Ingin jadi mediator kesehatan napi teroris, MER-C segera surati Wakapolri

Merdeka.com - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyatakan siap menjadi mediator kesehatan antara Polri dan narapidana terorisme pascakerusuhan di Rutan Cabang Salemba Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Hal ini disampaikan pendiri MER-C, Joserizal Jurnalis.
"Kalau diizinkan pihak Polri dan tahanan Mako kita akan jadi mediator kesehatan," ucapnya di Kantor Pusat MER-C, Jl Kramat Lontar No. J-157, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (10/5).
Menurut Jose, sapaan akrab Joserizal Jurnalis, upaya MER-C menjadi mediator kesehatan bisa mencegah bertambahnya korban kerusuhan. Dia memastikan, MER-C bersikap netral dan tidak memihak kepada siapa pun.
"Dari pihak MER-C mempropose awalnya adalah mediasi kesehatan jadi untuk merawat yang luka-luka kemudian coba menilai keadaan di dalam, apakah suplai air, suplai makanan, cukup buat para tahanan dan kalau dari pihak Polri sudah dievakuasi ada ke RS Polri," tutur dia.
Dalam waktu dekat, MER-C akan melayangkan surat ke pimpinan Polri. Dia berharap, Polri bisa menerima tawaran MER-C untuk menjadi mediator kedua pihak.
"Ke depan untuk langkah cepat buat surat ke Wakapolri bikin tim mediasi kesehatan, baru kita pikirkan langkah terbesar," ujarnya.
Kerusuhan antara narapidana terorisme dan petugas kepolisian pecah di Rutan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/5) malam. Lima anggota Polri dan satu narapidana terorisme tewas dalam kejadian tersebut.
Berdasarkan hasil autopsi, lima anggota Polri meninggal akibat luka benda tajam. Sementara satu narapidana terorisme ditembak karena melawan dan merebut senjata petugas.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, kerusuhan bermula dari urusan makanan. Tahanan kasus terorisme Wawan, marah besar ketika makanan yang dititip oleh keluarga tidak sampai ke tangannya. Wawan lalu mempengaruhi narapidana terorisme lainnya untuk membuat keributan. (mdk/rzk)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya