerat.
"Sri Nabilla dibawa melalui jalur darat dari Sanctuary Harimau Barumun Nagari, Aek Godang, Barumun-Tapanuli Selatan-Sipirok-Siborong-borong-Dolok Sanggul-Sidikalang (Sumatera Utara) menuju Aceh, melalui Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara, dan terakhir ke Blangkejeren - Kabupaten Gayo Lues Aceh di Bandara Patiambang dengan memakan waktu sekitar 20 jam. Selama dalam perjalanan darat Sri Nabilla selalu dimonitor oleh Tim BBKSDA Sumatera Utara," ujar Hotmauli.
Dari Bandara Patiambang, Sri Nabilla diangkut menggunakan helikopter ke Kappi–TNGL. Satwa ini kemudian dilepasliarkan di sana.
Seperti diberitakan, Sri Nabilla masuk kandang jebak atau perangkap yang dipasang BBKSDA Sumut di Desa Tapus Sipagimbal pada Senin (24/8). Si belang ini diperangkap karena meresahkan warga sekitar karena hampir setiap hari muncul di permukiman dan memangsa ternak warga.
Harimau ini diduga terlibat konflik dengan warga Desa Tapus Sipagimbal sekitarnya sejak Mei 2020. Si belang dilaporkan memangsa anjing, ular dan ternak warga pada Selasa (4/8), lalu kembali memangsa seekor ternak kambing di dekat permukiman warga pada Sabtu (15/8).
Tim dari BBKSDA Sumut yang turun ke lokasi memasang perangkap atau kandang jebak bersama pihak koramil dan kecamatan setempat pada Sabtu (22/8). Dua hari kemudian, harimau itu tertangkap.
Setelah terperangkap, harimau dievakuasi dan diobservasi ke Sanctuary Harimau Barumun Nagari untuk pengecekan kondisi kesehatannya. Dari pemeriksaan diketahui harimau berkelamin betina dengan umur antara 2 hingga 3 tahun.
Secara umum kondisi harimau itu sehat, namun mengalami malnutrisi sehingga tubuhnya terlihat agak kurus, diduga tidak mendapatkan pakan yang cukup. Beratnya hanya 45,2 Kg, padahal untuk seusia itu berat seharusnya minimal 60 Kg.
Harimau yang tertangkap juga mengalami dehidrasi dan anemia yang mengakibatkan kondisinya terlihat lemah. Selain itu banyak ditemukan kutu pada tubuhnya. Tim medis akhirnya memulihkan kondisi Nabilla. Satwa dilindungi itu akhirnya dilepasliarkan ke TNGL.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua harimau betina ini diberi nama Ambar Goldsmith dan Beru Situtung.
Baca SelengkapnyaAtasi Konflik Harimau dengan Manusia, KLHK terjunkan penembak bius
Baca SelengkapnyaMomen itu terekam CCTV terjadi pada 30 Mei 2024 pukul 02.00 dini hari
Baca SelengkapnyaHutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka.
Baca SelengkapnyaDua ekor lutung jawa dilepasliarkan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru wilayah Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (23/2).
Baca SelengkapnyaTNBBS membujur dari Bengkulu hingga Lampung dengan luas 355.511 hektare
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan proses pelepasan burung elang Jawa di alam.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, kepolisian menerapkan restoratif justice sehingga pemilik hanya diminta buat pernyataan tidak diproses hukum.
Baca SelengkapnyaIa lantas memilih untuk memberhentikan mobilnya dan membiarkan harimau untuk menyebrangi jalanan tersebut.
Baca SelengkapnyaKawasan suaka margasatwa di Kabupaten Banyuasin ini sudah ditetapkan sejak tahun 1935 oleh gubernur Hindia Belanda pada waktu itu.
Baca SelengkapnyaTaman Nasional Tesso Nilo ini termasuk dalam kategori hutan hujan tropis yang menjadi kawasan perlindungan ratusan jenis flora dan fauna.
Baca Selengkapnya