Hotspot di Sumsel Tercatat 799 Titik, Meningkat Drastis dari Tahun Lalu
Merdeka.com - Jumlah hotspot (titik panas) hingga 13 Agustus 2019 di Sumatera Selatan tercatat mencapai 799 titik. Hotspot tahun ini meningkat drastis di banding sepanjang tahun lalu.
Kabid Penanganan Kedaruratan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori mengungkapkan, hotspot terbanyak masih berada di daerah rawan karhutla. Seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir (140 titik), Musi Banyuasin (124), Penukal Abab Lematang Ilir (76), Banyuasin (70), Ogan Ilir (68), dan juga tersebar di beberapa daerah lain.
"Dari satelit Lapan hotspot tahun ini cenderung lebih banyak dibanding tahun lalu. Sampai kemarin ada 799 hotspot, sedangkan sepanjang tahun 2018 ada 664 titik," ungkap Ansori, Rabu (14/8).
-
Kenapa suhu panas di Asia Tenggara meningkat? Gerakan semu Matahari pada akhir April dan awal Mei berada di atas lintang 10 derajat Lintang Utara yang bertepatan dengan wilayah-wilayah Asia Tenggara daratan. Hal ini menyebabkan penyinaran Matahari sangat terik dan memberikan latar belakang kondisi yang panas.
-
Apa dampak utama dari 99W di Sumatra Utara? Hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi, khususnya di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
-
Apa yang terjadi di Sumbar? Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi memerintahkan Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi untuk menerima semua korban bencana yang dirujuk tanpa terkecuali.
-
Dimana banjir lahar di Sumatera Utara terjadi? Di Indonesia, daerah yang sering mengalami banjir lahar termasuk daerah sekitar gunung berapi aktif seperti Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Gunung Kelud di Jawa Timur, Gunung Sinabung di Sumatera Utara, dan Gunung Agung di Bali.
-
Bagaimana cuaca panas ekstrem memicu kebakaran hutan? Cuaca panas ekstrem dapat memicu percikan apik di area hutan, kemudian semakin menyebar dan menyebabkan kebarakan dalam skala besar.
-
Apa saja yang terbakar di Bantul pada Juli 2023? Pada Rabu (19/6) terjadi lima kali kebakaran yaitu di tumpukan limbah pabrik garmen, Kebakaran karena korsleting di Banguntapan, kebakaran rumah di Badegan, Bantul, kebakaran rumah di Wonokromo, Pleret, dan kebakaran lahan di Sitimulyo, Piyungan.
Meski sudah berada di atas 700 titik meski kemarau belum berakhir, jumlah tersebut belum seberapa dibandingkan tahun 2015 dengan total 2.941 titik. Di tahun itu tercatat sebagai karhutla terparah di Indonesia.
"Tapi kemungkinan besar meningkat terus karena kemarau tahun ini diprediksi berakhir Oktober nanti," kata dia.
Dikatakannya, hotspot di Sumsel terus meningkat sejak Mei 2019 dengan jumlah 138 titik dari sebelumnya hanya 35 titik di April 2019. Pada Juni 2019 terjadi penurunan berjumlah 98 titik, dan kembali meningkat pada bulan berikutnya di angka 256 titik. Hingga tertanggal 13 Agustus 2019 sudah ada 232 titik.
"Semakin kering dan memasuki puncak kemarau, hotspot bertambah terus," kata dia.
Sementara luas lahan yang terbakar sepanjang tahun ini ada 572 hektar. Terbanyak berada di Ogan Ilir, Penukal Abab Lematang Ilir, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu, dan Musi Rawas.
"Sejauh ini belum ditemukan kabut asap di Sumsel," pungkasnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan semakin meluas. Selain Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir, api mulai bermunculan di Banyuasin.
Baca Selengkapnyaempat kota di Indonesia masuk dalam kota dengan suhu tertinggi atau terpanas di Asia Tenggara dalam periode Juni sampai Agustus 2024
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan penurunan curah hujan, potensi titik panas (hotspot) semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaPola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Tenggara - Barat Daya.
Baca SelengkapnyaBMKG mengungkap penyebab hampir semua wilayah di Indonesia dilanda suhu panas hari ini.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, 874 hektare lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil pemantauan BMKG di sejumlah daerah di Indonesia, suhu maksimum harian berkisar 35 sampai 36,7 derajat Celsius dari 2 sampai 3 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaHujan deras beberapa hari terakhir mengakibatkan lima kabupaten dan kota di Sumatera Selatan terendam banjir.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaPada hari ini, Gunung Semeru erupsi sebanyak 4 kali. Namun tidak terpantau visual letusan karena tertutup kabut.
Baca Selengkapnya