Heboh Dosen UIN Suska Riau Singgung SARA pada Mahasiswa
Merdeka.com - Beredar rekaman suara diduga dosen sekaligus wakil dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau, menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Ucapan tersebut keluar mulut salah satu dosen laki-laki saat berdialog dengan salah satu mahasiswa.
Dalam rekaman itu, sang dosen juga membahas soal pemakaian cadar para mahasiswi hingga merembet ke unsur SARA, dan dugaan menghina dunia jurnalistik. Ketika itu, dosen dan mahasiswa yang mewakili teman-temannya sedang berdialog.
Berawal dari Cadar
-
Bagaimana cara dosen ini menyamar jadi mahasiswa? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru.
-
Siapa pembicara? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
-
Siapa saja yang hadir dalam diskusi? Hadir dalam diskusi ini, dari pakar hukum, politik, hak asasi manusia, pegiat anti-korupsi, akademisi, dan aktivis.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa yang mereka bicarakan? Keduanya mengaku dalam pertemuan tersebut menemukan kesamaan dalam menghadapi pemilu 2024.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
Mahasiswa laki-laki protes karena adanya dugaan pemakaian cadar yang diduga dilarang digunakan saat ujian di kampus itu.
Berikut dialog antara mahasiswa dengan dosen daklam rekaman itu. "Kalau mau ujian buka (cadar)," ujar dosen.
"Tapi kan itu pemaksaan namanya, Pak," jawab mahasiswa pria itu.
Dialog Direkam
Dialog berlanjut, dosen tersebut menyebut dalam mendidik harus ada unsur paksaan.
"Mendidik itu harus memaksa," kata dosen.
Namun tiba-tiba si dosen menyinggung salah satu suku. Ternyata dialog itu direkam. Akhirnya rekaman tersebut viral di sejumah group WhatsApp wartawan dan bikin heboh.
Gubernur dan Kapolda Sudah Dengar
Menyikapi hal itu, Rektor UIN Suska, Prof Dr Akhmad Mujahiddin menyesalkan ucapan anak buahnya. Dia juga diminta Gubernur Riau Syamsuar agar menyelesaikan persoalan itu supaya tidak membuat gaduh.
"Iya, saya juga mendapat rekaman itu. tadi Pak Gubernur, Pak Kapolda, juga klarifikasi tentang itu," ujar Akhmad Sabtu (23/11).
Dosen Dituntut Minta Maaf
Dia meminta agar si dosen yang ada dalam rekaman itu meminta maaf ke masyarakat. Dia ingin permasalahan itu tidak diperlebar apalagi menyinggung soal SARA.
Dikatakannya, Gubernur Riau meminta agar Akhmad segera meredam isu berbau SARA yang di kampus itu. Apalagi beradar informasi mahasiswa akan melaporkan hal itu ke polisi.
Akhmad berencana memanggil dosen dan mahasiswa dalam rekaman itu, untuk mengetahui permasalahan apa yang sebenarnya terjadi. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua BEM UNY Farras Raihan (21) mengaku mendapatkan tindakan represif dari salah seorang dosen saat melakukan orasi.
Baca SelengkapnyaSalah satu kebijakan yang menjadi sorotan adalah mahasiswa baru wajib membeli jas almamater.
Baca SelengkapnyaSeorang dosen di Aceh viral setelah membuat aturan nyeleneh kepada mahasiswanya dengan memanggil "Yang Mulia".
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka terhadap Khairunnas dilakukan setelah penyidik melakukan gelar perkara pada Jumat (30/8) lalu.
Baca SelengkapnyaGanjar dan Mahfud terlihat mendengarkan apa yang disampaikan Tiara sambil sesekali tersenyum
Baca SelengkapnyaKomisi Etik Unand melakukan pemeriksaan untuk dapat mengungkapkan masalah tersebut secara objektif.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah seorang dosen yang sikapnya bikin menangis.
Baca SelengkapnyaSelain itu, UMS juga memberikan sanksi yang sama pada kasus dosen lainnya yang diduga mengajak melakukan tindak asusila mahasiswanya.
Baca SelengkapnyaKecewa dengan Pelanggaran Demokrasi dan Etika, Mahasiswa UNS Keluarkan Maklumat Supersemar
Baca SelengkapnyaProf Sri maupun mahasiswanya sudah diperiksa polisi untuk dimintai keterangan.
Baca SelengkapnyaRektor mengatakan, pencabutan laporan ini dilakukan setelah adanya mediasi yang difasilitasi oleh Ditreskrimsus Polda Riau.
Baca SelengkapnyaMDR mengaku tidak mengenal wanita tersebut dan telah menyerahkan daftar nama mahasiswa dan mahasiswi bimbingannya kepada pihak kampus untuk dimintai keterangan.
Baca Selengkapnya