Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

IDI: Mohon Tidak Tambah Penularan Agar Tak Semakin Banyak Petugas Kesehatan Gugur

IDI: Mohon Tidak Tambah Penularan Agar Tak Semakin Banyak Petugas Kesehatan Gugur Pemerintah tetapkan harga swab test mandiri tertinggi Rp 900 ribu. ©Liputan6.com/Herman Zakharia

Merdeka.com - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng Mohammad Faqih memohon dan meminta masyarakat agar tidak memperberat situasi Pandemi Covid-19 di Tanah Air dengan tindakan tidak patuh protokol kesehatan yang berujung pada penambahan kasus baru.

"Dari hati kami petugas kesehatan yang paling dalam, mohon untuk kita bersama melakukan gerakan bersama perang semesta pada Covid-19," kata dia saat konferensi pers di Jakarta, seperti dilansir Antara, Minggu (15/11).

Dia mengingatkan, jika masyarakat tidak disiplin protokol kesehatan, maka jumlah tenaga kesehatan semakin hari akan terus berkurang. Karena gugur dalam bertugas.

Padahal saat ini peran tenaga kesehatan dibutuhkan sekali sebagai garda terakhir dalam melawan pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hingga delapan bulan terakhir.

"Mohon tidak menambah penularan yang lebih banyak, supaya tidak bertambah petugas kesehatan yang gugur lebih banyak lagi," ujarnya.

Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat agar kesadaran kolektif protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak diterapkan sekaligus dengan penuh kesadaran. Apabila hal itu tidak diterapkan masyarakat, maka upaya-upaya yang telah dilakukan selama delapan bulan terakhir bisa sia-sia.

"Penanganan Covid-19 dengan tiga T memang garda terdepannya rumah sakit. Namun, untuk mencegah penularan di masyarakat, garda terdepannya tetap pada masyarakat," katanya.

Wakil Ketua PB IDI Dr M. Adib Khumaidi menambahkan, hingga 10 November 2020 sebanyak 159 dokter meninggal karena terpapar Covid-19.

"Kemudian antara 10 November sampai kini ada dua hingga tiga dokter yang meninggal karena Covid-19," katanya.

Lonjakan angka positivity rate dipengaruhi kuat aktivitas masyarakat. Pada Mei 2020 terjadi lonjakan kasus 20 persen dan Agustus 10 persen. "Salah satu faktornya adalah berkaitan dengan mobilitas masyarakat," ujar Adib.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP