Kades sebut 3 orang yang ditangkap Densus 88 di Gorontalo adalah transmigran
Merdeka.com - Kepala Desa Ayumolingo, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Alimin Memeo, mengatakan tiga orang yang ditangkap oleh Densus 88 pada Senin (25/6) adalah transmigran.
"Yang saya ketahui mengenai penangkapan tiga orang warga kemarin, awalnya saya mendapat informasi dari masyarakat jika ada kejadian pembacokan di wilayah transmigrasi kompleks 10 oleh warga transmigran yang berasal dari Banten," ujarnya.
Setelah mengetahui hal itu, Alimin mengaku menghubungi Sekretaris Desa dan Kepala Dusun setempat untuk memantau kondisi di lapangan, namun saat ke lokasi kejadian sudah ada anggota Densus 88, ujarnya seperti dikutip Antara, Rabu (27/6).
-
Siapa yang ditangkap Densus 88? Aswin mengatakan, Densus 88 Antiteror akan menggali lebih jauh keterangan dari para pelaku, termasuk mencari barang-barang lain yang berhubungan dengan aksi teror.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Siapa yang ditangkap sebagai buronan? Jajaran Direktorat Reserse Umum Kepolisian Daerah Jambi menangkap satu orang buron atau daftar pencarian orang (DPO) pelaku perusakan kantor gubernur beberapa waktu lalu.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
"Tapi kami belum mengetahui kronologinya seperti apa, karena dilarang untuk ke lokasi," kata dia lagi.
Penangkapan oleh tim Densus 88 terhadap tiga orang tersebut menurutnya berawal dari adanya pembacokan.
"Inisial mereka yaitu S, HS dan EW. Mereka adalah warga transmigran dari Tangerang Selatan, Banten yang telah berada di wilayah ini sejak Januari 2016," ucapnya.
Menurut pengamatannya, tiga warga tersebut beraktivitas seperti warga lain, namun menurut masyarakat sekitar mereka tidak pernah salat Jumat bersama dan lebaran bersama masyarakat.
Kades mengatakan selama berada di desa itu, tiga orang yang ditangkap oleh Densus 88 tersebut tidak cocok dengan masyarakat sekitar karena beberapa kegiatan yang selalu tertutup.
Sementara itu, salah seorang warga sekitar yang melihat penangkapan tersebut, Sumarno mengatakan Densus 88 membawa sejumlah barang dari rumah yang digeledah dan dibungkus menggunakan kardus.
"Yang jelas salah satunya ada golok dan selainnya dimasukkan kardus, dalam penangkapan itu tiga orang berada dalam satu rumah," ucapnya.
Ia mengatakan saat proses penangkapan ada sedikit perlawanan dari EW yang menolak saat rumah akan digeledah, dan saat itu juga petugas yang lainnya datang dan memegang para terduga lalu ditiarapkan dan diborgol.
"Untuk S sendiri ia bekerja sebagai kuli dan telah enam bulan bergabung dengan yang lain. Selama ini juga S tidak berkomunikasi dengan tetangga," ungkapnya.
Sumarno menjelaskan, pada sekitar pukul 07.30 pagi, terjadi pembacokan yang dilakukan oleh EW kepada salah seorang warga sekitar karena masalah bambu dan satu jam kemudian Densus 88 datang dan melakukan penangkapan.
Sebelumnya, pada Senin (25/6) kemarin, Kapolda Gorontalo, Brigjen Pol Rachmad Fudail mengatakan tiga orang tersebut diduga teroris dan masih dilakukan pendalaman.
Dia mengungkapkan saat ini pihaknya masih mendalami sejauh mana keterlibatan mereka dengan aksi terorisme.
"Nanti kita menyampaikan hasilnya seperti apa kepada masyarakat. Kita memiliki Densus 88 dan satuan lainnya, jika ada yang terindikasi demikian Polri sudah melakukan langkah-langkah antisipasi," jelasnya.
Kapolda menjelaskan, Gorontalo harus selalu siap dalam mengantisipasi dan waspada akan terorisme.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di Kota Palu, dikabarkan Densus 88 Antiteror mengamankan tiga orang terduga teroris.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, mengatakan ada tiga orang penghuni rumah yang diamankan dan diperiksa karena dugaan terorisme
Baca SelengkapnyaGawai, busur panah dan anak panah disita Densus dari sebuah rumah di Sukoharjo
Baca SelengkapnyaKetujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaTiga pria diamankan dalam sebuah rumah kontrakan di Kota Batu
Baca SelengkapnyaWNA itu berperan sebagai nakhoda kapal dari Bangladesh ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga teroris ditangkap secara terpisah di tiga kabupaten kota.
Baca SelengkapnyaTiga terduga teroris yang ditangkap Densus 88 menempati rumah di Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kota Batu selama 1,5 tahun.
Baca SelengkapnyaDelapan orang narapidana kasus terorisme dipindahkan dari Rutan Cikeas Jawa Barat ke tiga lapas yang tersebar di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaDua orang lainnya melarikan diri dan kini ditetapkan sebagai buronan alias DPO.
Baca SelengkapnyaPenangkapan terduga teroris dilakukan pada hari Rabu (2/8) di rumahnya.
Baca SelengkapnyaAWS berperan sebagai pemilik penampungan dan juga penyalur pekerja migran Indonesia secara ilegal atau non prosedural.
Baca Selengkapnya