Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Alquran kuno tulisan tangan Raja Buleleng VI tahun 1820

Ini Alquran kuno tulisan tangan Raja Buleleng VI tahun 1820 Alquran kuno tulisan tangan Raja Buleleng VI. ©2017 Merdeka.com/nu online

Merdeka.com - Jejak perkembangan Islam di Pulau Bali setidaknya bisa disaksikan dengan keberadaan masjid-masjid yang telah ratusan tahun berdiri. Salah satunya Masjid Agung Jami Singaraja, yang sejarah berdirinya tidak bisa dilepaskan dari campur tangan Raja Buleleng, penguasa saat itu.

Selain sebidang tanah yang dihadiahkan kepada umat Islam, Anak Agung Ngurah Ketut Jelantik Polong, Raja Buleleng VI ini juga memberikan bantuan material untuk pembangunan masjid. Kini yang tersisa adalah pintu gerbang masjid dan mimbar yang memiliki ukiran khas bali utara.

Menariknya lagi, Masjid yang berada di pusat kota Singaraja ini menyimpan Mushaf Alquran yang dipercaya sebagai tulisan tangan dari Gusti Ngurah Ketut Jelantik Celagi, salah seorang kerabat kerajaan Buleleng yang masuk Islam.

Ketua Tamir Masjid Agung Jami Singaraja, H Abdurrahman Alawi menceritakan bahwa mushaf yang tersimpan rapi ini merupakan tulisan tangan yang diperkirakan ditulis pada tahun 1820-an.

"Ini juga diperkuat dari beberapa pihak yang sudah meneliti mushaf kuno ini, dan mereka membenarkan setelah mengecek bahan kertas yang diduga didatangkan langsung dari eropa," jelasnya. Seperti dilansir nu online.

Tulisan dalam mushaf tersebut sangat rapi, dan nyaris sempurna dalam penulisannya. Ditambah dengan hiasan hiasan dibeberapa halaman utamanya yang khas budaya Bali.

Penulis mushaf langka ini dipercaya oleh masyarakat setempat secara turun temurun adalah Gusti Ngurah Ketut Jelantik Celagi, yang juga keturunan Pendiri Kerajaan Buleleng, Anak Agung Panji Sakti.

Dari cerita masyarakat Buleleng, masuknya keturunan raja tersebut menjadi Islam bermula dari perang saudara kerajaan Buleleng yang tak kunjung usai pada awal 1800an. Untuk menenangkan diri, entah kenapa ia memilih menyepi ke Masjid.

Oleh Imam Masjid Agung saat itu, Haji Muhammad Yusuf Soleh, Jelantik Celagi diterima dengan tangan terbuka dan perlahan diperkenalkan dengan agama Islam. Menurut kebiasaan, setiap murid yang belajar di Masjid Agung kala itu, harus menuliskan Alquran sebagai syarat kelulusan. Dan Mushaf yang ditulis oleh seorang muallaf itulah yang hingga kini tersimpan sebagai benda bersejarah.

"Sempat waktu itu ada petugas museum nasional dari Jakarta meminta mushaf ini untuk disimpan di museum, namun kami sebagai jamaah masjid agung tidak berkenan, biarkan kami yang merawat dan menjaganya," tegasnya.

Bagi pengunjung yang ingin mengetahui langsung, cukup datang pada saat sholat berjamaah lima waktu, terutama Dzuhur atau Ashar. Biasanya juru kunci akan memberikan izin untuk melihatnya jika ada permintaan dari jamaah usai salat berjamaah berlangsung.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Naskah Sunda Kuno Sanghyang Jati Maha Pitutur, Ajarkan tentang Sifat Ketuhanan
Mengenal Naskah Sunda Kuno Sanghyang Jati Maha Pitutur, Ajarkan tentang Sifat Ketuhanan

Saat ini, Naskah Sanghyang Jati Maha Pitutur disimpan di Perpustakaan Nasional RI, dengan nomor koleksi L 426 C Peti 16.

Baca Selengkapnya
Peneliti Temukan Teks Tersembunyi di Bawah Lapisan Emas Alquran Berusia 1.200 Tahun, Ini Maknanya
Peneliti Temukan Teks Tersembunyi di Bawah Lapisan Emas Alquran Berusia 1.200 Tahun, Ini Maknanya

Ini salah satu manuskrip Alquran paling terkenal, yang dikenal dengan nama Alquran Biru.

Baca Selengkapnya
Potret Wisata Batu Quran di Pandeglang yang Konon Keramat, Ada Ukiran Kaligrafi yang Dibuat Pakai Telunjuk Manusia
Potret Wisata Batu Quran di Pandeglang yang Konon Keramat, Ada Ukiran Kaligrafi yang Dibuat Pakai Telunjuk Manusia

Batu Quran merupakan situs bersejarah, berisi batu dengan lafaz yang dipercaya merupakan ukiran jari telunjuk dari Syekh Maulana Mansyuruddin.

Baca Selengkapnya
Potret Situs Batu Tulis Muruy di Pandeglang, Peninggalan Abad ke-18 dan Bermotif Tulisan Arab
Potret Situs Batu Tulis Muruy di Pandeglang, Peninggalan Abad ke-18 dan Bermotif Tulisan Arab

Motif kaligrafi tersebut kabarnya dibuat oleh keturunan kerajaan yang sempat mengungsi untuk menghindari kejaran Belanda.

Baca Selengkapnya
Cerita di Balik Al Quran Raksasa di Ponpes Al Hikmah Cilegon, Ditulis Menggunakan Tangan
Cerita di Balik Al Quran Raksasa di Ponpes Al Hikmah Cilegon, Ditulis Menggunakan Tangan

Kabarnya, seluruh mushaf di Al Quran tersebut ditulis tangan oleh ustaz pondok pesantren bernama Kiai Ahmad Basarudin Bin Ali Jaya di tahun 1990-an silam

Baca Selengkapnya
Gurindam Dua Belas, Karya Sastra Melayu Berisi Nasihat Keagamaan dari Pulau Penyengat
Gurindam Dua Belas, Karya Sastra Melayu Berisi Nasihat Keagamaan dari Pulau Penyengat

Karya sastra Raja Ali Haji ini menjadi salah satu warisan nasihat yang masih cukup relevan sampai sekarang.

Baca Selengkapnya
Manuskrip Kulit Mesir Kuno Berusia 4.000 Tahun Ditemukan Kembali, Ada Gambar Makhluk Gaib Tetapi Penulisnya Masih Misterius
Manuskrip Kulit Mesir Kuno Berusia 4.000 Tahun Ditemukan Kembali, Ada Gambar Makhluk Gaib Tetapi Penulisnya Masih Misterius

Manuskrip yang ditulis dalam lembaran kulit ini sempat hilang selama 70 tahun sebelum ditemukan kembali.

Baca Selengkapnya
Masjid Tua di Wonogiri Ini Menyimpan Al-Qur'an Berusia 500 Tahun, Ini Faktanya
Masjid Tua di Wonogiri Ini Menyimpan Al-Qur'an Berusia 500 Tahun, Ini Faktanya

Masjid tua itu konon merupakan peninggalan Ki Ageng Pandanaran

Baca Selengkapnya
Ngabuburit di Museum Bayt Al-Qur'an Jakarta, Ada Al-Qur'an Terkecil di Dunia
Ngabuburit di Museum Bayt Al-Qur'an Jakarta, Ada Al-Qur'an Terkecil di Dunia

Di Museum Bayt Al-Qur'an, terdapat berbagai salinan Al-Qur'an dari berbagai belahan dunia.

Baca Selengkapnya
Pesona Masjid Asasi Padang Panjang, Tak Luntur Meski Berumur Ratusan Tahun
Pesona Masjid Asasi Padang Panjang, Tak Luntur Meski Berumur Ratusan Tahun

Masjid ini dibangun diatas ukuran 13,1 m × 13,1 m yang terdiri dari 14 pintu jendela, 2 pintu besar, 8 tiang penyangga dan 1 tiang utama

Baca Selengkapnya
Kisah Bujangga Manik, Si Petualang dari Kerajaan Sunda Kuno yang Mencatat Perjalanannya Keliling Jawa
Kisah Bujangga Manik, Si Petualang dari Kerajaan Sunda Kuno yang Mencatat Perjalanannya Keliling Jawa

Bujangga Manik terus berpetualang dan mencatatnya di naskah daun palem yang sudah disiapkan.

Baca Selengkapnya
Mengulik Kitab Topah, Bukti Sejarah Perkembangan Agama Islam di Minangkabau
Mengulik Kitab Topah, Bukti Sejarah Perkembangan Agama Islam di Minangkabau

Rumah yang kini menjadi Cagar Budaya Kabupaten Agam itu dulunya dijaga oleh Syech Muhammad Saidi beserta keturunannya.

Baca Selengkapnya