Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini kronologi awal mula vaksin palsu bisa beredar luas

Ini kronologi awal mula vaksin palsu bisa beredar luas vaksin palsu untuk bayi. ©2016 Merdeka.com/ronald

Merdeka.com - Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek memaparkan bagaimana para tersangka membuat dan mendistribusikan vaksin palsu. Hal tersebut dia sampaikan dalam rapat dengar pendapat dengan komisi IX DPR.

‎Awalnya menurut Nila, ada kecurigaan karena adanya kelangkaan vaksin tertentu di pasar yang bukan merupakan vaksin program pemerintah. Kemudian ditemukan vaksin nonprogram pemerintah dengan harga murah.

‎Nila berujar, kemudian ditemukan 3 botol bekas dari Rumah Sakit Hermina di Bekasi, Rumah Sakit Betesda di Jogja, dan Rumah Sakit Harapan Bunda di Jakarta Timur. Dua rumah sakit awal tersebut didistribusikan melalui Sugiyanti sebagai pengumpul botol bekas.

‎"Dimulai diketemukan adanya pengumpulan dari botol bekas di 3 rumah sakit. Dikumpulkan saudara S, I dan E. Pengumpul botol bekas ini diberikan ke 4 produsen, kemudian ada yang membuat percetakan," kata Nila dalam RDP dengan komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7).

Sedangkan Rumah Sakit di Jakarta Timur diawali oleh Irna dan Enday sebagai pengumpul botol bekas. Di situ pula ada percetakan yang dikelola oleh Sutanto.

"Vaksin diperoleh dari pemerintah. Sedangkan rumah sakit atau swasta dapat memperoleh dari pemerintah, atau dapat melakukan pengadaan sendiri, membeli dari distributor resmi. Tapi ada vaksin yang berasal dari sumber tidak resmi, bisa asli atau palsu," ujarnya.

Sedangkan pembuat vaksin palsu ialah Nuriani, Syafrizal, Iin Sulastri, Rita Agustina, Hidayat, dan Agus Priyanto. Kemudian vaksin didistribusikan kepada Ryan pemilik Apotek Cahaya ‎Medika. Ada pula Farid melalui Apotek Ibnu Sina. Lalu Mirza, Pius, Sutarman melalui Apotek Ciledug dan Rawa Bening Jati Negara. Selain itu distributor lain ialah Thamrin melalui toko obat CV Azka Medical.

Selain Nila, dalam RDP ini hadir juga ‎Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto. Kemudian ada perwakilan BPOM, PT Bio Farma, IDAI, dan Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu. (mdk/eko)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP