Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini alasan Risma ngotot bangun buffer zone di TPA Benowo

Ini alasan Risma ngotot bangun buffer zone di TPA Benowo Tri Rismaharini di KPK. ©2014 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Meski belum direstui DPRD Kota Surabaya, Jawa Timur, Wali Kota Tri Rismaharini ngotot ingin membangun buffer zone di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo. Risma mengaku telah mengajukan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD senilai sekitar Rp 200 miliar lebih ke DPRD Kota Surabaya.

Risma mengatakan, anggaran tersebut akan digunakan untuk pembebasan lahan milik warga, yang berada di sekitar TPA Benowo. Zona penyangga berupa hutan lindung yang dibutuhkan Pemkot Surabaya, sekitar 37 hektar.‎

"Tapi (PAK) ditolak DPR. Nanti saya akan jelaskan lagi ke DPR soal ini. Kita juga sudah menyiapkan desainnya. Ini akan menjadi tempat yang indah, tapi utamanya buffer zone. Tapi realisasinya belum mendapat persetujuan DPRD," aku Risma di Balai Kota Surabaya, Kamis sore (6/10).

Buffer zone dengan lebar sekitar 100 meter ini nantinya akan mengelilingi TPA Benowo yang memiliki luas sekitar 39 hektar. Buffer zone, berfungsi menyerap polusi bau (udara) dan menyerap gas metan yang berada di bawah timbunan sampah.

Dijelaskan Risma, timbunan sampah yang mengandung gas metan akan memunculkan rongga-rongga yang besar dan mendesak struktur tanah di bawahnya. Tanah menjadi padat dan meluber ke luar area TPA. Sehingga tanah-tanah di pemukiman penduduk akan naik ke atas.

"Jadi ini (buffer zone) berfungsi sebagai penyangga. Sampah yang tertimbun di bawah, itu mengandung gas metan. Kemudian gas ini mendesak tanah makin padat. Akhirnya tanah yang di bawah meluber mendesak tanah-tanah di pemukiman penduduk. Tanah warga makin naik," ungkap Risma.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP