Jejak dapur di Gua Pawon
Merdeka.com - Kawasan karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat, selalu menjadi perhatian peneliti. Sebab, kegiatan penambangan pasir di sekitar kawasan itu semakin luas dan mengkhawatirkan.
Merdeka.com masih sempat berkesempatan menjelajah ke salah satu situs purbakala di sana, Gua Pawon. Sebab, konon di tempat ini pernah hidup orang purba, yang kabarnya menjadi cikal-bakal masyarakat dan peradaban Sunda.
Buat mencapai lokasi kini tidak terlalu sulit. Papan nama dan gapura besar sebagai penanda terpampang di depan jalan masuk. Lokasinya di pinggir Jalan Raya Cipatat.Jalan itu pun sudah lapis beton hingga kawasan Gua Pawon. Meski jalurnya turun naik, kita tak perlu khawatir. Hanya saja mesti waspada dengan jurang dan jalan yang sempit.
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia purba? Pada 1911, penambang yang mencari bahan baku pupuk menginjak benda aneh di sebuah gua yang dekat dengan Lovelock, Nevada.
-
Apa makna dari penemuan kerangka? Menurut INAH, penemuan terbaru ini memberikan pemahaman baru tentang hubungan antara anak-anak, pengorbanan manusia, dan dewa perang Huitzilopochtli.
-
Di mana kerangka manusia prasejarah ditemukan? Belasan kerangka itu ditemukan di gua-gua di Lembah Nenggiri yang terpencil sekitar 215 kilometer di utara Kuala Lumpur.
-
Dimana kerangka manusia purba ditemukan? Kerangka ini ditemukan di Gua Lovelock, Nevada, Amerika Serikat.
-
Di mana kerangka manusia itu ditemukan? Hal itu dibenarkan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi. Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Dimana penemuan perkakas manusia purba ini? Penemuan ini merupakan contoh tertua dari jenis perekat di Eropa dan menjadi bukti kecerdasan Neanderthal.
Tiba di sana, kita harus membayar uang masuk Rp 5500 per orang, dan tarif kendaraan. Setelah membubuhkan data diri dan tanda tangan, kami melangkah memasuki gua, ditemani seorang pemandi, Kang Hendi.Menurut Hendi dan dari paparan literatur, Gua Pawon tadinya berada di bawah permukaan laut. Seiring dengan pergerakan lapisan bumi memakan waktu ratusan juta tahun, perlahan naik.
Karakter dari karst adalah wilayahnya mempunyai banyak lubang. Menurut Kang Hendi, itulah sebabnya ada manusia tinggal di tempat itu di masa lalu.
"Menurut hasil penelitian, kemungkinan manusia yang hidup saat itu dari masa mesolitikum, preneolitik, dan neolitik," kata Kang Hendi.
Menurut Kang Hendi, penelitian dan penggalian di Gua Pawon dilakukan dalam dua tahap. Yakni pertama pada 2003, dan terakhir pada 2013. Sampai saat ini, lokasi penggalian bisa dilihat. Hanya saja dibatasi oleh sebuah pagar dirantai dan digembok. Kegiatan ekskavasi digelar karena awalnya para peneliti geologi menemukan batuan mirip dengan perangkat manusia purba."Dinamakan Gua Pawon karena waktu penggalian banyak ditemukan sisa makanan dan bagian dapur di dalam gua. Kalau bahasa Sunda-nya, dapur itu Pawon," ujar Kang Hendi.
Kendati begitu, kerangka manusia purba itu kini disimpan. Penemuan itu terbagi dalam beberapa tahap. Yakni serpihan tulang manusia berusia 600 tahun di kedalaman tanah 80 sentimeter. Kemudian, potongan tulang manusia berusia 7.300 tahun pada kedalaman tanah 120 centimeter, dan kerangka manusia Goa Pawon utuh berusia 9.500 tahun pada kedalaman 143 centimeter. Jasad itu yang kini dibuatkan replika dan disimpan di Gua Pawon.
Kang Hendi menyatakan, di dalam area gua pawon juga terdapat beberapa gua lain. Yaitu Gua Ketuk, Gua Peteng (peteng artinya samar-samar), dan Gua Barong. Hanya saja lokasinya sulit dicapai.
Gua Pawon pun mempunyai tiga jendela di bagian atas. Saat kita masuk pertama kali, akan disambut dengan populasi kelelawar yang menghuni gedung. Semerbak bau kotoran kelelawar pun menyeruak ke hidung. Namun saat ini, nampaknya tempat itu rutin dibersihkan supaya tidak terlalu mengganggu turis. Menurut Kang Hendi, di dekat Gua Pawon dahulu terdapat sebuah danau.Menurut penelitian, orang purba saat itu tidak hidup menetap di Gua Pawon. Hanya saja, lanjut Kang Hendi, di lokasi penggalian juga ditemukan sisa taring binatang sudah dilubangi, tulang belulang hewan, dan sampah dapur lainnya.
Bagi yang ingin menjelajah gua itu, Kang Hendi menyarankan dilakukan pada pagi hari. Sebab, saat matahari mulai terbit, sinarnya akan menembus liang-liang di gua dan terlihat indah.
Gua pawon juga kerap dijadikan lokasi berlatih panjat tebing. Hal itu terbukti dengan beberapa pasak cincin terpasang di dindingnya. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konon, dulu di gua ini ditemukan banyak peralatan dapur
Baca SelengkapnyaPenelitian yang dilakukan pada 2008 lalu berhasil menemukan adanya aktivitas kehidupan manusia di tempat ini.
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan 'Gua Surga' Berisi Tulang Mammoth, Singa Prasejarah, dan Jejak Spesies Manusia
Baca SelengkapnyaDi sebuah lembah di utara Kuala Lumpur, arkeolog menemukan kerangka manusia prasejarah di gua-gua terpencil.
Baca SelengkapnyaArtefak itu ditemukan saat penggalian di Raja Ampat.
Baca SelengkapnyaJasad pendeta yang ditemukan dalam makam kuno ini dikubur dengan posisi yang aneh.
Baca SelengkapnyaTemuan tiga kerangka manusia di area situs Kumitir, kompleks istana Majapahit, menyedot perhatian para peneliti.
Baca SelengkapnyaArkeolog menemukan batu prasasti berbentuk manusia berusia 3.000 tahun di situs kuno pemakaman Las Capellanías di Cañaveral de León, Huelva, Spanyol.
Baca SelengkapnyaPeneliti melakukan analisis mikroskopis terhadap kotoran dari gua untuk memahami perubahan lingkungan masa lalu.
Baca SelengkapnyaTeks medis kuno juga memberikan gambaran tentang bagaimana orang-orang purba memahami cedera dan luka.
Baca SelengkapnyaSedang Jalan-Jalan di Pantai, Ayah dan Anak Temukan Tulang Manusia Purba
Baca Selengkapnya