Jawa Timur akan memasuki siaga darurat bencana di musim hujan
Merdeka.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur segera menetapkan siaga darurat bencana. Hal ini dikarenakan, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas curah hujan di bulan Oktober ini mencapai 100 hingga 400 milimeter.
"Di bulan Oktober ini, kan sudah memasuki musim hujan. Makanya hari ini gelar Rakor siaga darurat banjir, longsor dan angin puting beliung bersama 35 BPBD kabupaten/kota se-Jatim," kata Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Sudarmawan, Jumat (7/10).
Disebutkan Sudarmawan, rapat koordinasi tersebut, sebagai dasar pengajuan penetapan siaga darurat bencana level provinsi kepada Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.
-
Apa dampak cuaca ekstrem di Jateng? Dampak Cuaca Ekstrem Terjang Jateng, Sebabkan Longsor hingga Angin Kencang di Beberapa Tempat Cuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
-
Kapan cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Apa saja potensi dampak cuaca ekstrem di Jakarta? Masyarakat pun dihimbau untuk mewaspadai dampak dari cuaca ekstrem tersebut, di antaranya banjir dan angin kencang.
-
Kapan cuaca ekstrem berpotensi melanda Jakarta? BPBD DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa dampak kemarau di Jateng? Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
-
Apa dampak musim kemarau di Jateng? Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
Nah, lanjut dia, jika dilihat dari prediksi BMKG, di bulan Oktober ini intensitas curah hujan mencapai 100-400 millimeter. "Sedangkan di bulan November, mencapai 150-500 millimeter. Makanya dalam waktu dekat ini, kita akan menetapkan Jatim siaga darurat bencana," ucapnya.
Untuk langkah antisipasi, BPBD Jawa Timur berkonsolidasi dengan kabupaten/kota. Pihak BPBD, ingin memeriksa kesiapan daerah mengenai peralatan dan logistik. "Hingga saat ini yang sudah kita tetapkan siaga darurat bencana adalah Bondowoso, Pamekasan, Sampang dan Kabupaten Blitar," ungkapnya lagi.
Sementara 34 daerah sisanya, saat ini sudah mengajukan status siaga darurat bencana ke pemerintah setempat. "Sedangkan daerah yang belum memiliki BPBD, adalah Kota Blitar, Kota Mojokerto dan Surabaya. Tapi infonya Surabaya masih proses," katanya.
Untuk anggaran antisipasi bencana sendiri, dikatakan Sudarmawan, pihaknya masih melakukan penghitungan, sekaligus mengevaluasi buffer stock logistik dan peralatan di daerah. "Kita lihat, apa masih cukup atau kurang. Kalau kurang akan kita tambah. Untuk masalah anggaran, ini masih dihitung."
"Yang terpenting, posko yang sudah ada akan diefektifkan dan mengupdate rencana kontijensi bencana, terkait kesiapan sumber daya manusia dan peralatan. Dana bencana bersumber dari sharing APBD kabupaten, APBD provinsi dan APBN (BNPB)," tekan Sudarmawan. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ancaman cuaca ekstrem ini diprediksi terjadi hingga 18 Maret 2024 mendatang
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.
Baca Selengkapnya10 kecamatan tersebut tersebar di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah dan kementerian serta lembaga terkait diminta mengantisipasi serta mengedukasi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPj Gubernur mengimbau warga selalu waspada mengingat cuaca hujan masih akan terjadi beberapa saat ke depan.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki fenomena La Nina pada September 2024.
Baca SelengkapnyaBMKG menetapkan 12 daerah berstatus siaga hingga waspada cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca Selengkapnya14 daerah tersebut berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai dengan petir serta angin kencang.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi selama periode 31 Desember 2023 hinggga 2 Januari 2024, hujan sedang hingga lebat berpotensi melanda sejumlah wilayah.
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah bekerja sama dengan BPBD sedang menyiapkan beberapa solusi, termasuk distribusi air bersih
Baca SelengkapnyaPenyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca Selengkapnya