Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
"Patut kita syukuri alhamdulillah di tengah krisis dunia yang bertubi-tubi, ketidakpastian ekonomi yang sulit dikalkulasi, perekonomian kita cukup kokoh dan kalau di G20 masuk 3 besar ekonomi yang kondisi growth dan pertumbuhan ekonominya baik," ucap Jokowi.
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2024 di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta.
Dalam pidatonya, Jokowi menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia, termasuk ketidakpastian ekonomi global, konflik geopolitik, dan dampaknya terhadap ekonomi nasional.
"Kita tahu ketidakpastian ekonomi masih belum jelas, masih belum pasti. Geopolitik dunia juga sulit dihitung, sulit dikalkulasi. Lanskap ekonomi, lanskap politik dunia juga sulit dikalkulasi, sulit dihitung. Kita tahu konflik di Ukraina belum selesai, datang konflik Gaza, ada tambahan Yaman sehingga menyebabkan inflasi pangan melanda dunia," ujar Jokowi di Mabes TNI, Rabu (28/2).
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, yang saat ini memiliki probabilitas resesi yang rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.
Jokowi pun meminta semua pihak, termasuk jajaran TNI-Polri untuk waspada dalam menghadapi kompetisi global yang makin kompleks.
"Patut kita syukuri alhamdulillah di tengah krisis dunia yang bertubi-tubi, ketidakpastian ekonomi yang sulit dikalkulasi, perekonomian kita cukup kokoh dan kalau di G20 masuk 3 besar ekonomi yang kondisi growth dan pertumbuhan ekonominya baik,"
ucapnya.
merdeka.com
"Kita tahu ekonomi kita di tahun 2023 tumbuh 5,05 persen, inflasi terkendali di angka 2,57 persen, kemiskinan turun di angka 9,36 persen, pengangguran turun di angka 5,32 persen, dan GINI rasio (ketimpangan) juga turun di angka 0,388," jelasnya.
Mengenai isu pertahanan dan keamanan, Jokowi menyoroti perlunya TNI dan Polri untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi, termasuk perang siber dan penggunaan drone.
Kepala Negara juga mengingatkan tentang pentingnya memperkuat profesionalisme, pelayanan terhadap masyarakat, dan sinergi antarkesatuan.
"Penguasaan iptek jelas akan makin dibutuhkan. TNI-Polri harus menjadi pembelajar yang aktif, pembelajar yang adaptif. TNI-Polri juga harus mampu melakukan deteksi dini, mengambil langkah antisipasi, memperkuat profesionalisme dan pelayanan terhadap masyarakat, memperkuat nilai-nilai TNI Prima, Polri yang Presisi, serta kemanunggalan dengan rakyat," ungkapnya.
Jokowi Klaim RI Masih Jauh dari Jurang Resesi
Jokowi mengatakan sejumlah negara maju seperti Inggris dan Jepang saat ini sudah masuk ke jurang resesi. Namun, dia memastikan ekonomi Indonesia saat ini masih aman.
Dia menyampaikan angka probabilitas resesi masih di angka 1,5 persen. Angka ini sangat jauh dibandingkan negara-negara lain yang sudah masuk ke jurang resesi.
"Sudah banyak negara yang masuk dalam jurang resesi. Terakhir kita tahu Inggris sudah masuk ke resesi, Jepang sudah masuk ke resesi dan probabilitas resesi sudah melanda negara-negara besar," kata Jokowi.
Dia mencontohkan probabilitas Jerman yang berada di angka 72 persen, dan berpotensi besar masuk ke jurang resesi. Kemudian, Uni Eropa yang di angka 60 persen dan Amerika 40 persen.
"Kita patut kita syukuri, probabilitas Indonesia masih di angka satu setengah persen. Ini yang harus kita jaga," ujarnya.