Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jelang Purna Tugas, Laode Ceritakan KPK Mengubah Kehidupannya

Jelang Purna Tugas, Laode Ceritakan KPK Mengubah Kehidupannya Kampanye Antikorupsi di MRT. ©2019 Merdeka.com/Ahmad Sujana/Magang

Merdeka.com - Jabatan lima pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkecuali Alexander Marwatta, tinggal dua bulan. Desember, pimpinan KPK baru yang diketuai Firli Bahuri bakal melanjutkan tongkat estafet pemberantasan korupsi.

Empat tahun, sejak 2015, bergelut dengan komisi rasuah nyatanya mengubah kehidupan Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif. Bak seorang idola Korea Selatan, pria asal Lemoambo, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara itu kerap kali mencari akal bagaimana ke tempat publik tanpa dikenal masyarakat.

Ia bercerita, satu waktu akan bertolak ke Yogyakarta dan mengharuskannya menumpangi pesawat. Agar tak dikenali banyak orang, ia bahkan mengenakan masker dan topi saat menunggu waktu masuk pesawat.

Tiba waktunya, seluruh penumpang masuk ke kabin pesawat. Pesawat yang ia tumpangi adalah Garuda Indonesia.

Saat sudah duduk, Laode mencopot topinya dan masker. Sementara itu, dua orang di sampingnya sedang membaca koran. Beritanya berkaitan dengan KPK. Kebetulan, wajah yang terpampang adalah Laode.

"Ketika saya duduk, tetangga kursi saya lagi baca, (terpampang dalam koran) muka saya gede banget. Jadi duh gimana ini. Kalau di Garuda itu kan depannya suka ada koran. Lagi baca suami istri itu sadar ada saya. Waduh saya jadi enggak enak," ujar Laode di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (25/10).

Dengan berceletuk, pria yang pernah menempuh S2 Studi Hukum Lingkungan di Queensland University of Technology, Brisbane, itu menyadari rasanya menjadi seorang pelaku korup dan penjahat. Susah bergerak atau khawatir saat bepergian.

"Saya bisa yakin sekarang bagaimana seorang penjahat," ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengaku ritme kerjanya juga berubah jika dibandingkan dengan karir sebelumnya. Ia diketahui pernah menjadi anggota Komite Lingkungan hidup IUCN. Lantaran lebih banyak berkecimpung di bidang lingkungan, ia menyadari hal tersebut kurang 'seksi' untuk diberitakan media.

Agar penelitian ataupun kinerjanya terpublikasi, Laode mencari-cari wartawan. Ritme itu kemudian berbalik 180 derajat saat menjabat sebagai Wakil Ketua KPK.

Sebagai punggawa anti rasuah, ia bahkan mengaku kerap kali menghindari wartawan karena prinsip kehati-hatian. Terlebih menurutnya, kasus yang ada di KPK menjadi sorotan masyarakat luas.

"Dulu waktu di tempat lama susah banget kita bikin konpers kita cari orang cari wartawan supaya apa yang kami sampaikan itu diliput. Jadi kalau masuk di salam satu halaman meski bukan bagian depan sudah alhamdulillah atau selintas di TV wah kerjaan kita tersampaikan dengan baik. Setelah di KPK bagaimana menghindari wartawan ini," ujarnya sembari tertawa.

Di akhir cerita, ia tidak mengatakan secara detil karir apa yang akan ia jalani setelah purna tugas dari KPK. Yang jelas, ia memastikan akan tetap konsentrasi terhadap lingkungan.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP