Ini Jawaban Mengapa Gunung Anak Krakatau Aktif Erupsi
Merdeka.com - Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau semakin aktif pasca meletus pada 22 Desember 2018 yang menyebabkan gelombang tsunami Banten dan Lampung Selatan. Tsunami Selat Sunda itu menyebabkan banyak korban jiwa.
Saat ini aktivitas letusan masih berlangsung secara menerus, disertai aliran lava pijar dan awan panas. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan stasusnya untuk Gunung Anak Krakatau dari level waspada menjadi level siaga.
Berikut ini rekam jejak Gunung Anak Krakatau yang aktif erupsi:
-
Kapan Gunung Krakatau meletus? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Bagaimana Gunung Batutara meletus? Letusan tersebut berupa abu vulkanik yang dimuntahkan ke dalam laut maupun letusan asap yang terus terjadi.
-
Mengapa Semeru erupsi lagi? Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
-
Dimana erupsi Gunung Semeru terjadi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
Bagian dari Ring Of Fire
Indonesia berada di jalur gempa teraktif di dunia karena dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik dan berada di atas tiga tumbukan lempeng benua, yakni, Indo-Australia dari sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur. Kondisi geografis ini di satu sisi menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang rawan bencana letusan gunung api, gempa, dan tsunami.
Letusan Gunung Krakatau tahun 1883 membuktikan jika Indonesia bagian dari ring of fire. Letusan Krakatau menjadi letusan terdahsyat sepanjang sejarah. Letusan ini membuat dunia menjadi gelap gulita dan tsunami menerjang Selat Sunda yang menewaskan sekitar 36.000 jiwa.
Akibat letusan Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Seperti 'ibunya' Anak Krakatau menjadi sangat aktif, terbaru Gunung Anak Krakatau meletus pada 22 Desember yang menyebabkan tsunami di Selat Sunda.
Termasuk Gunung Berapi Strato Tipe A
Anak Krakatau masuk dalam gunung berapi. Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas permukaan. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava.
Sementara itu Gunung Anak Krakatau masuk dalam gunung berapi strato tipe A. Gunung tipe A sendiri tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
Terus Erupsi
Gunung Anak Krakatau terus mengalami erupsi, dalam situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, www.vsi.esdm.go.id beberapa kali terjadi letusan selama rentang waktu 2012-2013, dengan letusan terbesar terjadi pada tanggal 2 November 2012 dengan kolom asap kelabu mencapai tinggi 1000 meter, diikuti dengan letusan strombolian dan diakhiri dengan leleran lava yang mengalir ke arah tenggara dan baratdaya. Tahun 2016, letusan terjadi pada 20 Juni 2016. Letusan terakhir terjadi pada 19 Februari 2017, berupa letusan strombolian.
Pada 15-21 Desember 2018, terekam 604 kali gempa letusan/Erupsi dengan amplitudo 45 - 58 mm dan lama gempa 22 - 558 detik. 247 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 7 - 47 mm dan lama gempa 23 - 139 detik. 44 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 5 - 30 mm dan lama gempa 5 - 16 detik. 19 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 35 - 58 mm, S-P 1 - 2 detik dan lama gempa 12 - 25 detik. 66 kali gempa Harmonik dengan amplitudo 17 - 58 mm dan lama gempa 13 - 703 detik. Tremor Menerus dengan amplitudo 2 - 58 mm.
Pada 22 Desember secara visual, teramati letusan dengan tinggi asap berkisar 300 - 1500 meter di atas puncak kawah. Secara kegempaan, terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo overscale (58 mm). Pukul 21.03 WIB terjadi letusan, selang beberapa lama ada info tsunami. Pasca kejadian tsunami tersebut, aktivitas Anak Krakatau masih tetap tinggi. Teramati asap kawah utama berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 500 meter dari puncak dengan angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan barat daya. Pada 26 Desember dilaporkan hujan abu vulkanik di beberapa wilayah, yakni di Cilegon, Anyer dan Serang.
Terus Tumbuh
Gunung Anak Krakatau masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 0.5 meter (20 inci) per bulan. Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 6 meter (20 kaki) dan lebih lebar 12 meter (40 kaki).
Catatan lain menyebutkan penambahan tinggi sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitung, maka dalam waktu 25 tahun penambahan tinggi anak Krakatau mencapai 190 meter (7.500 inci atau 500 kaki) lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya. Penyebab tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini Gunung Anak Krakatau mempunyai elevasi tertinggi 338 meter dari muka laut (pengukuran September 2018).
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Anak Krakatau kini berada pada status level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan ilmuwan mengenai fenomena gunung meletus di akhir tahun.
Baca SelengkapnyaGunung Anak Krakatau melontarkan abu dengan tinggi kolom hingga 1.400 meter di atas puncak atau sekitar 1.557 meter di atas permukaan laut.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini Gunung Krakatau kembali erupsi pada Kamis (7/12) siang dengan tinggi kolom abu vulkanik 1.200 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca SelengkapnyaDemi alasan keamanan dan keselamatan warga otoritas terkait terpaksa memadamkan jaringan listrik di Tagulandang.
Baca SelengkapnyaKegempaan tanggal 7 Mei 2024 sampai pukul 06.00 WITA terekam sebanyak tujuh kali gempa tektonik jauh.
Baca SelengkapnyaBeberapa penyebab gunung meletus bisa diduga sebelumnya, namun ada juga yang tak terduga.
Baca SelengkapnyaWarga diminta waspada terhadap bencana susulan akibat letusan Semeru.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, kembal erupsi, Senin (12/2).
Baca SelengkapnyaData PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter atau 1 Km di atas puncak.
Baca Selengkapnya