Ingatkan sumpah pemuda, Kapolri tegaskan isu primordialisme sudah selesai sejak 1928

Merdeka.com - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengajak masyarakat agar menyegarkan (refresh) semangat Sumpah Pemuda yang diikrarkan pemuda bangsa pada 1928. Pentingnya mengingat kembali semangat tersebut untuk mencegah primordialisme yang bisa memicu konflik berbau SARA.
Dengan mengingat semangat Sumpah Pemuda, maka berbagai konflik SARA masa lalu seperti konflik Ambon dan Poso yang menjadi catatan buruk di Indonesia tak akan terulang kembali. Kapolri mengatakan, primordialisme atau paham kesukuan dan keagamaan tertentu harus dikurangi. Sumpah Pemuda bagi Kapolri merupakan kesepakatan pembentukan bangsa dalam prinsip egaliter.
"Ini harus direfresh kembali. Kok kita ribut-ribut lagi soal agama, ribut-ribut lagi soal kesukuan, ribut-ribut lagi soal keturunan Tionghoa dan sebagainya. Ini di tahun 1928 sudah selesai," jelasnya saat menjadi pembicara dalam acara Diklat Komunikator Politik Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (9/9).
Pada 1928 di sebuah gedung milik warga Tionghoa di kawasan Kramat Raya, sejumlah pemuda yang wakil dari berbagai daerah berkumpul untuk mengikrarkan Sumpah Pemuda. Para pemuda berasal dari Sumatera, Jawa, Ambon, dan perwakilan daerah lainnya. Dengan mengingat kembali semangat dalam Sumpah Pemuda, maka dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
"Pertanyaan dan analisis kritis saya bahwa peristiwa itu harus direfresh kembali," ujarnya. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya