Imunisasi MR di Riau Tak Mencapai Target
Merdeka.com - Dinas Kesehatan Provinsi Riau mengakui program imunisasi Measles dan Rubella (MR) tergolong rendah dan tidak mencapai target. Sebab dari target 95 persen, baru mencapai 42 persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, rendahnya angka itu karena sebagian besar masyarakat masih menolak imunisasi tersebut.
Padahal, imunisasi MR sejak 1 Agustus ini seharusnya sudah berakhir pada 31 Oktober. Tetapi Kementerian Kesehatan memperpanjang waktu hingga akhir tahun 2018.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Bagaimana cara orang tua melanjutkan imunisasi anak yang terlambat? Orang tua tetap bisa melanjutkan imunisasi anak dengan langkah-langkah yang tepat sesuai panduan dokter. Dengan demikian, menjaga kesehatan anak tetap menjadi prioritas utama, dan imunisasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapainya.
-
Kenapa imunisasi terlambat bisa membuat anak lebih rentan terhadap penyakit? Anak yang tidak menjalani imunisasi sesuai jadwal mungkin tidak mendapatkan perlindungan yang optimal dari penyakit tertentu. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi, dan jika terinfeksi, durasi penyakit yang dialami bisa lebih lama dibandingkan dengan anak yang telah menyelesaikan vaksinasi.
-
Apa yang terjadi jika anak mengalami keterlambatan imunisasi lebih dari 6 bulan? Meskipun sudah cukup lama terlewat, Anda masih memiliki peluang untuk melakukan imunisasi susulan. Terdapat berbagai jenis vaksin yang aman diberikan, asalkan tidak melebihi batas usia tertentu, seperti sebelum bayi mencapai usia satu tahun.
"Sesuai dengan surat edaran Menkes, Imunisasi MR dilaksanakan hingga 31 Desember. Saat ini angka 42 persen, semoga sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 95 persen," kata Mimi kepada merdeka.com Minggu (11/11).
Polemik imunisasi MR yang sempat disebut-sebut belum dikategorikan halal itu merupakan salah satu penyebab dominan penolakannya.
Mimi menjelaskan, masyarakat belum semua mengetahui adanya fatwa MUI nomor 30 Tahun 2018 tentang vaksin MR yang menyebutkan vaksin tersebut boleh diberikan kepada anak usia 9 bulan hingga 15 tahun.
Bahkan beberapa waktu lalu, Ustaz Abdul Somad dalam suatu kesempatan menyampaikan, imunisasi MR baik untuk tubuh manusia, dan tidak dilarang karena berguna sebagai obat.
"Jika tidak memvaksin anak mereka, maka dikhawatirkan akan berdampak buruk untuk kesehatan anak akibat infeksi virus MR," jelas Mimi.
Meski penolakan masih terjadi, Diskes Riau terus berupaya untuk memberikan informasi bagaimana dampaknya apabila tidak diimunisasi anak-anak tersebut.
Diskes telah melakukan usaha agar imunisasi ini dapat menyasar 1.955.659 anak di Riau adalah dengan melakukan berbagai inovasi. Mulai dari melakukan sweeping ke sekolah dasar hingga mengadakan seminar mengenai bahayanya dampak virus MR ini.
"Kita akan melakukan kegiatan seperti di daerah kabupaten agar membuat terobosan. Bagaimana mensweeping anak yang berusia 9 bulan hingga 15 tahun agar bisa mau ikut imunisasi. Seperti di area car free day (CFD), serta mall kalau di kota," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaDokter anak menegaskan bahwa imunisasi polio tetap aman diberikan pada anak berkebutuhan khusus kecuali pada penderita masalah kesehatan tertentu.
Baca SelengkapnyaJika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.
Baca SelengkapnyaMelewatkan atau tidak memberi imunisasi pada anak bisa berdampak buruk pada kesehatannya.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaDiare hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian tertinggi pada bayi.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaKetahui jadwal pelaksanaan PIN Polio Tahap 2, di mana bisa memperolehnya, serta ditujukan pada siapa saja.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca Selengkapnya