Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemendikbud Sosialisasikan Lima Peraturan soal Program Kampus Merdeka

Kemendikbud Sosialisasikan Lima Peraturan soal Program Kampus Merdeka Ilustrasi anak kuliah. ©Shutterstock/l i g h t p o e t

Merdeka.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan menyosialisasikan lima Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) sebagai payung hukum dari implementasi Kampus Merdeka.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam, mengatakan bahwa kebijakan Kampus Merdeka yang telah diluncurkan oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, menjadi dasar perguruan tinggi dalam menjalankan program dan kegiatannya.

Nizam menyebut, ada empat kebijakan penting dalam Kampus Merdeka yaitu Pembukaan Program Studi Baru, Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Badan Hukum dan Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi yang setiap kebijakannya memiliki payung hukum masing-masing.

"Kebijakan Pembukaan Program Studi Baru diatur dalam Permendikbud Nomor 5 dan 7, Kebijakan Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi diatur dalam Permendikbud Nomor 5, Perguruan Tinggi Badan Hukum pada Permendikbud Nomor 4 dan 6 serta Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi dipayungi Permendikbud Nomor 3," jelas Nizam melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (8/2).

Lima Peraturan Mendikbud (Permendikbud) sebagai landasan penerapan Kampus Merdeka, yakni Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Permendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum, Permendikbud Nomor 5 tahun 2020 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi.

Kemudian, Permendikbud Nomor 6 tahun 2020 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri dan Permendikbud Nomor 7 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian, Perubahan dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.

Nizam mengatakan, pihaknya memahami bahwa perguruan tinggi di Indonesia dengan jumlah lebih dari 4.500 kampus memiliki karakteristik berbeda dan juga memiliki tingkat kesiapan yang berbeda dalam menerapkan kebijakan Kampus Merdeka. Oleh karena itu, kebijakan Kampus Merdeka tidak akan bersifat paksaan. Karena ditakutkan akhirnya hanya akan menjadi formalitas belaka.

Pihaknya juga akan menyiapkan rambu-rambu petunjuk teknis pelaksanaan kebijakan Kampus Merdeka, untuk kemudian setiap kampus dapat mempelajarinya dan menyesuaikannya dengan kondisi kampus masing-masing.

"Inovasi dan kreativitas pengelola perguruan tinggi menjadi penting dalam penerapan kebijakan Kampus Merdeka ini. Pertukaran mahasiswa yang biasanya sering dilakukan dengan kampus di luar negeri, saat ini juga didorong juga dilakukan antar perguruan tinggi dalam negeri. Pertukaran Mahasiswa UI dengan mahasiswa UNIPA misalkan, hal ini juga dapat meningkatkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme," tutur Nizam.

Ia pun mengakui bahwa dalam implementasi kebijakan Kampus Merdeka membutuhkan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak mulai dari civitas akademika, kementerian lain hingga dunia industri. Oleh karena, dia menjabarkan kerja sama penerapan program Kampus Merdeka akan segera dijalin dengan Kementerian Pembangunan Desa dan Transmigrasi (PDT) dengan tema Kampus Merdeka untuk Desa.

"Mahasiswa yang melakukan pengabdian kepada masyarakat ataupun mengajar di daerah terpencil akan dihitung ke dalam sks perkuliahan. Mahasiswa akan diminta partisipasinya dalam membangun desa dan mengawal implementasi Dana Desa", ungkapnya.

Dalam kerja sama dengan dunia industri juga, Nizam mengatakan akan semakin ditingkatkan agar 'link and match' antara perguruan tinggi dengan dunia industri akan semakin baik. Dengan kebijakan baru, mahasiswa memiliki kesempatan untuk magang di dunia industri dengan jangka waktu lebih lama, maksimal tiga semester.

Bukan hanya itu, Nizam menyebut kebijakan ini akan saling menguntungkan antara perguruan tinggi dan dunia industri. Mengingat pihaknya akan memperhatikan perlindungan terhadap mahasiswa magang supaya mendapatkan hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan yang berlaku.

"Dengan durasi magang lebih lama, mahasiswa dapat memperoleh kompetensi lebih baik di perusahaan. Dunia industri juga mendapatkan manfaat lebih, karena mahasiswa magang akan mendapatkan waktu cukup untuk memahami suatu pekerjaan. Mahasiswa magang dengan kompetensi baik, tentu akan menjadi kandidat pertama ketika perusahaan tersebut melakukan rekrutmen pegawai," jelas Nizam.

Reporter: Yopi Makdori

Sumber: Liputan6.com

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP